Ini sudah jam lima subuh, dan Dhavi belum juga datang. Padahal, Dhavi janji datang jam lima, karena mereka menuju taman yang agak jauh, paling tidak sampainya jam setengah enam atau jam enam.
Dilla menelfon Dhavi, sudah kesepuluh kalinya, belum juga dijawab.
"Kemana, sih?!" Serunya.
Dilla menelfon Dhavi lagi.
"Ha?" Suara khas orang bangun tidur, serak.
"Lo dimana?"
"Kasur, ngantuk banget da," jawabnya sambil menguap.
"LO BILANG MAU JOGGING?! KATANYA JAM LIMA UDAH DIDEPAN RUMAH?! MANE?! KAGA ADA, MALAH BARU BANGUN!"
"Ehh, iya ini, bentar otw," jawab Dhavi lansung mematikan telfonnya.
"Rese banget dah jadi orang," sungut Dilla.
❤️❤️❤️❤️❤️
"Ah elah, jangan ngambek bu."
Dilla membuang pandangannya, tak perduli dengan ucapan Dhavi.
"Gue lupa pasang alarm tadi malam, terus gue--"
"Lo main ps tadi, malam?" Tanya Dilla memotong ucapan Dhavi.
Dhavi nyengir, "kanjeng ratu, tau aja, hehehe."
"Sampe jam?"
"Setengah tiga subuh," jawab Dhavi nyengir tak berdosa.
"Itu namanya, bukan lupa pasang alarm. Lo lupa kalau, ada janji sama gue hari ini, yakan?"
"Ihh, enggak kok, Yang," ucap Dhavi mengelak.
"Yang-yang palalu peyang," sungut Dilla, "pokoknya gue ngambek."
"Ih, jangan dong."
"Bodo."
"Habis jogging, kita makan deh, ya?"
"Kita mau ngebakar lemak, malah makan," ucap Dilla makin kesal, "ngga ada!"
Dhavi menghela nafasnya, "jadi gimana dong?"
"Bodo, lo pikir aja sendiri."
"Kanjeng ratu lagi, PMS, ya?"
"Iya! Emang kenapa?!"
Dhavi mengelus dadanya, sabar Dhav, sabar. Untung sayang, kalau ngga, gue buang juga ini manusia.
"Pantesan."
"Pantesan apa?!"
"Kanjeng ratu, princessnya gue, sayangnya gue, calon pacarnya gue, jangan marah-marah dong, pangeran bingung nih mau ngapain."
Dilla membuang mukanya, moodnya memang sudah kacau dari tadi pagi. Ditambah lagi, Dhavi telat menjemputnya, selesai sudah.
"Yang."
Dilla diam, tak mau menoleh.
Ceklek
Itu suara kamera Dhavi, ia memfoto Dilla menatap kearah jendela, dan memasukannya ke Instagram miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Favorite Prince
Teen FictionDhavi Drew Zega, kapten Team basket, pintar, dan berparas tampan, mempunyai teka-teki tentang sahabat di masalalunya, dan tentang perasaannya. Di pertemukan di koridor sekolah, dengan ketidak sengajaan di pertemukan lagi di kelas, dan duduk sebangku...