23{basketball tournament}

11.2K 815 29
                                    

"Ayo Dhav! Aku yakin kamu bisaa!" Pekik Cyntia dipinggir lapangan.

Dilla yang tak jauh dari Cyntia, mendelik kesal, belum juga mulai, baru pemanasan, alay.

"Gue perhatiin, lo makin hari, makin deket ye sama Dhavi."

Dilla menoleh pada Wina dan Dina disampingnya, "biasa aja kok."

"Ah, kata Wina, lo udah jarang kelai lagi."

"Dia sahabat kecil gue," aku Dilla akhirnya, "Pi, gue."

Dina dan Wina melotot, "bukannya Dhovi?!" Seru Wina.

"Panjang ceritanya, yang pasti, Dhavi adalah Pi, gue."

"Berarti, dia orang yang lo sayang selama ini?" Tanya Dina polos.

Dilla hanya diam, lalu mengalihkan pandangannya pada pertandingan yang ternyata baru saja dimulai itu.

Waktunya jumpball, Dhavi yang akan melakukannya. Dan ternyata, lawannya adalah Dimas, mantan Dilla.

Quarter pertama, Dhavi sudah bisa meshoot bola itu, dan point unggul adalah di sekolah Dhavi, 15-10.

Quarter kedua, sekolah Dimas, lebih unggul, 20-26.

Quarter ketiga, sekolah Dimas masih unggul, 28-36.

Dan ini saatnya quarter terakhir, quarter keempat.

Dhavi meshoot bola lagi, lalu ia menatap Dilla, "shoot itu buat lo!" Teriaknya.

Dhavi meshoot bola lagi, lalu ia menatap Dilla, "shoot itu buat lo!" Teriaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sontak, semua pasang mata menatap Dilla yang sekarang blushing.

Dhavi terkekeh, lalu ia mendribble bola itu kedaerah lawan. Sistem mainnya sekarang man to man, yang artinya, satu orang jaga satu. Ternyata, Dimas menjaga Dhavi, mengetahui itu, Dhavi hanya tersenyum, salah kalau, lo mau jaga gue, gue gesit, dan gue tau lo lemah dalam kecepatan.

Nggak, Dhavi nggak licik, ia hanya bermain dengan akalnya, dan yang ia dengar dari teman-temannya, Dimas hanyalah bagus di three point, shoot, jump ball, jump shoot, tapi kalah jika dalam kecepatan bergerak.

"Lo jauhin Dilla," ucap Dimas yang berusaha berbicara ditengah sengitnya pertandingan.

Dhavi tersenyum meremehkan, "sorry, tapi gue nggak bakal jauhin, pacar gue."

Dimas berusaha merebut bola yang Dhavi dribble, tetapi ia gagal. Lalu dengan cekatan Dhavi melakukan lay up, dan yah, bola itu masuk dengan mulus.

Lalu Dhavi lari kembali untuk defense, melewati Dimas, "lo yang harusnya jauhin, pacar gue," ucapnya.

Peluit berbunyi pertanda quarter 4 telah usai. Dan telah dinyatakan, pemenangnya kali ini adalah Shine School, dengan point 47-39.

The Favorite Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang