19. bawa perasaan

4.3K 897 81
                                    

Calum menyetir dalam diam. Benar-benar diam. Bahkan Aelita yang sedari tadi menanyakan apa yang terjadi pada dirinyapun hanya ia diamkan saja. Ini semua karena perkataan Fleur. Begitu menohoknya. Karena semua yang dikatakan oleh gadis itu benar.

Mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing.

Aelita yang memikirkan Calum akan meninggalkannya cepat atau lambat,

dan Calum yang memikirkan bagaimana bisa tetap menjaga perasaannya pada Aelita tanpa menyakiti orang lain.

Pada kenyataannya perasaan mereka sama, keadaan hanya belum membiarkan mereka tahu perasaan masing-masing.

Aelita yang lelah dengan pikiran yang begitu membebaninya, akhirnya mengusap wajahnya dengan kasar lalu bersender pada pinggiran jendela mobil Calum, lalu tertidur di sana.

Setelah gadis itu pulas, barulah Calum bereaksi. Ia sesekali melihat ke arah Aelita dan ke arah jalanan di depannya. Ia mengusap pipi Aelita dengan lembut lalu merapikan rambut gadis itu dengan sangat hati-hati. "Kita cuma klien kerja, banyak hal yang bakal jadi rintangan, dan banyak pihak yang gabakal setuju. But, if the sky falls, if the world ends, somehow i know i'll be alright. Cause i got you," bisik Calum pada Aelita yang tertidur.

Tanpa tahu bahwa gadis itu mendengar semuanya.

***

"Ta? Bangun, Ta. Udah sampe." Calum mengelus pipi Aelita perlahan.

Aelita menggumam pelan lalu membuka matanya perlahan. Gadis itu menyesuaikan dirinya dengan keadaan sebentar, lalu barulah ia sepenuhnya sadar. "Oke, makasih ya, Cal. Gue balik dulu," ujar Aelita seraya membuka pintu mobil Calum.

Calum menahan tangan Aelita. "Ta, gue mau nginep."

ini chapter jelek ok
maavkan aqu
btw lo semua kok malah jd makin sebel sihhh sama fleur? gagal dong gue berarti :<

urgent date//calum.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang