Erik baru pulang dari Alice Tully Hall. Ia masuk apartemennya dengan wajah kusut. Menginggat kejadian diaula konser tadi, membuatnya sedikit syok. Bagaimana tidak syok, Lisa mengalami trebulensi penyakit kanker otak yang kapan saja akan merengut nyawanya. Erik mendesah panjang didekat pintu kamarnya, sejenak matanya memandang arah jendela. Sekelebat menginggat buku dairy yang diberi Lisa tadi siang di jembatan gantung Brooklyn.
Ia meraba tas dan membukanya untuk mengambil Dairy berwarna coklat tua yang gambarnya berbentuk seperti daun kering. Tulisan covernya Dairy My Self atas nama Lisa Madison. Lisa Madison, bukankah nama belakang Lisa "Madison" tidak asing ditelingga orang Amerika. Madison adalah penyanyi seriosa terkenal di tahun 70an, apa ada hubungannya dengan Lisa. Kau tahu, Lisa tidak berwajah Amerika, melainkan wajahnya khas Asia tenggara.
Erik mengkerutkan keningnya. Ia lekas duduk dimeja dekat jendela untuk lebih mengenali Lisa Madison lewat dairynya. Dibukanya halaman pertama?
"Lisa Madison, 22 Maret----
Namaku Lisa Madison, Lahir ditahun kelinci. Aku seorang anak dari keluarga pungut Madison, Madison adalah nama nenek pungutku yang seorang penyanyi seriosa terkenal diAmerika tahun 70an. Aku semenjak kecil sudah diajarkan bagaimana bernyanyi seriosa yang baik, berlatih keras dan mulai bernyanyi diaula konser bersama nenek.
Setelah beranjak SMA, nenek meninggal pada usia 93 tahun. Ia meninggal akibat komplikasi yang tak bisa diatasi. Mama merasa kehilangan pada saat itu, ditambah lagi Aku divonis dokter mengalami Kanker Otak stadium 1 lanjut. Mama semanjak itu sangat ketat terhadapku. Hingga aku dijodohkan dengan seorang Pria muda nan tampan bernama Niel Husbon. Dia begitu membuatku jatuh hati dengan sifatnya, namun apa yang aku fikirkan tentang kebaikannya berubah 180 derajat. Niel begitu progesif dengan keadaanku, semakin kukenal dia semakin aku dikekangnya. Aku tak boleh keluar rumah tanpa seizin dia, apapun aktivitasku harus lapor padanya."
Erik membuka lembar ke 2.
"Lisa Madison, 2 April------
Dua bulan yang menyakitkan. Aku harus berhadapan dengan seorang pengangkuh. Aku tahu dia menyayangiku sepenuh hatinya, namun caranya begitu membuatku tersiksa. Bagaimana aku tidak tersiksa, setiap kali aku akan keluar rumah untuk melepas penat, selalu tak diperbolehkan. Niel aku mohon, berikanlah setitik pengharapanku sebelum aku pergi meninggalkan dunia ini. Itulah kata-kata pengemis terakhir untuknya yang membuatku sadar bahwa ia sudah keterlaluan. Aku sipengemis yang mulai lelah dan mendiamkannya beberapa hari dikamar.
Niel mengamuk dengan sikapku yang menolak peraturan anehnya. Ia begitu tambah gila dengan cinta butanya. Kupingku rasanya sesak saat dia teriak-teriak takut kehilanganku saat tak makan selama 3 hari 3 malam. Ia meminta maaf setulus hatinya dan memohon untuk dibukakan pintu kamarku. Aku yang hanya Gadis lemah akhirnya luluh dengan ucapannya. Kubuka pintu, hingga akhirnya tubuhku lunglai lemas dipelukannya.
Seorang Niel membawaku kerumah sakit.
Aku tahu dia memang benar-benar mencintaiku. Walau cintanya begitu menyiksaku"
Halaman ke 3 Kosong-
Halaman ke 4 Hanya bertuliskan "AKU TAK SANGGUP SENDIRIAN"
Halaman ke 5 Kosong-
Halaman ke 6, Ada curhatan yang menguras air mata.
"Lisa Madison, 24 Mei----
Sebulan sekali aku menuliskan curahan hati didairy ini. Mungkin saat ini adalah saat yang paling berat dalam hidupku. Pagi ini, aku melakukan Cek Up kanker otakku di NYU Medical Centers, New York bersama mama. Dokter spesialisku yang bernama Dokter Wilson mengatakan tentang kondisiku pada Mama, bahwa diriku divonis kanker otak stadium 4, hidupku tinggal 2 bulan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Choice
RomansSelesai🎬¦ Lisa Madison, seorang gadis yang memiliki hobi seriosa.