Chapter 8

188 17 0
                                    

Angin siang hari menghempas rambut panjang Lisa. Ia terlihat tidak enak badan, wajahnya sedikit pucat pasih. Ia menyenderkan tubuh dibangku umum yang menghadap kearah sungai. Matanya sayup-sayup memandang pemandangan indah dihadapannya, pikirannya melayang bersama indahnya dunia dihadapannya. Banyak prakata yang keluar dalam pikirannya. Banyak kata seandainya? dalam benaknya. Sanggupkah ia meninggalkan dunia yang belum ia kenal sepenuhnya. Tuhan, biarlah kau beri kesempatan untuk Gadis malang ini menikmati sisa hidupnya yang tinggal menunggu hari.

Beberapa kali tangannya mengepal kedinginan oleh hawa musim hujan. Pagi cerah tadi kini sudah berubah mendung dingin. Tak enak jika kelamaan diatas jembatan gantung Brooklyn. Melihat Lisa mulai kedinginan membuat Erik sedikit takut, apalagi ditambah penyakit kanker otak yang tak suka dengan hal-hal sensitif. Erik disampingnya ingin berkata untuk mengantarkannya pulang, tapi Lisa sedang kabur dari rumah. Dan pasti jawabannya tak mau pulang kerumah, karena tak mau cek cok dengan Niel.

Bagaimana ini. kasian melihat Lisa yang sedari tadi diam menahan rasa dingin dan mungkin menahan rasa sakit diotaknya. Erik berkali-kali tersedak untuk berkata disamping Lisa. Walau Lisa terkadang melirik kearah Erik yang sedang kebingungan. Sudahlah, Erik harus nekat bertanya padanya demi kebaikannya.

"Lisa. Apakah kau kedinginan" Erik mengepal kedua tangannya, berharap Lisa mengerti bahwa dirinya juga kedinginan.

Angguk Lisa. Pertanda sama-sama kedinginan.

"Sebaiknya kau kuantar pulang. tak baik untuk kesehatanmu lama-lama disini"

"Aku tidak mau pulang kerumah" Tolak Lisa dengan nada keras.

"Kalau kau tak pulang, kau akan kemana" Tanya Erik dengan nada dingin.

"Ke Alice Tully Hall. Aku ada les seriosa hari ini, kau harus menemaniku kesana"

"Alice Tully Hall" Erik terkaget-kaget mendengar nama tersohor itu.

"Ya" Lisa berdiri dari duduknya. Lalu memegang tangan Erik untuk melanjutkan perjalanan ke Alice Tully Hall.

Mereka berjalan meninggalkan jembatan gantung Brooklyn untuk menuju ke Alice Tully Hall.

-------------------------------------------------------------------------------------------

"Alice Tully Hall" Pikir Erik didalam Busway yang akan menuju ke Alice Tully Hall. Rasanya tak percaya dengan omongan Lisa bahwa dirinya adalah salah satu murid les disana.

Erik menatap lekat Lisa yang duduk dibangku sampingnya. Lalu berkata?

"Kau yakin murid les seriosa di Alice Tully Hall"

Tatap Lisa dengan muka sinisnya, merasa dirinya dilecehkan.

"Aku butuh bukti spesifik untuk percaya bahwa kau murid les khusus Seriosa di Alice Tully Hall" Erik tetap mengotot, walau dirinya sudah ditatap sinis oleh Lisa.

"Bawa sini Hpmu. Akan aku buktikan padamu, bahwa aku layak masuk Alice Tully Hall" Lisa mengulurkan tangannya untuk meminta Hp Erik.

Diberikannya Hp Erik padannya.

Lisa kini sibuk mengotak-atik Hpnya. Entah, apa yang dicarinya hingga berkali-kali memekik gregetan. Sungguh tetap tak mau mengalah untuk membuktikan bahwa dirinya memang sudah menjadi murid les serios di Alice Tully Hall. Lisa terlihat sudah sedikit tersenyum saat menemukan video konser seriosa sewaktu di SMA, ini bisa menjadi bukti ril yang bisa membungkam mulut Erik. Dilihatkan pada Erik.

My Last ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang