Chapter 4

289 19 0
                                    

Pagi ini. Niel mengetuk pintu kamar Lisa berkali-kali sambil memanggil Lisa. Lisa masih tertidur pulas, ia tak mendengar ketukan pintu yang keras. Niel terus mengetuk pintu berkali-kali hingga Lisa terbangun dari tidurnya.

"Lisa Bangun. Lisa" Ucap keras Niel dengan sengaja.

Suara keras Niel membangunkan Lisa yang sedang tidur. Lalu dibalasnya?

"Ia. Aku sudah terbangun dari tidurku. Ada apa kau membangunkanku sepagi ini" Lenguh panjang Lisa sambil duduk disofa. Matanya lengket untuk dibuka dan masih terkantuk-kantuk.

"Cepatlah mandi, kita akan sarapan bersama. Aku tunggu dimeja makan" Jawab Niel keras dibalik pintu kamar Lisa.

"Ya. Aku akan segera kesana" Ucap Lisa sambil berdiri. Lalu berjalan ke Kamar mandi.

Niel mendesah kecil saat membangunkan Lisa dikamar. Nampaknya Lisa masih belum memaafkan atas sikapnya selama ini yang selalu mengaturnya. Namun, semua yang dilakukan Niel untuk kebaikannya karena Niel tak mau kehilangan sesosok Gadis yang ia sangat cintai. Niel masih terdiam dipintu kamar Lisa dengan seribu macam pertanyaan. Pertanyaan yang belum ada jawaban atas cinta tulusnya pada Lisa. Semoga orang yang dicintainya tahu bahwa seseorang yang selalu ada disampingnya mempunyai cinta tulus.

Desah Niel. Ia melangkah pergi meninggalkan kamar Lisa untuk menuju ke meja makan.

Meja makan dengan menu berbagai makanan, ada spageti, stiek, salad dan kentang goreng. Inilah menu makan pagi kesukaan Lisa. Niel sengaja membuatkan makanan itu untuk Gadis yang dicintainya agar bahagia. Tak lupa ia juga membuatkan jus mangga segar untuk Lisa. Niel kini duduk dimeja makan dengan wajah sendunya, pikirannya sedikit pesimis dengan sikap Lisa belakangan ini padanya. Apakah orang yang dicintainya akan mengahargai masakannya pagi ini ataukah ia akan marah-marah karena tak sesuai seleranya atau makannya kurang pas dilidah.

Niel menunggu dengan wajah cemas. Namun mencoba untuk tersenyum saat Lisa datang kemeja makan.

Beberapa menit telah berlalu. Orang yang ditunggu-tunggunya datang dengan memakai pakaian santai. Lisa berjalan dianak tangga dengan wajah biasa saja untuk menuju kemeja makan. Ia kini duduk bersebelahan dengan Niel dan memberikan sedikit senyuman pada Niel.

Niel membalas senyumannya.

"Kau yang membuat makanan ini semua" Tanya Lisa sembari tangannya membuka piring.

Niel bengong sambil menatap wajah Lisa. Pertanyaannya belum dijawab?

"Niel. Kenapa kau menatapku seperti itu. Kau belum menjawab pertayaanku" Ucap Lisa sambil menatap wajah Niel.

"Oh. Ia aku yang memasak semua makanan ini. Apakah kau suka?" Jawab Niel dengan sedikit tergesa-gesa. Lalu melempar pertanyaan pada Lisa.

"Ya. Masakanmu enak. Aku suka" Ucap Lisa sembari sibuk mencicipi makanan.

Niel tersenyum bahagia. Apa yang ditakutkannya tak terjadi. Gadis yang dicintainya malah menyukainya.

Suasana sedikit hening ketika mereka berdua menikmati makanan. Hanya suara dentingan sendok dipiring membuncah dikuping. Lisa sudah selesai makan, lalu bertanya satu hal pada Niel.

"Hari ini kita akan kemana" Tanya Lisa pada Niel.

"Kita tak kan kemana-mana. Kau hari ini dirumah saja" Jawab Niel yang masih menikmati makanannya.

"Aku ingin keluar." Ucap Lisa. Ucapannya membuat Niel menatap kearahnya dengan wajah kaget, seolah-olah ingin memarahinya.

"Aku tidak memperbolehkanmu keluar. Ini semua kulakukan untuk kesehatanmu" Niel berusaha tidak emosi, ketika Lisa masih bersikeras untuk tetap ingin keluar rumah.

My Last ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang