Chapter 15

181 16 0
                                    

Hari dimana Cetakan pertama novel Erik telah datang. Novel The Want Love siap diterbitkan di toko buku diseluruh Amerika, rencananya juga akan dialihkan ke beberapa bahasa untuk masuk pasar negara lain. Semua orang kini berburu novelnya untu dibaca. Toko buku St. Mark's Bookshop terkena imbas demam novel karya Erik Kristianto asal Indonesia, berkali-kali kehabisan dan harus memesan kepada pihak penerbit untuk menambah stok novel. Mark yang tidak menyangka dengan Erik, ia juga membaca novel itu hingga linangan air mata keluar dari matanya.

Semua orang sedang mencari buku The Want Love ditoko buku terdekat. Membuat Niel yang sedang mengendarai Mobil bersama pacar barunya penasaran, sebenarnya ada apa didalam toko buku itu. ia meminggirkan mobilnya untuk mampir sebentar ke toko buku.

Ucap Pacar barunya disampingnya?

"Sejak kapan kau suka membaca. Sejak kapan kau sudi mampir ketoko buku" Tanya Pacar wanita disampingnya dengan heran.

"Aku penasaran" Jawa pendek Niel.

Mobil sudah menepi diToko buku St. Mark's Bookshop. Ia keluar bersama pacarnya untuk masuk kedalam dan menanyakan tentang ramainya toko buku. Mark penjaga toko buku memberitahu bahwa Novel yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah "THE WANT LOVE Karya ERIK KRISTIANTO yang berasal dari Indonesia". Niel terkaget mendengar informasi itu, apakah Erik benar-benar membuat cerita tentang kisah Lisa didalam novelnya. Ia menuju kerak buku novel Karya Erik, mengambil satu dan dibaca sinopisnya.

Benar saja.

Sinopis itu menceritakan tentang Lisa, tentang Diri Niel dan Erik. Niel yang penasaran akhirnya kepincut untuk mebeli novel. Dan pacar disampingnya terheran-heran pada kekasihnya itu.

Disisi lain. Erik sedang sibuk Tur keberbagai Toko Buku di New York untuk membedah karya novelnya dan memberikan tanda tangan kepada penggemar barunya. Erik merasa masih tak ada bedanya setelah mendapatkan semua yang diinginkannya, yang membuat hati kesepian ialah tak ada orang yang dicintainya ketika sesukses datang.

Lagi-lagi hatinya mengaduh tentang kepergian Lisa. William yang melihat Erik bengong menepuk pundaknya dan berkata?

"Erik. Kau tak apa-apa" Tanya William yang merasa sedikit kasihan kepada Sahabatnya itu.

"Tidak apa-apa" Jawab dengan wajah sendunya.

Erik melanjutkan Menandatangani novelnya yang dibeli penggemar.

Setelah selesai acara ditoko buku Olanday, New York. Kini akan menuju ke toko buku selanjutnya yaitu di Toko buku St. Mark's Bookshop. Ditoko buku itu membuatnya mengenang pertemuannya pada Dan Brown, namun sekelibat meliahat Lisa yang menunggunya dulu waktu kabur didepan Toko buku St. Mark's Bookshop.

Erik dan William masuk mobil untuk diantar ke Toko buku St. Mark's Bookshop. Didalam perjalanan William membuka percakapan?

"Aku tahu persaanmu Erik. Begitu pedih saat kehilangan orang kita sayang. Ditambah lagi menginggat kenangan indah itu, serasa hati mati namun tetap merasakan sakit. Kau harus tegas dalam hidupmu untuk memilih yang terbaik, kau tak mau kan dirundung kegelisahan hidup karena memikirkan hal yang sudah tiada" William menoleh kearah Erik yang masih diam termenung.

"Kau benar William. Aku harus tegas dalam mengambil keputusan" Erik tak menatap kearah William. Ia tetap menatap kearah depan.

"Oh ya. Aku mendapatkan tiket konser tunggal seriosa di Alice Tully Hall, Mr. Ricard memberikanku 3 tiket ini padaku. 1 tiket buatmu, satu tiket buatku dan satu tiket untuk Amy. Acaranya akan diselengarakan nanti malam puku 07.00 sampai selesai. Aku harap kau datang ke konser tunggal seriosa itu" William memberikan satu tiket pada Erik.

Diterimanya tiket itu dengan kesedihan mendalam. Ia ingat kata-kata Lisa bahwa ia ingin tampil seriosa secara solo di Alice Tully Hall. Dan acara konser tunggal itu diadakan sesudah Lisa meninggalkan dunia ini. Lisa yang malang, Erik harus melihat konser itu demi menghargai bakat dan suara emas Lisa untuk terakhir kalinya sebelum menjadi memori kenangan.

Kini mereka berdua dimobil. Mobil melaju menuju ke Toko buku St. Mark's Bookshop.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Toko buku St. Mark's Bookshop terlihat ramai oleh orang-orang yang menunggu kedatangan Erik. Semua orang sudah membeli novelnya untuk ditanda tangani, saat mobil menepi dan Erik keluar dari mobil. Semua orang berteriak memanggil nama Erik, Erik masuk ke Toko Buku bersama William. Erik disambut oleh Mark dan mengantarkannya ke tempat duduk yang sudah disediakan untuk memberi tanda tangan pada penggemarnya.

Para penggemarnya mulai berbaris rapi untuk mendapatkan tanda tangan. Semua berbaris rapi, dan tidak ada keributan. Hingga seseorang menyodorkan Novelnya dan berkata?

"Kau berhasil menghidupkan Lisa dalam sebuah buku. Lisa masih tetap hidup dihati kita berdua" Ucap Niel.

Erik mendongakan kepalanya kearah suara dihadapannya. Ia terkaget bahwa Niel berkata seperti itu.

Erik hanya diam peluh. Ia bingung harus berkata apa, diberikannya tanda tangan pada Novel yang dibeli Niel. Niel berkata lagi?

"Selamat. Kau menjadi penulis yang kusukai" Niel menepuk pundak Erik dengan rasa bangga. Ia lekas pergi meninggalkan Toko buku St. Mark's Bookshop bersama pacar barunya.

Erik hanya melihat lekat-lekat Niel yang sudah pergi keluar toko buku. Itulah pilihan Niel, membuka lembaran baru dengan seseorang. Pilihan Niel memang harus ditiru demi kelangsungan hidup dan membuang kesakitan hati yang tak berujung.

Sesudah Erik selesai memberikan tanda tangan kepada penggemar. Kini Mark dan William menghampirinya. Mereka bertiga duduk berhadapan untuk saling mengobrol. Mereka kini saling mengobrol sesuatu hal yang membuat tertawa terbahak-bahak. Disitulah Erik yang mulai Move On dengan semua yang terjadi dalam hidupnya, ia membuang semua rasa sakit atas kehilangan Lisa. Saatnya untuk mengiklaskan orang yang dicintainya disurga Tuhan. Amin.

-------Jangan Lupa Komen dan Vote Ya---------

My Last ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang