Pagi datang untuk kesekian kalinya. Ini adalah lusa yang dijadwalkan oleh Erik untuk mengantar naskah novelnya pada Mr. Ricard ke Penerbit FSG, New York. Ia segera bangun dari tidurnya, lekas menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka. Dilihatnya dirinya dikaca kamar mandi, matanya bengkak hitam gara-gara kurang tidur setiap hari untuk mengerjakan Novelnya agar bagus. Dan hasil akhirnya cukup membuat dirinya lega bahwa bisa menceritakan kisah Lisa Madison dengan sempurna.
Lisa Madison mungkin bahagia disurga saat melihat Erik sudah menyelesaikan apa yang dia inginkan untuk menulis biografi. Biografi yang menyentuh hati, menggugah jiwa bahwa hidup penuh perjuangan yang harus disyukuri. Didalam Novel yang menceritakan tentang Lisa, bercampur aduk tenang percintaan, pertemanan, perjuangan, kesedihan, kepiluan dan kebahagiaan semua menjadi satu kesatuan yang nyata.
Erik mendesah kecil. Saat menginggat betapa senangnya bersama Lisa waktu itu. andai waktu bisa diputar.
Suara hp berbunyi beberapa kali ditelinga Erik. Erik lekas mencari suara itu dimeja kerjannya dekat jendela yang mengarah kearah jalanan. Ia mengambilnya dan membuka sebuah sms dari William.
"Kau bersiap-siaplah sekarang. Aku akan menjemputmu untuk berangkat ke Penerbit FSG, New York."
Erik terkesiap saat membaca sms itu. Terlalu pagi untuk berbondong menuju ke Penerbit FSG, Ah¾ia harus bersiap-siap sebelum William datang ke apartemen, kalau sampai ia belum apa-apa. William pasti akan mengomel panjang hingga membuat bengkak pendengarnnnya.
Berapa puluh menit telah berlalu. Ketukan pintu apartemen membuncah telinga Erik yang sedang duduk menikmati Roti Selai dan segelas susu dimeja kerja. Ia lekas berdiri dan menuju kearah pintu apartemen untuk membukanya. Saat membuka pintu, terlihat William tersenyum manis dengan membawakan sepotong Pie rasa apel. Ia mengucapkan selamat pagi pada Erik, Erik membalasnya "Pagi".
William masuk apartemen.
"Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Aku tak sabar melihat novelmu akan segera dicetak puluhan kali" Seru William yang menaruh Pie Apel didekat meja yang terdapat sarapannnya Erik. Ia mendesis, lalu membalikan badannya kearah Erik yang masih terdiam menatapnya.
"Erik. Kau Tahu. Aku sangat berterimakasih kau telah mau berkerjasama dengan Penerbit FSG. Aku yakin kau akan menjadi kaya dinegeri ini, kau akan pulang ke Indonesia dengan nama yang terkenal" Pekik William disaat muka Erik mulai berubah kusam.
"Ini bukan masalah uang William" Erik melontarkan Kata-kata yang membuat kuping William mengidik. Sejenak matanya sedikit melotot pada Erik.
"Aku melakukan kerjasama karena untuk mengabadikan kisah Lisa Madison. Seorang Gadis seriosa pengidap kanker yang harus menuai banyak penderitaan. Dia Gadis yang selama ini kucintai" Erik menundukan kepalanya sejenak. Lalu berkata lagi dihadapan William.
"Aku rindu padanya" Erik mencoba menahan air mata. Ia mencoba tegar.
"Maafkan aku Erik. Tidak ada maksud dalam pikiranku Uang dan Uang. Aku turut berduka cinta terhadap orang yang kau cintai" Erik mendekatinya. Memberikan tisu untuk mengusap air matanya.
"Sebaiknya pagi ini kita berangkat ke Penerbit FSG. Tadi malam aku sudah melakukan perjanjian pertemuan dengan Mr. Ricard" Ungkap William.
Mereka berdua kini pergi keluar apartemen untuk menuju ke Penerbit FSG, New York.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Iringan nada instrumen yang indah. Ia ingat lagu yang diputar di Busway adalah TIME TO SAY GOOD BYE, lagu yang dinyanyikan sewaktu Lisa latihan di Alice Tully Hall. Erik berdiri dengan wajah tertegun, tangannya memegang tali anti gravitasi sekuat mungkin. Matanya melihat ada orang yang meneteskan air mata saat mendengar lagu ini diputar berulang kali, begitu dalam cerita dibalik lagu seriosa ini.
Mendengar instrumen itu seperti berada didalam aula. Serasa sakit dan rindu hati ini pada Lisa. Ia beberapa kali harus menahan rasa sakit dihatinya, kadang otaknya berfikir secepat inikah Lisa pergi meninggalkan dunia, semoga dilain waktu akan bertemu, selamat jalan Lisa.
Busway sudah sampai di New York City. Tepatnya didaerah St. Avenus, sebentar lagi akan sampai digedung Penerbit FSG. Ketika Busway sudah berhenti dihalte, mereka berdua keluar dan berjalan cepat menuju kearah Gedung berwarna putih yang tulisannya ada FSG Publishing. Mereka lekas masuk untuk menemui Mr. Ricard dilantai 2.
Setelah masuk dan diantarkan oleh karyawannya. Ia masuk keruang kerja Mr. Ricar. Terlihat Beliau sedang sibuk melihat berkas-berkas yang akan ditanda tangani. Willian segera berucap menyapanya pagi ini?
"Selamat Pagi Mr. Ricard" Tanya William yang masih berdiri didepan pintu masuk yang terbuka.
Mr. Erik mendongakan kepalanya kearah suara itu. ia terkaget melihat kedatangan Erik yang membawa bungkusan kertas ditangannya. lekas, ia menyapa balik pada ke dua anak muda dihadapannya.
"Selamat pagi"
"Kalian berdua. Kebetulan aku hari ini jadwalnya tidak padat. Kemarilah dan duduklah didepanku" Mr.Ricard membereskan file-file dimejanya.
Mereka berdua menuju kemeja tamu dihadapan Mr. Ricard. Mereka lalu duduk?
"Apa maksud kedatangan kalian kesini" Tanya Mr. Ricard pada ke dua pemuda ini.
William menyikut lengan Erik disampingnya agar menajwabnya.
Lalu Erik menjawabnya?
"Maksud kedatangan saya kemari. Saya ingin memberikan hasil karya saya untuk diterbitkan di Penerbit FSG. Silahkan anda membaca Sinopisnya terlebih dahulu" Erik menyerhkan bukusan kertas yang berisi naskah novel pada Mr. Ricard.
Mr. Ricard hanya diam. Ia menerima naskahnya dan mulai membacanya.
Terlihat wajah Mr. Ricard biasa saja saat membacanya. Ia tampak tak punya ekspresi tentang kisah nyata itu. Setelah selesai, beliau meletakan lembar sinopis itu dimejannya. Lalu berkata?
"Kisah yang mengharukan. Aku sudah yakin dari awal bahwa kau layak berada disini. Aku akan menerima Naskahmu ini untuk direview editor dan akan segera diterbitkan dalam waktu dekat ini. Selamat datang dipenerbit FSG" Mr. Ricard berdiri dari duduknya, mengulurkan tangan untuk bersaliman. Tanda bahwa Erik sudah masuk dalam bagian penting di Penerbit FSG.
Erik Berdiri dari duduknya. Ia meraik tangan Mr. Ricard untuk salaman. Kini mereka berdua sepakat berkerjasama dalam dunia Novelis.
-------Jangan Lupa Komen dan Vote Ya---------
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Choice
RomanceSelesai🎬¦ Lisa Madison, seorang gadis yang memiliki hobi seriosa.