NAUGHTY BOY - Part 1

2K 60 11
                                    

Pagi yang begitu cerah, sorot cahaya pagi memasuki celah-celah jendela kaca yang masih tertutup sejuntai kain tipis. Gulungan selimut tebal menutupi tubuh pemuda berusia 20 tahun ini. Dia adalah Takaki Yuya, seorang pengangguran yang sampai saat ini sibuk melamar pekerjaan bermodal ijasah SMA-nya.

Takaki merenggangkan otot-otot tubuhnya, sesekali ia menguap dan mengucek kedua matanya.

"Hoam... sudah pagi?" Takaki membenarkan rambutnya yang berantakan tatkala berkaca di ponselnya. Ia mulai bangkit dan menyibak gorden kamarnya, ia menguap lagi tanda nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Takaki melihat dengan seksama pemandangan dipagi hari. Sangat sejuk dan hangat.

Mendapati suara berisik dari luar kamarnya, Takaki membuka pintu apartemennya dengan kagetnya dia sedikit terperanjat. Ada anak kecil disini!

"Halo halo!!" sapaan kecil dari bocah itu membuat Takaki segera melihat sekeliling lorong apartemen. Sangat sepi, dia masih bingung.

"Kau anak kecil, siapa yang membawamu kemari? " Takaki terheran-heran melihat anak kecil ini, dipastikan dari gaya berpakaiannya anak ini pasti laki-laki.

Anak itu tidak menggubris dan langsung masuk kedalam kamar Takaki tanpa takut. Takaki kebingungan melihat apartemen ini masih baru dan penghuninya hanya 3 orang.

"Eh, bocil! Seenak jidat saja asal masuk. Siapa yang mengijinkanmu?!" Takaki segera menggandeng tangan anak itu dan membawanya keluar kamar.

"Main...main..." seru bocah 3,5 tahun itu menunjuk mobil-mobilan dimeja belajar Yuya. Tidak menghiraukan keinginan bocah itu hanya menggendongnya, ia keluar dari kamarnya.

"Sialan, orang mana berani mengerjaiku di pagi hari?! " Takaki mengetuk pintu kamar Yabu, ia adalah tetangga se-Apartemen Yuya.

"Ada apa?" tanya Yabu yang sudah siap pergi kerja.

"Yabu!"

"Eh... nggak-nggak!! Kemarin kamu sudah nitip kakak kamu, sekarang mau nitip anak kecil?" tuduh Yabu.

"T-tunggu..."

"Takaki- maaf ya!.. kamu pikir aku penitipan orang! Sudah pergi sana!!" Yabu menutup pintu apartemennya.

"Kalau Yabu mengira aku mau menitipkan anak ini, itu artinya Dia tidak tahu soal datangnya anak ini?" batin Yuya.

"Om..?"

"Heeeehh? Apa? Om?" Yuya kaget dan menunjuk dirinya.

"Tidak-tidak, aku ini masih 20 tahun! Jangan panggil om! " bentak Yuya.

"Huweeeeeee...." anak itu langsung menangis kencang karna suara keras Yuya.

"Eh, aduh duh... gimana ini. " Yuya langsung menggendong anak itu dan membawanya kekamar.

"Tu.... tu..." tunjuk anak itu diam melihat mobil mainan.

"Ah, Ya sudahlah ambil ini." Yuya mengambil mobil mainannya dan memberikan ke anak itu.

Yuya sedikit tenang melihat anak kecil didepannya sudah diam. Ia asik dengan mainan milik Yuya. Kini Yuya hanya menggaruk dan berfikir. Anak siapa yang ada dikamarnya saat ini.

" Adik manis, mamanya mana ? Kok bisa ada didepan kamar Kakak ? " tanya Yuya lembut.

" Mama ? Ini Daiki !! No mama !! " ucapnya.

" Jadi namanya Daiki ? Daiki umur berapa ? " tanya Yuya lagi.

" Ni... umul cegini om... " anak bernama Daiki itu menunjukan angka 3 dengan jarinya.

" Oh 3 tahun ? "

" Terus Daiki kok bisa ada disini ? Mama nya dimana ? Atau Papa ? Papa Daiki ?? " lanjut Yuya.

" Dai kelasa binuung... " Daiki menutup wajahnya dengan kedua tangan.

" Oke...oke... Daiki main aja ya. " Yuya angkat tangan jika soal mengintrogasi orang apalagi anak kecil seusia Daiki. Ia mengambil ponselnya dan menelpon temannya, Inoo Kei. Inoo adalah seorang wartawan muda. Ini alasan Yuya menelpon Inoo, ia menanyakan apakah ada berita anak hilang atau anak yang sengaja ditelantarkan.

Beberapa saat kemudian, Yuya sibuk membaca berita online dan juga men-chatt satu demi satu keluarga dan temannya karna rasa kekhawatiran soal anak yang ia temukan.

" Om... kagi apa ? " tanya Daiki yang mulai bosan dengan mainannya.

" Jangan panggil Om, panggil Yuya aja. " Yuya tak menggubris Daiki ia masih sibuk membalas chatingan teman-temannya.

" Yu..yan ? " eja Daiki.

" Ya... kenapa ? Gak liat aku sibuk nih. " saking sibuknya bahkan Yuya lupa jika disampingnya adalah anak kecil.

" Dai kelasa antuk... " jawab anak itu.

Deg !

Yuya menghentikan aktifitasnya, ia teringat jika dikamarnya ada anak kecil.

" Gyaaaaaa~ bagaimana ini ? Ini bukan mimpi !! Anak siapa sih ini ????? " Yuya syock menjambak rambutnya sendiri melihat Daiki menyandarkan kepalanya dipaha Yuya dan tidur sembari menghisap jempolnya.

' Kami-sama, bagaimana nasib ku selanjutnya ? ' batin Yuya.

Hari semakin siang, Yuya memposisikan tidur Daiki agar lebih nyaman.

" Akhirnya bisa lepas juga, tapi anak ini menggemaskan. Hem... anak siapa kira-kira ya ? " Yuya mengambil topi berwarna coklat muda yang bertulis nama Arioka Daiki juga kalung yang menggantung dilehernya. Yuya segera mendapat ide. Ia mulai mengetik nama marga Arioka di Smartphone miliknya.

" Huhuhu.... tidak satu pun nama Daiki Arioka disini. Apa iya aku harus melaporkan ini pada polisi ? Ah, tapi aku belum pernah berurusan dengan polisi. Bagaimana jika malah aku dituduh menculik anak orang ? Kenapa harus aku ?? " Yuya menyesali kejadian yang menimpanya.

" Apa yang harus aku lakukan ? " Yuya menatap wajah Daiki lekat-lekat.

" Kawaii... dia seperti anak malaikat, manis sekali. " kagum Yuya melihat pulasnya Daiki.


To be continue

NAUGHTY BOY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang