NAUGHTY BOY - Part 3

742 38 5
                                    

Takaki memantapkan niatnya. Ia semalam sudah mengambil keputusan. Ia juga akan menjalankan rencana baru yang sudah ia susun dengan matang.

Kali ini Yabu, Yuya meminta Yabu untuk membuatkan akta kelahiran untuk Daiki. Kebetulan Yabu memiliki kenalan untuk membuat akta kelahiran. Yuya memberikan informasi tentang Daiki dengan lengkap.

" Baka ! " gumam Yabu.

" Hehe... tolong bantuanya. " cengir Yuya.

" Entah bagaimana aku bisa memiliki tetangga seperti mu. Tapi yang jelas aku tidak janji ya, tapi akan ku usahakan. Lagi pula, aku mengurus akta kelahiran itu bukan tugasku. Takaki-kun, kamu mengerti kan perbedaan akta tanah dan akta kelahiran ? " sindir Yabu.

" Ya, sama-sama akta kan ? " Yuya bertanya balik.

" Aku mengurus akta tanah bukan akta kelahiran seorang anak. Ya semoga, Hikaru-kun bisa membantu soal ini. "

" Arigatou... kabari aku secepatnya ya ! "

" Ya, akan ku kabari nanti. "

" Oke, kalau begitu aku permisi ya. Ayo Daiki. " Yuya mengajak Daiki pulang.

" Jaa~ ne om.. " Daiki melambaikan tangannya.

" Ssh, jangan sok akrab dengan orang itu. " bisik Yuya pada Daiki.

" Oi !! " teriak Yabu yang masih dengar ucapan Yuya.

Yuya pun segera kabur menggandeng tangan Daiki.

------------------

Tibalah disebuah taman, Takaki hanya bisa menghela nafas lega melihat Daiki berlari mengejar kupu-kupu di taman. Dimana mereka menghabiskan waktu untuk bersantai. Taman kota adalah pilihan yang tepat untuk pemuda pengangguran seperti Yuya.

' Aku masih belum percaya, kini aku mengurusnya. Aku tidak boleh seperti ini, aku tidak bisa hanya melihat anak itu tumbuh besar. Dia butuh dinafkahi. Dan orang itu aku ? Aku ? ' batin Yuya.

" Kerja ?? Ya, aku harus bekerja !! Walau pasti akan ditolak, tapi aku akan berusaha !! Setidaknya, aku menguji mental dan kemandirianku sebagai laki-laki !! Ne, Daiki ?? " tanya Yuya.

" Eh ? Daiki ? " Yuya mencari keberadaan Daiki yang hilang dari pandangannya.

" Daikiiiii ??? Dimana anak itu ? " Yuya mulai panik dan khawatir.

" Yuyan... caliin Dai ? " Daiki yang tiba-tiba dibelakang Yuya, menarik-narik ujung baju Yuya.

" Daiki !! " Yuya sontak memeluk Daiki seperti anaknya sendiri.

" Janan elat-elat, Dai kelasa cusah napas. "

Yuya melonggarkan pelukannya, ia tersenyum dan mengacak rambut Daiki.

" Mulai sekarang, kalau pergi bilang-bilang ya. Jangan bikin Yuya khawatir. "

" Un... Dai punya sususuatu. "

" Ahaha... maksud Daiki, sesuatu ? " Yuya membenarkan kalimat Daiki.

Daiki mengangguk, ia kemudian mengambil tangan kiri Yuya dan membukannya. Tangan Daiki merogoh sakunya dan memberikan hadiah kecil itu pada Yuya.

" Ini. " kata Daiki.

" Apa ini, kok gerak-gerak. " Yuya mulai curiga.

" Itu selangga imuuuk !! " seru Daiki girang.

" He ?? Serangga ?? Gyaaaaaaaa~ " sontak Yuya reflek menghempaskan tangannya, hingga serangga yang di tangannya terbang entah kemana.

" Ahahaha... " Daiki tampak bahagia, ia senang melihat Yuya ketakutan dan geli.

" Iih ! Setan alas !! Beraninya ngerjain, denger ya Daiki, Yuya gak suka serangga ! Jadi jangan mainan sama serangga lagi ! Mengerti ? " tegas Yuya.

Daiki menunduk takut.

" Tapi selangganya imuk, nggak selem mukaknya. "

' Serangga dibilang imut, mukanya gak serem. Yang bener aja... ' gerutu Yuya dalam  hati.

" Pokoknya Yuya gak mau liat Daiki main serangga lagi. "

" Telus Dai main apa ? "

" Apa kek, yang penting jangan serangga. "

" Talau titu, Yuyan beliin Dai penguin ! "

" Heee ?? Arrgh susah ngomongin anak kecil. Daiki, dengerin Yuya ya. Penguin itu gak dijual. "

" Dijual ? "

" Aduuh... gini deh, kita beli penguin tapi bonekanya aja ya. "

" Boneka ? " Daiki terlihat tampak bingung mendengar kata-kata baru.

" Hm.. Oke, Yuya liatin. " Yuya mengajak Daiki berjalan kesebuah toko boneka diseberang jalan.

Toko Boneka,

Takaki mengajak Daiki masuk kedalam toko boneka. Takaki pun bertanya pada pegawai toko tersebut. Namun konsentrasinya pecah saat mendengar cekikikan anak kecil dibelakangnya.

" Hihihi... kelasa lucuk. "

" Apaan sih ? " Takaki pun penasaran dan mendekati Daiki.

" Apa yang lucu ? " bingung Yuya melihat Daiki tertawa renyah sambil menunjuk boneka.

" Ahaha... itu.. tataknya kelasa lucuk ! "

" Katak ? Boneka katak ? " Yuya memastikan ucapan Daiki.

" Iya... hihihi liak-liak !! Yuyan coba liak, kelasa lucuk kan ? Mukaknya kelasa milip Yuyan. Ahaha... " Daiki menyamakan wajah Yuya dengan seekor katak.

" Eerrr.... mirip-mirip. Orang kerennya kayak gini disamain sama katak. " dumel Yuya.

Daiki terdiam, sesuatu yang menarik perhatiannya ada didepannya.

" Ini tuan, boneka penguinnya. " kata pegawai yang membawa boneka penguin berukuran sedang berwarna abu-abu dan putih.

" Penguiiiin !!! " Daiki langsung memeluk boneka itu.

" Manisnya.. anaknya lucu ya tuan. " kata pegawai toko.

" Hah ? Iie.. dia bukan anak ku. Aku ini masih 20 tahun. Hahaha... bercanda aja nih. " elak Yuya yang tertawa settingan.

" Hei penguin, ini Dai. Nama tamu ciapa ? "

" Daiki, itu boneka bukan penguin beneran. " jelas Yuya.

Daiki menempelkan telingannya ditubuh boneka penguin itu untuk memastikan ada atau tidak detak jantungnya.

" Jadi ini boneka ? Humm... kelasa enggak ada bunyi dug dug nya. "

" Ya.. ya.. itu hanya boneka. Ah, Daiki mau bonekanya ? " tanya Yuya.

" Yuyan beliin Dai ? " tanya Daiki dengan wajah sumringah.

" Ya kalau bukan Yuya siapa lagi yang beliin ? "

" Iyyeeaayy... !! Dai kelasa senang !! Yuyan.. cini yuyan cini. "

Yuya pun menuruti perintah Daiki yang menyuruhnya berjongkok.

Chu

Sebuah ciuman mendarat dibibir Yuya untuk kedua kalinya. Yuya membelalakan matanya.

' Kissu ? Yametteeeeeee ~ ' teriaknya dalam hati.

To be continue

NAUGHTY BOY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang