NAUGHTY BOY - Part 4

587 34 13
                                    

Sebuah rencana mulai tergambar dengan sendirinya di pikiran pemuda ini. Takaki memikirkan mulai dari mana ia akan memulai. Ia juga berfikir untuk menyekolahkan Daiki.

" Daiki, mau sekolah ? "

Anak yang diajak bicara hanya sibuk dengan bonekanya. Ia tak menggubris pertanyaan yang baru terlontar dari mulut pemuda ini.

" Daiki... kalau Yuya tanya jawab dong ? "

" Cekolah ? Dai kan kelasa udah cekolah dulu umul 2 tahun. "

" Eh ? Udah pernah sekolah ? " tanya balik Yuya.

" Iya, pelai glup. "

" Play group maksudnya ? " tegas Yuya.

Daiki mengangguk, ia membenarkan ucapan Yuya.

" Tu Yuyan tau, pintel... " Daiki menepuk-nepuk kepala Yuya layaknya orang dewasa.

" Oi ! " Yuya menggertak.

----------------

Tiga bulan kemudian,

Tidak ada kabar, tidak terasa Daiki sudah 3 bulan tinggal bersama Takaki. Takaki 3 bulan yang lalu berbeda jauh dengan Takaki yang sekarang. Takaki kini mulai bekerja, ia menjadi pegawai restoran cepat saji. Takaki sengaja mengambil jadwal Shift agar ia bisa mengawasi dan memantau Daiki. Dalam 3 bulan belakangan ini Yuya menitipkan Daiki pada Inoo. Kebetulan Inoo ada cuti 3 bulan. Namun, Inoo kembali tidak menyanggupi jika ia harus mengurus Daiki. Dimana Daiki memang sangat nakal dan susah di atur.

" Cukup Yuya, Aku capek. "

" Iya, terimakasih udah jagain Daiki selama ini. " kata Yuya mengambil Daiki yang sudah terlelap di jam tidur malamnya.

" Aku senang bisa membantumu. "

" Kamu memang teman yang baik, kalau begitu kami permisi ya. " Yuya bergegas pamit.

" Yuya ! " panggil Inoo.

" Iya ? "

" Kamu beneran mau sekolahin Daiki ? " tanya Inoo, Yuya tersenyum sebagai jawaban ' Iya '

" Berjuanglah ! Akhir-akhir ini, kamu benar-benar menjadi seseorang yang dewasa. "

" Un, semua ini aku lakuin untuk Daiki. " kata Yuya, ia pun pergi dan menghilang dari pandangan Inoo.

-----------------

Kapan pun aku bisa melihatmu, aku akan menemuimu. Tidak perduli kau dimana dengan siapa. Daisuki...

Yuya menatap dalam layar ponselnya, diluar sana ada wanita yang menyukainya. Tapi perasaan Yuya tidak bisa menjawab. Ia masih belum bisa membuka hati untuk seorang wanita. Bahkan wanita itu sudah menerima apa adanya. Lagi-lagi alasan Yuya yaitu Daiki. Ia tidak mau menelantarkan Daiki.

" Engh~ Yuyan, kok banun ? "

" Daiki... " Yuya menutup layar ponselnya dan tersenyum pada Daiki.

Jujur malam ini adalah malam melelahkan untuk Yuya. Ia bahkan sempat putus asa dengan jalan hidupnya. Ditambah dengan seseorang wanita yang menyukainya. Ia bingung bagaimana membalas perasaan wanita itu.

" Yuyan, janan cedih. " Daiki tiba-tiba memeluk Yuya, seakan tahu beban hidup pemuda 20 tahun ini.

" Daiki, tayaaang Yuyan. Daiki nggak nakal. " hibur Daiki.

" Arigatou, Dai....chan... " untuk pertamanya Yuya memanggil Daiki dengan panggilan Daichan. Ucapan itu keluar dengan sendirinya.

Yuya mengusap hangat rambut anak kecil yang memeluknya. Daiki mengeratkan pelukannya.

" Yuyan punya Daiki. " gumam bibir kecil itu, kembali tertidur dipelukan Yuya.

------------------

Wajah hangat dari pemuda 20 tahun ini tergambar jelas. Daiki merayap keatas tubuh Yuya, nampak terlihat gundukan selimut yang bergelombang layaknya gelombang air laut menyapu batu karang. Daiki muncul tiba-tiba dari dalam selimut dan bibirnya mencium tepat di bibir Yuya.

Chu

" Uwaaaa~ "

Sontak teriakan pemuda bernama Takaki ini membuat Daiki terhenyak kaget.

" Daichan, aduh.. Yuya pikir ular. "

" Itu namanya molning kis... ohayou Yuyan Dai. " senyum mengembang dibibir Daiki.

' Anak kecil seperti dia tau morning kiss ? '  pikir Yuya, ia kemudian mengacak rambut Daiki sebelum ia benar-benar bangun.

" Daiki, siapa yang ngajarin kissu-kissu kayak gitu ? Terus morning kiss ? "

" Dai liak dulu di tab, dulu.. emm.. umul cegini. " Daiki melihatkan 1 jarinya.

" Memangnya ingat ? "

" Ingak-ingak !! Dai liak olang kasih molning kis, cetiap pagi. Kasih molning kis banyak-banyak. Pagi, ciang, cole, mayam. "

Yuya menahan tawa melihat ekspresi Daiki yang terlihat serius menceritakan pengalamannya dulu.

" Dengar Daiki, morning kiss itu diberikan saat pagi hari kepada orang yang kita sayang. " tutur Yuya.

" Kalau ciang-ciang, cole-cole, mayam-mayam ? Bukan molning kis ? "

" Bukan, Makanya Daiki harus sekolah biar pinternya tambah. "

" Cekolah ? " Daiki mengingat tawaran Yuya kemarin soal sekolah.

" Oke, Dai mau cekolah. Tapi Yuyan yang bayal ya. "

" Yee... Daiki sendiri dong. Masa Yuya terus yang bayarin. "

" Tapi, Dai kelasa gak punya duwiiik... " wajahnya Daiki langsung berubah menjadi sedih.

" Haha... bercanda, ya iyalah Yuya yang bayar. Makanya Daiki harus janji jadi anak yang pinter buat Yuya. "

" Un.. Yuyan, Dai lapal. " Daiki memegang perutnya.

Yuya tersenyum dan menggendong Daiki ke dapur. Yuya mendudukan Daiki dikursi, iya kemudian mulai memasak untuk Daiki.

" Yuyan mau masak ? "

" Iya, omurice. Daiki suka ? " tanya Yuya.

" Un, Dai suka !! " girangnya.

----------------

Takaki dan Daiki menikmati santap pagi mereka. Terdengar suara bell yang membuat Takaki menghentikan aktifitasnya.

" Siapa pagi-pagi ? "

" Tu.. bukak.. bukak.. " Daiki menunjuk kearah pintu.

" Iya-iya. Daiki minum susunya ya, nanti Yuya suapin lagi. " Yuya mengusap rambut Daiki dengan lembut.

Daiki mengangguk. Ia menuruti semua yang Yuya katakan. Yuya pun bergegas membuka pintu apartemennya. Dan sebuah kejutan datang, seseorang itu berhasil membuat Yuya diam tak berkutik mencari sebuah alasan.

" O-onee..chan ? " gugup Yuya saat tahu siapa tamunya.

" Yuya ! Lama sekali tidak bertemuuuu... " kakaknya memeluk erat.

Daiki yang penasaran dengan suara wanita diluar pintu segera turun dari kursinya dan berjalan mendekati pintu.

To be continue



NAUGHTY BOY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang