NAUGHTY BOY - Part 18

331 32 4
                                    

Pelayan datang disusul dengan Sachi dan Direktur kekamar Daiki.  Aria sangat ketakutan dan khawatir, pikiran buruknya menguasai otaknya. Bukan soal kesehatan Daiki, namun soal hak kekayaan milik Takki. Jika Daiki kenapa-napa apalagi sampai perlu dirawat. Itu artinya kesempatan Aria untuk membawa Daiki ke ranah hukum akan tertunda.

"Bagaimana ini Sachi, Daiki pingsan."

"Tenang Aria-sama, Daiki hanya pingsan saja kok."

"Bagaimana aku bisa tenang Sachi! Kalian bawa Daiki ke Rumah Sakit." perintah Aria.

Pelayan mereka segera bergegas membawa Daiki, diikuti Aria, Sachi dan Direktur. 



Setelah beberapa menit perjalanan, tibalah mereka di Rumah Sakit. Ruang UGD adalah tempat yang dituju Aria dan yang lain untuk membawa Daiki ke pertolongan pertama. Pemeriksaan berjalan, Aria segera meminta ruang VVIP untuk Daiki. Setelah menjalani pemerikasaan, Daiki dipindah keruangan yang telah dipesan. Daiki masih tak sadarkan diri, walau tidak ada tindakan Dokter seperti pemberian infus atau selang oksigen dan lainnya, Aria masih sangat khawatir jika Daiki belum membuka matanya.

"Sudah setengah jam lebih Daiki tidak sadarkan diri." cemas Aria.

"Tenanglah, Aria-sama. Dokter juga bilang, Daiki tidak apa-apa."

"Benar, untuk saat ini anak ini tidak apa-apa Sachi-san. Tapi, jika kau terus menceritakan hal-hal yang tidak bisa ia terima, bisa jadi... Daiki tidak akan pernah sadar selamanya... hahaha..." tawa Direktur, memojokan Sachi.

"Sudah cukup!" bentak Aria.

"Kalian semua sebaiknya keluar!" lanjutnya.


Tak banyak bicara Sachi dan yang lainnya keluar dari kamar rawat Daiki.





Ditempat lain, Yuya dan kedua temannya berkeliling dan mendatangi Rumah Sakit. Mereka menanyakan apakah ada pasien bernama Arioka Daiki, atau apa ada yang melihat foto anak ini.

"Bagaimana denganmu Yabu?" tanya Inoo.

"Kita sudah berpencar dan menanyai beberapa Rumah Sakit dikota ini. Dan hasilnya, kita tidak bisa mengetahui keberadaan Daiki." jelas Yabu.

"Apa ini takdirku harus berpisah dengan Daiki?" gumam Yuya yang mulai kehilangan semangat hidupnya.

"Yuya..." Inoo meraba bahu Yuya.

"Ah, maaf merepotkan kalian. Sebaiknya pencarian ini kita hentikan saja, terimakasih sudah membantuku. Tapi aku tidak bisa harus melibatkan kalian dalam masalh pribadi ku. Maaf!" Yuya membungkuk dihadapan kedua temannya, Yabu dan Inoo.

"Yuya, Daiki seperti adik kami sendiri. Sejak kau mengenalkannya pada kami. Kami sangat senang, lewat Daiki kita bisa lebih akrab dan tidak seperti dulu. Kau juga sangat dewasa dibanding sebelumnya berkat anak itu kan? Jadi, kita berdua akan memutuskan membantumu untuk mencari Daiki."

"Benar yang dikatakan Yabu, Yuya. Aku sangat menyayangi Daiki, walau dia sangat nakal...dulu."

"Terima kasih, kalian...hiks..sangat baik pada ku dan Daiki...hiks." Yuya menangis, Yabu dan Inoo berinisiatif memeluk Yuya dan menenangkan mantan teman seapartemennya.



Beberapa saat kemudian, mata Daiki terbuka perlahan. Daiki mulai kembali mendapatkan kesadarannya, Aria tersenyum lega mendapati Daiki yang sudah siuman.

"Daiki sayang, bagaimana keadaanmu?" tanya Aria.

"Tolong bawa Yuyan kesini. Dai rindu Yuyan." Daiki berkaca-kaca, saat seperti ini biasa Yuya yang disampingnya, memeluk dan membelainya. Daiki menyesal memilih kabur dari Yuya, sebenarnya ia tidak bisa hidup sendiri tanpa Yuya, pasti kini Yuya tengah pusing mencarinya.

"Lupakan Yuya, Daiki. Ada Mama disini, Mama akan menjagamu." tutur Aria yang dalam hatinya sedikit kesal dengan Yuya, tapi ini memang konsekuensi yang ia harus terima dari sebagian rencananya.

Aria berdiri dan meninggalkan Daiki yang membuang muka, Aria tidak bisa melakukan apa-apa selain membiarkan Daiki beradaptasi dengan keadaan sekarang. Keadaan dimana ia tanpa Yuya.



"Kalau ada Yuyan, Dai merasa tenang. Yuyan, Dai disini." gumam Daiki dalam kerinduan.




Diruang kerja, Yuya kembali kekantornya. Ia hanya memandangi foto Daiki. Hikaru hanya memperhatikan gelagat Yuya yang bisa dibilang melamun dan bicara sendiri. Walau Hikaru tida terlalu banyak mengenal Daiki, tapi Hikaru tahu jika Yuya sedang dilanda rasa kacau di hatinya.

"Takaki-san, anda tidak apa-apa?" tanya Hikaru.

"Tidak, Hikaru-kun... sebaiknya kau beristirahat saja. Malam ini, aku yang akan berjaga."

"Ta-tapi..."

"Biarkan aku yang menjaga." nada serius Yuya mulai terdengar seperti mengancam yang membuat Hikaru tak bisa berkata apa-apa selain menuruti perkataan Yuya.

Hikaru keluar dari ruangan Yuya dan membiarkan Yuya sendiri di ruangannya.


"Daiki... dimana kamu Daiki? Sudah makankah Dai diluar sana?" air mata Yuya perlahan menetes memandangi foto Daiki.

"Ya Tuhaaan... Dia dimana sekarang? Aku tidak bisa tenang disini... Apa dia sudah makan? Ini sudah larut, Dia tidur dimana?" kegelisahan Yuya mengundang seribu pertanyaan dengan keberadaan Daiki sekarang.

"Daiki..." gumam Yuya sebelum ia tertidur karena mengantuk dan kelelahan.



to be continue...



NAUGHTY BOY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang