NAUGHTY BOY - Part 21

409 33 17
                                    

Semenjak berpindahnya Daiki dan Keito dari Tokyo, semakin jauh jangkauan Daiki untuk kembali ke Yuya. Tapi, mungkin ini takdirnya yang harus berpisah dengan Yuya. Atau bahkan ia tak akan pernah kembali ke Tokyo dan bertemu Yuya lagi.

"Sudahlah Daiki! Berhenti berharap pada orang bernama Yuya itu! Dia itu hanya orang baik yang memungutmu! Dan, aku pikir dia pasti berfikir tanpa adanya kau disana, tentu ekonominya tidak akan seburuk saat kau bersamanya!"

"Tapi... Yuyan..."

"Dengar, aku tak bermaksud membuatmu semakin sulit bertemu dengannya. Tapi justru aku kasian padamu, aku tidak tahu jika kau kembali pada dia kau pasti sakit hati. Bagaimana jika kau kembali, dia sudah memiliki kekasih? Atau bahkan dia sudah menikah dan damai dengan keluarganya? Daiki, saat ini, tempatmu disini. Bukan bersamanya lagi." Keito menatap bola mata Daiki yang berkaca-kaca.

'Maafkan aku Daiki, sebenarnya aku tidak mau sendiri lagi. Orang yang aku cintai bahkan sudah mencampakanku hanya karna mengetahui pekerjaan sebagai pelayan bar. Tapi, saat kau bersamaku, aku setidaknya senang. Aku ini hanya hidup sebatang kara, jika kau pergi dan kembali pada orang bernama Yuya itu. Aku bagaimana?'

Keito memeluk Daiki, ia tersenyum. Pikirannya hanya terisi dengan keegoisan, bagi Keito kebahagiaan dirinya lebih penting daripada kebahagiaan orang lain.

Sementara berbeda dengan keadaan Yuya yang semakin hancur. Yabu dan Inoo sangat prihatin dengan kondisi Yuya yang sangat berantakan. Hal yang ia lakukan hanyalah pergi ke bar, minum-minuman keras, berdansa dengan gadis-gadis penghibur. Beberapa kali usaha Yabu dan Inoo membuat Yuya jera tak pernah digubris Yuya. Hingga sebuah ide terlintas dibenak mereka.

"Kau yakin mengajak Yuya pergi dari Tokyo?"

"Jika dengan meninggalkan Tokyo, Yuya bisa membaik? Kenapa tidak dicoba."

"Tapi Yabu..."

"Dia tidak punya siapa-siapa lagi Inoo-chan, jika bukan kita siapa lagi yang akan menyadarkan Yuya jika semua yang ia lakukan hanya sia-sia. Yang ada menghancurkan hidupnya sendiri."

Inoo mengangguk, yang berarti dia menyetujui ide Yabu. Sebagai teman lama, Mereka tak bisa ambil diam melihat Yuya seperti ini. Kehilangan jati dirinya dan terpuruk dalam dunia kegelapan.

Pukul 02.00 JST

Yuya berjalan sempoyongan dengan botol beer ditangannya. Yabu dan Inoo hanya bisa membuntuti Yuya dari belakang.

"Dia mau kemana?" tanya Yabu.

"Pantai."

"Malam-malam begini? Aku tak mengerti apa yang ada dalam otaknya. Dia bahkan belum menikah dan mempunyai seorang anak, tapi kehilangan Daiki yang bukan siapa-siapanya seperti kehilangan nyawa."

"Itu yang dinamakan kasih sayang sepanjang masa yang berubah menjadi rasa cinta abadi."

Inoo mengangguk, Yabu menggenggam tangan Inoo.

"Percayalah Inoo-chan, kita akan berdua bisa mengembalikan Yuya seperti dulu. Dan akan ku tepati janji kita saat Yuya sudah kembali kejalan yang benar."

"Aku tahu, Kou-chan." Inoo tersenyum.

Mereka berdua pun mengikuti Yuya kembali. Yuya nampak berhenti menatap laut tenang dimalam hari. Ia mengingat sesuatu, Daiki kecilnya yang bermain riang dipantai untuk pertama kalinya. Daiki yang tertawa, Daiki yang menangis, Daiki yang marah semua terlintas diingatan Yuya.

FLASH BACK

Saat itu, dimana Yuya mengajak Daiki ke pantai dan memperkenalkan apa itu pantai. Apa saja yang menarik dipantai dan apa saja yang membuat Yuya menyukai pantai.

"Jadi ini namanya pantai?"

"Iya, indah kan?"

"Yuyan kelasa cenang dipantai? Tenapa namanya pantai?"

"Kenapa ya~ Yuya juga gak tahu, mungkin nama pantai cocok dengan pemandangan yang kita lihat. Yuya suka pantai, karna melihatnya seperti beban Yuya hilang."

"Talau liak Dai?"

"Hmmm~ kalau lihat Daiki, Yuya jadi semangat."

Daiki menarik tangan Yuya lebih mendekat ke air laut. Ia lalu mengambil sesuatu.

"Yuya liak! Ini bintang jatuh dali langik?"

"Hahaha... bukan Dai-chan, ini bintang laut namanya."

"Hm~ talau yang jalan itu?" Daiki menujuk kawanan kepiting kecil yang tersapu ombak.

"Itu baby kepiting."

"Baby ketiting?"

"Kepiting! Bukan ketiting."

"Ketiting!!" kukuh Daiki.

"KE~"

"Ke~" Daiki menirukan ucapan Yuya.

"PI~"

"Pi~"

"TING."

"Ting."

"KEPITING!"

"Ketiting!!"

Yuya menghembuskan nafas kesalnya.

"Ya lah terserah~ udah sana Daiki main, Yuya liat dari sini ya."

"Un!!"

FLASH ON

Yuya tersenyum sendiri, perlahan air matanya menetes. Ia menjatuhkan dirinya ke pasir.

"Daiki~ kamu dimana? Yuya rindu Daiki."

"Yuya rindu semuanya. Yuya gak sanggup Daiki. Cepat kembali Daiki, hiks~ hiks~"

Ditempat lain, Inoo menangis. Ia benar-benar kesal dengan kenyataan ini.

"Inoo~"

"Aku gak bisa lihat Yuya seperti ini terus Yabu. Dia tidak boleh seperti ini terus!" Inoo berlari menghampiri Yuya.

"Inoo..." gumam Yabu.

Inoo menampar Yuya seketika.

PLAK~

"Ittai~" keluh Yuya.

"Bodoh!! Berhentilah melakukan ini semua Yuya!! Lihatlah dirimu sekarang!! Kau pikir hanya kau yang kehilangan Daiki?! Kami juga Yuya!! Jangan seolah-olah kau yang paling menderita!!"

"Inoo-chan, sudah." Yabu mencoba menenangkan Inoo. Namun, Inoo malah mendorong Yabu hinggs terjatuh. Ia masih memaki Yuya dengan lantang.

"Kenapa kau diam saja seperti pecundang?!! Kurang apa kami dimatamu? Kau pikir melihatmu yang seperti ini kami senang?!! Tidak Yuya! Mengacalah!! Apa kau pantas disebut manusia lagi?!! Hah!!"

"CUKUP!! ARRGH!!!" Yuya melempar botol beernya ke laut.

-----------------------------------------

"YUYAAN!!!"

Daiki terbangun dari tidurnya dan berteriak memanggil nama Yuya. Keringat dingin mengalir dari pori-pori tubuhnya.

"Yuyan~ yuyan~" Daiki meraba dadanya sendiri. Jantungnya serasa berdetak lebih cepat, Daiki merasa Yuya pasti sangat mengkhawatirkan dirinya.

"Apa hanya perasaan Dai? Tapi, rasanya sakit. Yuyan~ maaf." gumamnya.

Keito yang menguping dari balik pintu kamar Daiki menatap kesal. Ia menggenggam tangannya sendri kuat-kuat.

"Aku tidak bisa diam saja, jika Daiki masih memikirkan orang bernama Yuya itu. Aku hisa kehilangan dia. Tidak akan ku biarkan orang bernama Yuya itu merebut Daiki dari ku!" gumam Keito.

To be continue...

NAUGHTY BOY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang