NAUGHTY BOY - Part 22

407 37 63
                                    

"Kami terpisah, kau mengerti perasaan ku kan?"


Mata indahnya mulai menguak memori besama Daiki. Yuya menangis, Kenapa harus dia? Kenapa Tuhan mempertemukan dia dengan Daiki? Kenapa harus dia yang mengurus Daiki? Semua tak adil jika susah payahnya harus dibayar dengan kehilangan Daiki.

Seperti ini yang mereka rasakan, perih dan sakit. Mereka saling menyayangi satu sama lain. Akankah Tuhan mempertemukan mereka kembali? Sanggupkah Yuya bertahan tanpa sosok yang kini dicintainya.


"Aku harap, kau mau meninggalkan kota ini untuk sementara waktu."


"Kenapa kalian begitu jahat? Kenapa kalian tak membantuku mencari Daiki hiks."


Yabu memeluknya, mereka semua menangis. Memang sulit, tapi mungkin dengan meninggalkan Tokyo sementara waktu membuat Yuya sedikit sadar, jika ia membuang waktu dengan hal-hal negatif.

Seminggu kemudian, hari ini adalah keberangkatan Yabu, Inoo dan Yuya menuju sebuah desa terpencil di Shizouka. Mereka tiba di bandara, Yuya mengambil nafas panjang. Ia berharap jalan yang dipilih oleh kedua temannya tak akan sia-sia.





Keito mengompres ujung bibir Daiki yang lebam. Daiki hanya terdiam tanpa suara, Keito memeluknya. Ia tak kuasa melihat Daiki yang semakin hari semakin kurus. Jika saja ia tak bekerja lagi di club malam, mungkin Daiki dan dirinya akan baik-baik saja. Tapi demi selembar uang untuk bertahan hidup, mereka berdua menjalani kerasnya kehidupan malam.


"Maafkan aku Daiki, tidak sepantasnya kau bekerja seperti ini."


Airmata Daiki mengalir, ia bahkan tak perduli dengan di tubuhnya. Dirinya memang sudah kotor, untuk apa diperdulikan? Mungkin takdir Tuhan yang membuatnya terjerumus dalam kehidupan malam. Ia harus melayani beberapa tamu, dan menjadi budak yang rela disiksa hanya karna uang.


"Yuya..." lirihnya.


Keito mendengarnya, Daiki hanya bergeming memanggil nama Yuya dalam hatinya yang kini teriris. Harapannya kini cuma ingin bertemu Yuya, walau sedetik saja. Tapi rasanya itu sangat mustahil bagi Daiki.


"Aku kan sudah bilang! Jangan menyebut nama Yuya didepanku!" amuk Keito.


Keito kesal, ia meninggalkan Daiki yang meratapi nasibnya. Daiki hanya bisa menekuk kakinya, memeluk kakinya.


"Tuhan, aku akan sabar. Jika kau mau mempertemukan aku dengan Yuyan beberapa tahun lagi, aku akan mencoba bertahan. Aku...aku...rindu...Yuyan." Daiki menangis sejadinya.








Matahari terlihat sendu, langit mendung menyambut kedatangan Yuya dan dua sahabatnya. Yabu menepuk pundak Yuya seraya berkata, "Desa ini akan mengajarkanmu banyak hal. Yuya, selamat datang di Shizouka."

NAUGHTY BOY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang