NAUGHTY BOY - Part 23

367 35 34
                                    


"Da-Daiki?"

"Yuyan...hiks...be-benarkah kau Yuyan?" Daiki meneteskan air matanya, sebenarnya ia masih kurang percaya. Hatinya mendadak terguncang, pikirkan saja! Bagaimana jika seseorang terpisah dengan orang yang disayangi selama berbulan-bulan bahkan tak tahu arah pulang? Pasti akan sangat tersiksa, bukan itu saja bisa saja seseorang itu tidak kuat mental untuk hidup terluntang-lantung.

Yuya segera memeluk Daiki dengan erat, tak peduli dengan aroma tubuh Daiki, baju yang kotor, ya.. Daiki benar-benar kumal layaknya anak yang tak terurus. Yuya menangis tak bersuara, ia tak ingin melepaskan Daiki. Bahkan tak rela orang lain menyentuh Daiki seujung jari. Daiki miliknya.

Inoo dan Yabu seketika termenung saat melihat Yuya memeluk seseorang.

"Siapa?"

Yabu menggeleng tidak tahu, saat tangan Yabu menyentuh pundak Yuya, segera mungkin Yuya menepisnya dengan kasar.

"Jangan menyentuh Daiki ku!" gertaknya dengan nada marah.

Hal ini membuat Yabu dan Inoo sedikit kaget. Dan saat Daiki menoleh kearah mereka, betapa terkejutnya mereka. Ia tak percaya Yuya menemukan Daiki disini.

"Daiki?"

Daiki semakin menangis, dia menangis sejadinya. Kini ia percaya kalau ini bukan mimpi. Yuya memeluk Daiki dengan hangat.

"Yuyan..." isaknya.

"Akhirnya, ayo kita kembali ke penginapan." Inoo merasa lega dan ikut senang.

~ SKIP

Yuya mengambil baju dan handuk, ia memberikannya pada Daiki.

"Daiki, mandilah. Sementara pakai baju Yuya dulu ya."

Daiki mengangguk, ia mengambil handuk dan baju.

"Tidak ku sangka, dia Daiki. Beda sekali, Daiki terlihat kurus dan berantakan."

"Benar, kita tidak bisa lama-lama disini. Aku tidak mau orang jahat itu mengambil Daiki."

"Benar, aku setuju dengan Inoo."

"Kalian benar, besok kita akan kembali ke Tokyo." kata Yuya menegaskan.

Setelah selesai mandi, Daiki menghampiri Yuya dengan wajah menunduk.

"Daiki, bajunya kebesaran ya?" dengan perhatian Yuya melipat lengan baju dan celana yang dipakai Daiki.

"Yuyan!" Daiki memeluk erat Yuya.

"Tenanglah, Daiki sudah ditempat yang aman kok. Malam ini tidur sama Yuya ya."

Daiki mengangguk tak mau melepaskan pelukannya.

Yabu mengunci semua pintu, sementara Inoo membuatkan sup hangat untuk Daiki. Yuya mengajak Daiki kekamar, ia menyelimuti tubuh Daiki. Sesekali memegang dan menciumi tangan Daiki yang dingin.

"Daiki jangan kabur-kabur lagi ya. Yuya sangat khawatir."

"Yuyan~" Daiki memegang wajah Yuya dengan kedua tangannya. Ia meneteskan air mata.

"Kenapa? Ada apa Daiki?"

"Yuyan jangan marah, hiks~ hiks~"

Yuya tak mengerti kenapa Daiki menangis terisak. Ia memeluk Daiki, menunggu sesiap Daiki untuk bicara.

"Daiki kotor Yuya, Daiki sudah kotor."

Seketika jantung Yuya serasa berhenti berdetak. Yuya membelai rambut Daiki, ia mengecup kening Daiki.

"Daiki, bukan salah Daiki. Yuya janji akan jaga Daiki, Daiki milik Yuya. Daiki tidak pernah kotor dimata Yuya, Daiki tetap jadi Daiki Yuya seperti dulu. Tidak ada yang berubah, lupakan semuanya ya. Yuya janji akan mengurus Daiki." Yuya menangis.

"A-arigatou Yuyan~ Da-Daiki sudah ingat semua. Dai sayang Yuyan."

"Ehem!" Inoo masuk membawa sup untuk Daiki.

Yuya melepaskan pelukan Daiki, ia mengambil supnya dan menyuapi Daiki.

"Inoo, gomen ne."

"Untuk apa? Bukannya teman saling membantu." senyum Inoo.

Memiliki teman seperti mereka membuat Yuya sangat terbantu, apalagi semenjak Daiki menghilang. Yabu dan Inoo senantiasa mensuport Yuya. Hingga akhirnya Tuhan berhendak lain, Daiki menemukan Yuya saat ini.

Yabu datang, ia memberitahu soal keberangkatan mereka besok. Malam ini mereka akan berkemas.

"Daiki, kau demam." Yuya memeriksa kening Daiki.

"Jaga Daiki, biar kami yang mengemasi barangmu untuk besok." kata Yabu.

"Aku akan mengambilkan kompres." Inoo bergegas kedapur.

Yuya masih menyuapi Daiki, sesekali ia melihat wajah Daiki yang lebam, tangan dan kakinya yang meninggalkan bekas warna biru keunguan. Yuya seakan merasa terpukul, ia mengutuk dirinya tak becus menjaga dan mengurus Daiki. Penyesalan mendera dirinya, membuat Yuya sedikit putus asa. Ia sedikit ragu dan takut hal ini kembali terjadi pada Daiki.

"Daiki...gomen na." ungkapnya.

"Kenapa terus minta maaf, ini bukan salah Yuya."

"Tidak, bukan itu. Seandainya saat itu kau tidak mendengar pembicaraan itu, pasti ini tidak akan terjadi."

"Orang tuamu benar Yuya, aku hanyalah benalu. Tidak sepantasnya menganggumu."

"Jangan katakan itu lagi, aku tidak mau mendengarnya. Berjanjilah Daiki, jangan pergi dariku apapun kata orang tentang kita."

Daiki mengangguk, Yuya menepuk-nepuk kepalanya. Inoo datang membawakan kompres, Yuya segera mengompres kening Daiki.

"Arigatou Inoo-san."

"Hmm... Aku bantu Yabu berbenah ya."

"Baiklah."

~ SKIP

Seseorang terperanjat kaget, ia mencari Daiki. Orang itu adalah Keito, ia berkali-kali memanggil Daiki namun tak ada sahutan dari Daiki.

"Kemana dia!"

To be continue...

Maaf ya, lama sekali tidak melanjutkan FF ini. XD sebut saja ini FF terlemot sepanjang sejarah saya menjadi author. Jadi, tolong maklumi karna urusan lain mengganggu, sebagai mahasiswa akhir harus mempersiapkan beberapa modal untuk melanjutkan kejenjang Skripsi. Jadi mohon doanya ya. Saya tidak tahu, apakah FF ini masih digemari atau tidak. Tapi saya sangat bersyukur dan berterimakasih pada pembacanya.

Terimakasih sekali atas minta kalian dan waktu yang kalian berikan untuk memberi komentar. Setiap komentar pasti saya jawab kok.

Lebih dekat, itu lebih baik! 😊

Semoga hari kalian menyenangkan selalu!!





NAUGHTY BOY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang