Terimakasih untuk Waktumu

370 21 20
                                    

Team BLUE
pixxy13

Peach sedang merasakan liburan yang sangat lama setelah kelulusan. Karena keluarga Peach sedang dilanda masalah, akhirnya Ayah menyuruh Peach, mamah dan Azu yang masih duduk dibangku kelas 3 SD untuk tinggal sementara di sebuah Villa yang sangat besar tetapi yang tinggal disana hanya Peach, Mamah dan Azu karena Ayahnya harus balik ke Jakarta untuk membereskan semua masalah di perusahaannya, "Yah, kita mau kemana?" Azure pun bertanya kepada Ayah, "Kita mau liburan untuk sementara, Azu suka kan?" Azu pun menangguk. Saat itu sudah pukul 9 malam dan Peach sekeluarga pun sampai di Villa tersebut. Villa itu terletak di daerah yang bisa dibilang jauh dari keramaian, baru saja 30 menit ayah beristirahat di tempat tersebut, ia pun sudah ingin berangkat lagi ke Jakarta. Peach sangat khawatir dengan kondisi Ayahnya yang terlihat sangat stress. Keadaan di Villa besar itu pun sangat sepi karena memang didalam Villa tersebut hanya mereka bertiga saja.

Waktu pun menunjukan pukul 12 malam, Peach dan Mamah pun belum tidur karena mereka sedang berbincang-bincang. Adiknya pun sudah tertidur dipangkuan mamahnya. Tiba-tiba terdengar seperti ada suara orang yang membuka pintu kamar mereka saat sedang berbincang-bincang, Peach takut kalau didalam Villa tersebut ada seorang pencuri. Akhirnya ia memberanikan diri untuk keluar kamar dan melihat keadaan sekitar tapi tidak ada tanda-tanda ada seseorang disana. Ia pun akhirnya memasuki kamar lagi, sesaat dia baru saja duduk tiba-tiba ada suara pecahan piring "PRAAAANG!!!!"
"Kak coba kamu liat, beneran ngga ada pencuri?"
"Bener mah, tadi aku udah ngeliat keluar. Ayok mah temenin aku keluar, aku jadi takut."

Akhirnya Mamah pun merebahkan Azu diatas kasur lalu menemani Peach keluar kamar untuk cek keadaan. Tiba-tiba ada suara orang tertawa, tetapi mereka kira itu hanya orang di Villa sebelah jadi mereka merasa aman-aman saja, mereka cek ke dapur belakang tapi tidak ada siapa-siapa "Kayaknya kucing deh mah, ngga ada siapa-siapa kok. Yauda ke kamar lagi yuk." Tapi tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki orang yang sedang menaiki tangga.

"Dek apa orangnya naik ke atas?"
"bisa jadi mah, ayo kita ke atas kalau gitu."
"Bentar mamah mau bangunin Azu dulu, nanti dia kebangun ngga ada siapa-siapa,kasian."
Mamah pun langsung menuju kamar dimana Azu sedang tidur dan membangunkan Azu dari tidurnya. "Mamah, Azu masih ngantuk. Masih mau bobo." Azu pun terlihat sangat capek dan ngantuk sekali. Peach, Mamah dan Azu pun langsung menaiki tangga tersebut, terlihat sebuah pintu kamar diatas loteng Villa itu, sepertinya itu adalah gudang. Peach pun langsung membuka pintu tersebut di ikuti oleh Mamah dan Azu, tapi yang terlihat hanyalah sebuah sepeda antik dan beberapa lemari yang sudah penuh dengan debu.

"Ngga ada apa-apa mah ternyata."
"Tapi mamah dengar dengan sangat jelas Kak."
"Sugest aja itu mah."
Tapi tiba-tiba Pintu gudang yang tadinya terbuka lebar pun tertutup dengan sendirinya. Peach mengira "Ah itu hanya angin." Tapi saat Peach melihat keadaan sekitar, ia menerka-nerka hembusan angin tersebut berasal darimana? Sedangkan jendela pun tertutup dengan rapat, "Kak Peach?" Peach pun menjawabnya dengan santai "Kenapa dek?" Dan tiba-tiba pun Azu seperti bertanya kepada seseorang "Kakak, disini ngapain?." Peach dan Mamahnya pun kebingungan, Azu berbicara dengan siapa....ditempat itu hanya ada mereka bertiga saja tidak ada yang lain. "Kak peach, tenang aja. Ada kakak ini yang mau jagain kita." Bulu kuduk Peach dan Mamahnya pun berdiri, Azu memang dari kecil sudah bisa melihat mahluk-mahluk yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa tetapi dia hanya bisa berbicara dengan mahluk yang mempunyai aura yang baik, dan ia sangat takut oleh mahluk yang mempunyai aura yang jahat.

"Kak Peach, Kakak ini mau kenalan sama Kak Peach."
"Eh mau kenalan sama aku?"
"Iya kak. Tuh dia udah dibelakang kakak, dia bilang ke Azu katanya dia mau buat kakak bisa ngeliat dia. Kakak mau kan?"
"Mamah juga mau kan? Kasian temen-temen yang seumuran sama aku, kangen sama mamahnya. Azu sedih ngeliat mereka sedih." Azu pun menanyakan hal yang sama ke mamahnya.

Writer's Color 1 First EventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang