Behind of Plum Lips

115 16 5
                                    

Team PULM
ayuwptr
gunturmf12


Kyunghee University belakangan ini dikejutkan dengan maraknya pembunuhan di area kampus, pembunuhan ini sudah terjadi puluhan kali. Banyak pelajar yang menjadi korban, dan pembunuhan ini sangatlah janggal.

"Kau tau Jas, pembunuhan ini sangatlah janggal. Bahkan setiap kali kita mencoba memergoki bahkan mengusut si pembunuh itu, kita selalu kehilangan jejaknya," ucap seorang pria dengan menopangkan dagunya, menatap lawan bicaranya yang sedang mencoba berfikir.

"Jas, apakah mungkin yang dikatakan banyak orang bahwa pembunuhnya adalah seorang wanita itu benar?" ucap pria itu lagi.

Pria yang dipanggil Jas tersebut menggelengkan kepalanya, "Aku rasa itu tidak mungkin, mana mungkin seorang wanita dapat membunuh begitu banyak pria dalam waktu beberapa bulan ini? Itu tidaklah mungkin, Rei."

"Lalu apa maksud dari jejak bibir berwarnaplum itu, Jason? Apakah pria yang meninggalkan bekas bibir seperti itu?" tanya Rei retorik.

Jason menimang-nimang ucapan pria di hadapannya, ia ingin segera mengusut siapa pembunuh itu sebenarnya dan motif apa dibalik pembunuhan ini. Ia tidak ingin nama baik universitas tempat ia mengajar menjadi tercemar, Jason akan semaksimal mungkin mengusut kasus ini.

Rei melihat arloji di tangannya telah menunjukan pukul 12 siang, "Aku ada jam mengajar, kita bicarakan ini nanti sore. Menurutku lebih baik nanti kita berjaga sekali lagi, siapa tahu si pelaku berniat membunuh lagi," ujar Rei memberi saran dan hanya ditanggapi anggukan oleh Jason.

****

Keduanya berjalan beriringan menuju ruang dosen, sore ini mereka ingin mengatur strategi untuk menangkap sang pembunuh. Rei menepuk pelan pundak Jason.

"Jas, kau lihat mahasiswa di dekat mading itu?" Rei bertanya antusias.

Jason melirik kearah yang dikatakan sahabatnya, "Iya aku lihat, Putri kan maksudmu?"

"Apa mungkin gadis cantik itu pelakunya, kalau ku lihat ia selalu memakai lipstick berwarna plum,"

Jason menoyor kepala sahabatnya, "Kau pikir yang memakai lipstick berwarna plum itu hanya Putri, hah? Ada-ada saja kau ini,"

"Kan hanya presepsiku saja, kau sinis sekali sih. Ku dengar ia menyukaimu, benarkah?"

"Kau ini gemar sekali menggosip," Jason berlalu meninggalkan Rei yang sibuk memperhatikan mahasiswi bernama Putri tersebut.

"Kita akan bermalam di sini kan? Kita harus menangkap pembunuh sialan itu, aku akan menghajarnya ribuan kali nantinya," ujar Rei antusias, ini mimpinya dari kecil. Menangkap seorang pembunuh, ia sangat ingin menjadi pahlawan di masa ia kecil.

"Lalu apa yang akan kita lakukan malam ini? Kita harus menjebak pembunuh sialan itu seperti kemarin, kalau ia sedang beroprasi kita akan dengan mudah menangkapnya."

Jason menggeleng, "Tidak semudah itu, Rei. Kalau kita membuat perangkap yang sama seperti kemarin, ia akan dengan mudah lepas begitu saja. Kita harus membuat perangkap baru,"

"Lalu apa rencanamu tentang perangkap baru kita?" tanya Rei.

"Salah satu diantara kita harus ada yang menjadi umpan, entah itu aku atau kau. Lalu masing-masing dari kita harus tetap saling menghubungi, sang umpan harus berkeliaran di toilet lantai tiga tepat jam sepuluh malam," jelas Jason.

Writer's Color 1 First EventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang