***
Kau sebut dirimu teman
Merasa selalu ada disaat kubutuh engkau
Merasa selalu dibutuhkan
Namun hanya datang saat kau inginkan
Kau sebut dirimu teman
Yang selalu ingin menjadi pusat perhatian
Yang selalu ingin di istimewakan
Namun kau acuh saat gemerlapmu kemudian datang
Kau sebut dirimu teman
Memarahi yang lain salah
Membenarkan dirimu benar
Padahal kau sesungguhnya masalah
Mencemoh dibelakang orang
Bicarakan buruknya
Lalu tampilkan air muka sendu didepannya
Kau acuhkan harga dirimu agar terlihat indah didepan mereka
Kau hanya fikir dirimu
Dirimu yang hidup dalam kegeoisanmu
Menatap hidup indah gemerlap tanpa tau susahmu
Yang lain kau jelekkan, dirimu yang hilang arah kau banggakan
Bosan kutatap dirimu
Bermuka dua agar terlihat baik didepanku
Namum sayang busukmu kau sembunyi dibelakangmu
Indah yang lain sebut dirimu
Tampil mempesona
Acuhkan orang yang dulu kau sebut teman
Palingkan muka melihat orang yang kau sebut teman
Menjauhi diri dari mereka yang kau sebut teman
Dulu mereka kau sebut teman
Saat kau jatuh dan ingin berbagi sendu
Saat kau hilang arah dan mereka datang membantu
Saat kau terpuruk dan mereka kuatkan hatimu
Kini kau acuh
Tanpa tau kini hati mereka kian kelu
Melihat kau tertawa riuh
Menatap mereka yang kini jatuh didepanmu
Lucukah dirimu kau sebut teman?
Datang disaat kau perlu
Pergi tinggalkan disaat kau menuju gemerlapmu
Pantaskah kau sebut dirimu teman?
Bermuka dua
Demi menjadi paling tenar
Menyembunyikan rahasia
Terlalu busuk kau simpan dirimu yang sebenarnya
Kau sebut dirimu teman?
Tak ku coba menerka katamu
Pantaskah kau sebut dirimu teman?
Egomu tak pantas berada bersamaku
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Hati
PoetrySemua kata yang mendeksribsikan rasaku, pada dia, pada hidupku, pada semuanya. Curahan hati yang terbelenggu.