Kamu tanya, aku menjawab.--Kotak, Selalu Cinta
_______Benaya merasakan mejanya bergetar saat ia masih menyalin tugas Sejarah dari Bu Haning yang lupa ia kerjakan atau ebih tepatnya, malas mengerjakan. Ia melirik ponselnya yang berada di laci, menampakkan notifikasi pesan dari Dara. Entah itu pesan yang dari tadi malam belum ia buka atau memang dikirim barusan, Benaya juga tidak tahu dan akhirnya segera membukanya. Alisnya terangkat satu saat membaca isi teksnya.
From : Dara (+628565xxxxxxxx)
06 : 34Good morning. AtAA x
AtAA x? Apa mungkin Dara salah kirim? Sebenarnya mau kirim ke seseorang bernama Ataa, tapi keliru mengirimkan padanya?
Penasaran, ia menulisnya di buku Sejarahnya, lalu menyodorkannya pada Ridho setelah mematikan ponselnya dan menyimpannya lagi di laci. Ridho melirik tangan Benaya tidak suka karena acara menyalinnya harus terganggu.
Benaya memukul pelan tangan Ridho, karena temannya tidak juga menoleh. "Lo tahu maksudnya?" Tangannya menyodorkan bukunya yang bertuliskan tulisan tadi di depan Ridho persis. Membuat temannya itu mengerutkan dahi.
Ridho paham jelas maksudnya. Tapi mungkin Benaya salah menuliskan. Jadi ia hanya mengkedikkan bahu dan menjawab seadanya. "Nia sih pernah kirim gue kayak gitu. Bacanya All the Love As Always. Tapi, mungkin lo typo kali, ya? Nggak ada L-nya tuh." Ridho menunjuk bukunya sesaat, lalu kembali menyalin pekerjaan rumahnya.
Tidak penting. Ia pikir sejenis rumus yang Dara lupa sehingga salah ketik atau Dara salah kirim dari Ataa ke Benaya. Gila. Kenapa harus dipikirkan juga? pikir Benaya sambil mendengus pelan. Tapi, kenapa Dara mengiriminya SMS seperti itu? Pada awalnya, saat mereka belajar bersama Fisika satu bulan yang lalu, Benaya tidak ingin memberi harapan semu kepada Dara dan mereka berteman biasa. Tapi entah kenapa saat melihat tatapan mata Dara, ia malah mengatakan omongan yang dikira gadis itu adalah sebuah janji. Dan baru kali itu, ia menyesali ucapannya yang selalu ceplas-ceplos. Menjanjikan suatu hubungan dengan syarat, grafik nilai Fisika Dara naik. Seharusnya, kalau Dara berpikir realistis, bukankah gadis itu akan berpikir 'hubungan nggak ikhlas dengan syarat' dan melupakannya? Tapi Benaya salah dan berakhir seperti kemarin.
Ia sendiri takut akan dua hal. Takut melukai Dara dan takut untuk menyukai.
Benaya segera memberi tanda titik pada akhir kalimat di buku Sejarahnya, lalu menyimpannya di dalam laci. Dan berniat akan ke kantin untuk membeli susu cokelat untuk melupakan pikirannya yang sudah melantur.
Melupakan Ridho yang menulis seperti membatik, Benaya segera melangkah pergi ke kantin.*
PRANG
Benaya mengalihkan tatapannya dan berhenti pada seorang gadis yang sangat dikenalinya sedang berdiri dengan Gama, teman satu angkatannya. Benaya tidak yakin apa yang sedang mereka lakukan. Tapi Benaya yakin kalau Dara ketumpahan kuah soto milik Gama karena cowok itu terlihat merasa bersalah. Namun gadis itu melamun, entah memikirkan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benaya dan Dara
Teen Fiction[Sudah tersedia di toko buku] Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo Dimulai dari aksi Dara yang meminta Benaya untuk menjadi pacarnya, semuanya mendadak berubah. Benaya sebenarnya tidak membenci Dara, begitu pun sebaliknya. Namun saat keduanya...