Good Bye

304 24 0
                                    

Bagi Grace, waktu 24 jam cukup baginya untuk mengenang pria itu, yang mencoba untuk menolongnya. Mungkin ini seperti perasaan biasa, tapi ini sungguh luar biasa baginya yang hanya seekor makhluk kelam dengan sejuta dosa, beribu impian dan sebuncah kesepian yang mulai berterbaran bebas di laut nan indah ini, tempat asal Grace.

Ia berenang dan terus berenang hingga ke dunia perbatasan. Ya, ia berenang dengan menyimpan satu impian terdalam. Keinginan yang tak mungkin bisa tergapai kembali setelah apa yang ia lakukan. Grace menatap dunia perbatasan dengan sendu. 'Tak mungkin aku berani kembali, tapi aku benar-benar ingin bertemu dengannya, untuk terakhir kalinya' katanya dalam hati.

Wajah cantiknya masih terbingkai indah, duduk di bebatuan, mengibas-ngibaskan ekor biru indahnya, bersenandung sedih, seolah-olah waktunya telah tiba.

Ia hanya berharap pria itu baik-baik saja, ia juga berharap akan bertemu pria itu lagi setelah 1000 tahun mendatang. Bahkan ia melupakan hal bahwa kematian itu ada. Jika semua orang bisa membuat pilihan, tentu ia akan membuatnya. Sayangnya, itu hanya seonggok harapan yang tak akan pernah terjadi.

Karena, harapan terbesarnya ialah menjadi manusia kembali. Aku menatap dunia perbatasan dari kejauhan, tak berani berkutik, tak berani menyebrang, hanya kegelisahan yang ada. Ia masih berdiam diri hingga fajar, kenapa? Karena para pelaut muncul pada fajar hari. Ia menebak pria itu pelaut karena desa yang pernah kutinggali adalah desa para pelaut. Sayangnya tidak lagi, ini semua adalah salahku.

Aku terkejut karena ada kapal laut yang mulai berlayar. Aku tersenyum puas dan mencoba melihat pelaut didalamnya. Nihil, tak terlihat.

Aku hendak menyelam kembali hingga terdengar teriakan "Kau masih hidup!"

Aku lantas menoleh dan tersenyum bahagia karena ia mengingatku. Aku membalasnya dengan anggukan, ia menyuruhku menunggunya. Menurunkan kapal kecil dan berlayar ke arahku.

"Kau! Ternyata aku tidak salah lihat" katanya terkagum-kagum sepertinya aku tahu.

"Ya, aku seekor duyung" dia tertawa keras setelah mendengar jawabanku, lalu mengangguk-anggukan kepalanya.

"Astaga, kau terlihat seperti manusia, aku pikir kau akan ditelan laut, tapi tepat saat aku melihat kibasan ekormu, aku tahu kau masih akan hidup", dia tersenyum.

"Ekor yang sangat indah" gumamnya dan aku merona.

"Kau tidak takut?"

Ia hanya bertaut dan menjawab, "tidak, kenapa aku harus takut denganmu? Kau sangat manis" ia tak henti-hentinya memujiku. Aku mengibaskan ekorku pelan hingga percikan air mengenai wajah dan tubuhnya, hingga ia basah kuyup.

"Wow!" Akupun tertawa kecil.

"Terima kasih, tapi aku-" aku tak menlanjutkan ucapanku karena mendengar panggilan dari Queen Aqua.

"Ah, aku harus menjalankan hukuman, kita tak akan pernah bertemu lagi, terima kasih telah menjadi pangeran impianku! Sampai jumpa!" Ucapku cepat, tapi ia hanya menggapai tanganku yang licin dan ikut tertelan laut.

Aku sontak terkejut dan dengan sigap membawanya kembali ke atas kapal. Ia mengambil nafas kuat-kuat.

"Kau tak apa?" Tanyaku cemas.

"Ah, kau, aku-" aku memotongnya, aku tak ingin Queen menambah hukuman lagi "aku harus pergi, selamat tinggal."

♧♧♧

Casius Mole menatap sekelilingnya dan menghela nafas panjang. "Kisah cinta mereka baru saja dimulai dan langsung berakhir saat itu, tapi sebenarnya cinta mereka selalu ada satu sama lain dan saling menguatkan hingga di masa mendatang"

Mereka tidak mengenal satu sama lain tetapi dapat merasakan cinta yang kuat. Kisah cinta yang tragis.

Vote dan comment kalian ditunggu
Terima Kasih :)

Mermaid Lovèd Life [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang