Death Bell

89 12 6
                                    

Tik tok tik tok.

Takdir buruk apa yang sedang bersama Grace. Entah kenapa waktu hanya memberikannya derita.

Saat ia bertekad untuk menghapus semuanya, kegelapan menyelimuti dirinya. Saat ia ingin menciptakannya, semuanya terhalang. Tak ada yang mulus baginya.

Jika ada lonceng kematian disini, maka seharusnya lonceng itu berbunyi sekarang di laut. Tetapi, nasib baik menghampirinya.

Dari fajar hingga siang ini, Grace hanya terkapar didasar laut. Gelap, sunyi, dan dingin. Kesunyian yang sungguhlah mengerikan. Tetapi untunglah, sinar datang disaat yang tepat. Kalian ingat bukan bahwa seharusnya ia bertemu dengan Cupid. Permainan yang seharusnya diselesaikan saat ini juga.

Di waktu yang sama dan di tempat yang berbeda. Damian dan Odella sedang larut dalam kesedihan akibat kepergian Grace yang mendadak.

Surat yang mereka baca memang tidak panjang, hanya sebatas kalimat, "Berbahagialah, aku pergi".

Odel yang kehilangan sang adik, dan Damian yang merasa bersalah hanya bisa mendoakan kebahagiannya. Ya, semoga.

Di kerajaan laut, tampak wajah gusar Queen Aqua. Ia tak senang melihat bangsanya terluka, hanya karena keinginan bodoh mereka belaka. Pearl datang melihat Grace yang hancur. Peri cinta yang membawanya kesini.

Tanpa perlu dijelaskan, sang peri sudah mengerti akhirnya. Grace kalah.

Sang peri memang tak meninggalkan kerajaan, ia ingin berbincang dengan Grace saat ia sadar, jika ia sadar. Queen menatap Cupid lama.

"Bawalah King Skye kemari".

"Baik, Queen," sang peri lantas terbang ke atas. Para peri diberi kebebasan untuk berada di dalam air. Karena hubungan King dan Queen yang harmonis. Lagipula, ia adalah peri cinta yang mengurusi kebutuhan makhluk hidup. Tak aneh jika ia muncul atau sekadar berkeliaran di laut.

"Grace," lirih Pearl pelan.

"Pearl, Grace akan baik-baik saja, kau pulanglah," Queen berkata tegas. Karena setelah ini, akan terjadi peperangan dengan neraka. Untungnya Pearl menurut.

"Grace, kau harus kuat".

Jika menilik lebih dalam, ia terlihat seperti tertidur indah daripada penuh derita. Wajahnya yang harusnya kesakitan malah tersenyum bahagia.

Tak butuh waktu lama, King yang ditunggu-tunggu akhirnya datang bersama Cupid. Tanpa basa-basi, Queen mengutarakan maksud dan inti tujuan memanggil sang penguasa langit kemari. Ia harus menyelamatkan kaumnya. Menyelamatkan impian kecilnya yang menurutnya berharga.

"Kita tak bisa menunggu lebih lama lagi," tutur Queen terdesak.

"Tapi, ini proses yang mengerikan, dan sangat panjang, kau tahu betul itu, dan tidak semuanya berhasil," King sedikit menolak.

"Lalu kau akan menghancurkannya, begitu? Bagaimana dengan mimpi kecilnya?"

"Kau tak bisa mengambil resiko, Aqua".

"Bukankah kita harus menyelamatkannya? Aku yakin dia bisa bertahan, percayalah," Grace tersenyum lagi dalam tidurnya. Queen masih berharap King menyetujui keinginannya ini.

"Dia akan melupakan segalanya, akankah ia setuju?" King mulai memegang kepalanya.

"Ia harus melupakannya, kenangan buruk haruslah ia lupakan". Queen tak terbantahkan lagi.

"Baiklah, kita lakukan cara terakhir".

"Terima kasih," Queen tersenyum tulus lalu menatap Grace.

Mermaid Lovèd Life [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang