LAST - Mermaid Lovèd Life

152 12 4
                                    

Blake tak berhenti mencari Grace. Dalam satu kedipan Grace sudah menghilang. Dan sekarang, Blake sudah berada ditengah-tengah pantai. Niat awal tidak ingin berenang, tapi berkat Grace, niatnya tidak ada artinya lagi.

Gelisah, ya itulah yang ia rasakan. Ia tidak bisa melewati garis pantai dan ia masih belum menemukan jejak Grace. Hanya tampak ombak yang menerjang keras. Tubuh kecilnya itu pasti terombang-ambing. Atau mungkin telah dicabik-cabik hiu.

"GRACE!" panggil Blake sekali lagi. Disaat Blake memanggil Grace untuk ketiga kalinya, Blake merasakan kakinya ditarik.

Blake menangkapnya refleks. Ia sempat tercengang. Manusia, lebih tepatnya Grace. Blake menatapnya dalam-dalam. Ada rasa lega, senang, dan marah. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan sekarang atau yang harus ia lakukan saat ini. Tanpa sadar ia memeluk Grace mewakilkan rasa leganya. Grace membelalakan matanya, terkejut dengan tingkah Blake. Untuk sesaat hatinya menghangat. Ayah. Rindunya.

Saat mereka berpelukan, langit dan laut sedang bersukacita. Saat mereka berpelukan, ingatan mereka bersatu. Ingatan mereka muncul seperti sebuah mimpi tak kasat mata. Seperti bayangan yang pernah terjadi. Deja vu.

Deja vu biasanya muncul saat kalian termasuk orang yang bereinkarnasi. Tak semuanya bisa merasakan deja vu. Adegan Blake menyelamatkan Grace muncul tapi hal itu bersatu dengan kehidupan sekarang. Tak butuh masa lampau yang menyakitkan.

Blake menguraikan pelukannya, ia menatap Grace aneh.

"Kita pernah bertemu?" Tanyanya polos.

"Apa?" Tanya Grace kembali. Mungkin kita pernah bertemu. Atau tidak sama sekali.

Mereka tidak mengerti perasaan apa itu. Padahal mereka berjanji untuk bertemu kembali dan tidak akan melupakan satu sama lain.

"Jangan bercanda seperti ini lagi, sangat tidak lucu!" Gertak Blake kesal mengabaikan jawaban Grace, lalu menjauh dari pantai. Grace mengikutinya dengan langkah kikuk.

"Aku tidak bercanda tadi- ah lupakan," putus Grace.

"Lagipula aku sangat-sangat ahli berenang! Kau tidak perlu takut aku tenggelam," Grace menekan kata sangat dengan kuat.

"Ya, dan keahlianmu itu hampir membuat jantungku copot!"

"Bohong," kata Grace sewot.

"Hentikan omong kosongmu, Grace. Bajuku basah semua," putus Blake kesal.

"Aku bahkan tidak memintamu menyelamatkanku," kata Grace tak percaya.

"Masalahnya, kau pergi bersamaku, dan sudah pasti kau harus kembali bersamaku HIDUP-HIDUP," Blake membuka bajunya yang basah dan duduk di pinggiran pantai.

"Ah, baiklah, maafkan aku, bagaimana kalau aku menyanyikanmu lagu sebagai permintaan maafku? Bagaimana? Aku sangat pandai bernyanyi!" Blake menatap gadis ini dengan tatapan tak percaya. Setelah apa yang terjadi, gadis ini masih saja cerewet.

Ia sendiri bahkan tak mampu berkata-kata. Bagaimana kalau ia benar-benar tenggelam? Bagaimana kalau, Blake kehilangan dia?

Grace mulai bernyanyi, untuk sesaat Blake lupa tentang caci makinya dalam hati. Ia menatap Grace takjub.  Terpesona lalu terhipnotis dengan suaranya yang sangat indah, berbeda sekali dengan saat ia berbicara. Sungguh cerewet.

Grace tersenyum sekilas saat melihat wajah Blake yang tidak gelisah lagi. Wajah yang damai. Blake memejamkan matanya lalu berguling di pasir pantai. Ia membiarkan angin menerpa dirinya. Menikmati suara indah gadis disebelahnya. Dan merasakan dingin ditubuhnya tapi hangat dihatinya.

Ia senang bertemu dengan Grace. Blake terlelap tanpa sadar.

♧♧♧

Mermaid Lovèd Life [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang