Little Kid With A Sign

86 12 3
                                    

Grace aku menyukaimu karena engkau berbeda - Queen Aqua


Detik berganti jam, jam berganti hari, hari berlalu menjadi minggu, dan minggu menuju bulan, sedangkan bulan menciptakan tahun. Tahun ini, rasanya berakhir dengan cepat. Tanpa sadar Odella dan Damian memutuskan untuk menikah.

Mereka adalah pasangan yang dijodohkan oleh Cupid jadi mereka pantas untuk menikah. Memiliki hidup yang baru tanpa menghilangkan keseluruhan isi ceritanya.

Mereka tak akan melupakan kisah mereka bersama Grace. Tanpa momen itu, semuanya tak lagi sama.

Walaupun terasa seperti mimpi yang cepat berlalu. Entah kenapa mimpi ini terus bersama mereka. Takdir tak akan memutuskan talinya dengan mudah.

Yang namanya ikatan, yang namanya jodoh, yang namanya takdir, ditentukan oleh penguasa. Tak ada yang berani menyentuh.

Lagu pengiring pasangan pengantin mulai terdengar. Sorak-sorai dari keluarga mempelai pria, kebahagian teman-teman mereka, bahkan penduduk desa tersenyum bahagia. Begitupula Odel dan Damian yang tersenyum manis. Momen yang terjadi hanya satu kali seumur hidup harus diiringi dengan kebahagiaan yang tiada duanya. Seperti keinginan Grace pada kami untuk berbahagia.

"Grace, apa kau melihat kakakmu ini berbahagia? Apakah kau berbahagia di laut sana? Kuharap kau hadir dipernikahanku," tutur Odella sebelum langkahnya menuju altar.

Sang pendeta melafalkan kalimat suci dan mereka akan mengikrarkan sebuah janji yang mengikat mereka untuk selamanya. Ikatan yang tak dapat dilepaskan. Kami harap kami dapat melaksanakan janji itu dengan seharusnya.

Selang puluhan menit, sang pendeta memberikan ijin agar mempelai pria mencium sang mempelai wanita. Tapi sang pria hanya tersenyum geli. Tanpa melakukan aksi yang berarti.

Odel menatapnya garang. Para hadirin telah menunggu, Odel pun begitu. Apa yang dipikirkan Damian disaat-saat seperti ini?

Odel tak habis pikir, ia bermain-main disaat penting begini. Benar-benar sudah kehilangan akal. Kemudian Odel pun mengambil langkah utama, Odel menarik lehernya dan mencium bibir Damian. Ciuman sakral itupun akhirnya terjadi.

Para tamu bahkan pendeta dihadapan mereka melongo. Dan tak lama terdengar tepuk tangan dan sorakan menggoda. Odel melepaskan ciumannya dan Damian tersenyum puas.

"Gadis pintar," pujinya yang membuat pipinya merona.

Ucapan selamat bergilir datang, jabatan dan pelukan mereka dapatkan. Bahkan tangisan pun mengisi riuhnya suasana pernikahan mereka.

Rasa penat muncul saat resepsi pernikahan selesai. Mereka pun berbaring dikasur bersama-sama.

"Aw!" Jerit Odel langsung duduk berdiri. Ia lupa bahwa kepalanya penuh mainan dan harus dilepas dulu agar ia bisa guling dengan nyaman.

"Biar aku bantu," Damian mengajukan diri saat melihat istrinya kesusahan. Damian membukanya dengan telaten. Tak sadar Odel tersenyum sendiri.

"Lama sekali, biar aku saja," Odel sudah tak tahan lagi.

"Jangan!" Damian menghentikan aksi Odel yang mengerikan. Ia langsung mencabutnya tanpa ampun.

"Jika kau yang melepasnya, rambutmu akan ikut lepas," Damian berdecak kesal melihat kelakuan istrinya yang acuh.

"Kau lelah?" Lanjut Damian karena tak ada protes dari sang empunya rambut.

"S-A-N-G-A-T," tekan Odel kesal.

"Selesai".

"Akhirnya," Odel langsung menghambur ke kasur.

"Gantilah pakaianmu, atau kau akan encok di pagi hari," titah Damian tak terbantahkan.

Mermaid Lovèd Life [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang