The Facts

108 11 2
                                    

Sometimes truth always hurt

♧♧♧

Grace melangkahkan kaki keluar, berjalan terus. Tanpa mengalihkan pandangan. Pikirannya berkecamuk, rasanya ia ingin meledakkan kepalanya sekarang juga.

Nyut.

"ARGH!"

Rasa sakit didadanya menguak, air mata berturut-turut mengucur deras. Ia mencengkram kera bajunya kuat dan dalam-dalam. Ia memukul dadanya kuat.

Ia mendongak, mata merahnya menatap laut dihadapannya. Ia tidak sadar. Ia hanya menatap rumahnya, ya rumah sesungguhnya. Ia berjalan kesakitan meninggalkan rumahnya.

Jantungnya terasa seperti digenggam seseorang dan siap untuk dihancurkan. Satu lolongan mengerikan dari Grace dan semuanya menggelap.

•••

DAMIAN'S POV

"Damy!" Panggil Odella penuh semangat. Kekasih Damian, lebih tepatnya tunangan.

"Kau datang?"

"Kejutan!" Ia langsung duduk di hadapan Damian berpangku tangan. Paras cantiknya memang memukau. Aku beruntung memilikinya.

Ia hendak mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan, tetapi aku menghentikannya. Aku mencekal tangannya. Aku sedang berpikir keras. Entah kenapa aku begini. Seperti ada yang mengganjal.

Perasaan bersalah.

Odel menatapku kebingungan, lalu aku membawanya keluar, dan tidak lupa membayar.

"Aku bahkan belum menyantap satu makanan pun hari ini," keluh Odel sedih.

"Lagipula, kau butuh diet," gurauku yang membuat calon pendamping hidupku makin merasa sedih. "Aku bercanda".

"Kita mau kemana?"

"Menolong seseorang," tukas Damian cepat.

Sebelumnya kepalaku berkecamuk, otak pas-pasan-ku harus kupaksa untuk berpikir. Dan itu sangatlah menyiksa.

Saat di laut, Grace mengatakan bahwa kejadiannya seperti berputar ulang. Ia juga memberikan nafas kehidupannya, walau itu belum kupastikan.

Ia juga berpikir bahwa aku kekasihnya, mungkin di jaman dahulu. Dan, ya ia sangat cantik, dan mistis. Kau tahu.

"Menolong siapa, Damian?" Odella melepaskan genggaman tanganku dan menatapku lurus. "Jelaskan".

"Ya, kau tahu, ia sangat cantik, manis, dan mempesona," aku menggodanya.

"Dan kau terpukau olehnya? Lalu, kau ingin menolongnya dihadapanku?" Balasnya kecewa dan tak suka. Ia cemburu.

"Ya, seperti itulah. Tapi, aku milikmu, sepenuhnya," tanganku mengulur kearah wajahnya yang kecewa. "Aku menolongnya karena ia telah menyelamatkan hidupku, untuk lebih jelasnya, kita sambung besok, kau percaya padaku, bukan?"

"Tidak. Bagaimana bisa aku percaya lagi padamu saat kau berkencan dengan wanita lain? Kau gila," jelas Odel tak percaya dengan keoptimisan diriku. Aku tertawa sesaat lalu ia cemberut.

"Astaga, aku bercanda. Ia bahkan tak semanis dirimu saat kau cemberut".

"Kau gila!"

"Sekarang kau percaya? Ayo kita selamatkan dia, sebelum aku dikutuk," Odella tertawa bahagia lalu mengikuti Damian dengan langkah pasti.

Dalam perjalanan, mereka memang tidak tahu kemana Grace pergi. Tapi entah kenapa insting Damian mengarah ke laut.

Saat menuju laut, mereka tak melihat apapun. Odel bahkan mengeratkan pegangannya.

Mermaid Lovèd Life [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang