I'm the Real Human

111 7 4
                                    

GRACE'S POV

Sepanjang arus berhempasan, tubuh kami terombang-ambing kesana kemari, tak menemukan sosok kapal yang sangat ingin kami jumpai.

Damian masih bercerita panjang lebar, sedangkan malam semakin larut, air semakin mendingin, angin semakin berhembus kencang, mungkin ia akan mati beku.

Aku sudah merasakan lelah, "haruskah kita mencari tempat beristirahat?"

"Tidak perlu, sebentar lagi kapal akan mendekat."

"Bagaimana kau tahu?"

"Mudah saja, kau lihat asap disana?" Tunjuknya dari arah utara. "Itu adalah asap dari cerobong kapal".

Sepanjang perjalanan ini, hanya aku yang bergerak. Ia tidak bisa lagi bergerak. Tubuhnya kaku.

"Ah baik-"

"Kau lelah, Grace?" Aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaannya. Aneh, tak biasanya aku lelah.

"Tunggulah sebentar lagi, aku harap kau tidak mati membeku didalam sini", ia hanya tersenyum simpul mendengar ucapanku.

Sebelumnya, kami telah berkenalan nama, bahkan kami saling bercerita tentang kehidupan kami. Ia merasa takjub karena pernah bertemu denganku seribu tahun lalu, kurasa ia lupa denganku. Jadi, aku menceritakan pertemuan awal kami di masa lampau.

Walaupun terasa janggal, aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku bahkan tak tahu harus berkata apa. Aku sudah cukup bahagia dengan melihat dirinya.

Dan katanya, ia akan mempertemukan aku dengan tunangannya, orang yang akan menikah dengannya dan menjadi istrinya. Aku yang tak mengerti maksudnya mengiyakannya saja. Jadi, aku akan menanyakan hal itu pada Kalius dan Pearl.

Klakson kapal mulai terdengar. Ia tersenyum merekah padaku sebelum mengucapkan selamat tinggal dan sampai bertemu lagi.

Aku pun berenang kembali ke rumah. Goa yang penuh impian. Kakak. Pangeran. Kalius. Pearl. Aku pun terlelap dengan mimpi indah.


•••

DAMIAN'S POV

"DAMIAN! Syukurlah kau masih hidup!" Teriak salah satu awak kapal, pamanku.

Derap langkah kaki yang cepat terdengar olehku, seseorang berlari kencang menuju arahku.

"Damian, kau benar-benar kejam, teganya-, hiks tapi untunglah," makinya. Wanita yang kucintai sedang beruraian air mata. Tak lama pandanganku menggelap.

•••

GRACE'S POV

Esoknya, rasa sakit menghampiri sekujur tubuhku. Tubuhku kaku.

Malas rasanya untuk pergi ke perbatasan. Sangat jauh.

Oh iya! Pearl.

Aku segera berenang ke tempat pertama kali bertemu dengannya saat mengingat dirinya.

Sesampainya disana.

Ia terlihat sangat senang saat melihat wajahku. Ia melambaikan tangannya dengan cepat, sehingga gelembung-gelembung air bermunculan disekitarnya.

Mermaid Lovèd Life [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang