Joo Eun tersenyum didepan layar komputernya, tak percaya melihat tiga laki-laki itu melakukan seperti yang diperintahnya, bergaya sekarat dan nonton film romantis sampai menangis, terdengar ketukan pintu ruangan. Joo Eun buru-buru menutup layarnya.
Hyun Jung masuk berpikir Joo Eun akan lembur, Joo Eun mengatakan tidak lalu menyuruh asistenya untuk pulang karena sebentar lagi akan selesai. Hyun Jung mengerti saat akan pulang, kembali berbicara dengan Joo Eun untuk tak diet karena takut jatuh sakit.
"Aku memang menderita, tapi aku harus menyembuhkan tiroid-ku." Jelas Joo Eun
"Ohh... Dokter bilang, berat badanku ini
sebagian besar berasal dari ototku." Kata Hyun Jung lalu pamit pulang.
Joo Eun merapihkan berkas-berkasnya, dengan penuh semangat memikirkan terakhir kali dirinya makan makanan yang enak seperti hari ini, sambil membentangkan tangannya tak sabar ingin makan malam.
Hyun Hoo memberitahu restoran mereka sedang di renovasi. Joo Eun dengan Min Joon memegang perut yang kelaparan dan terlihat sangat lesu. Hyun Hoo membawakan minum untuk temanya yang datang kerumah. Joo Eun mengeluh restoran Hyun Hoo harus melakukan renovasi di hari ini.
Min Joon meminta ibunya memberikan makanan pada bibi Joo Eun, karena kelaparan. Hyun Hoo menyuruh anaknya untuk menjaga sikapnya sambil menepuk pantatnya menyuruh latihan untuk
pertunjukan seni akhir tahun, lalu mengeluh anaknya yang buta nada sama seperti ayahnya.
"Kenapa kau sial sekali? Bersamaan saat kami melakukan renovasi. Tak ada makanan yang tersisa." Ujar Hyun Hoo, Joo Eun mengaku memang dirinya sial
"Ya...hanya kesialan yang menghiasi 16 tahun persahabatan kita. Lalu, kenapa wajahmu terlihat seperti kau yang dulu?" komentar Hyun Hoo melihat wajah temanya yang tirus.
"Tubuhku juga akan seperti tubuhku yang dulu. Tunggu saja. Aku malah lebih menderita daripada saat belajar ujian dulu." Kata Joo Eun yakin.
"Apa?? Kau kan sudah gagal beribu kali."ejek Hyun Hoo tak percaya.
Joo Eun kesal temannya sudah merubah moodnya, Hyun Hoo mengeluh dengan tempramen Joo Eun membuatnya jadi tak banyak memiliki teman, lalu menanyakan dimana sekarang tinggal. Joo Eun memberitahu tinggal di rumah seseorang yang temperamennya lebih tinggi daripada dirinya dan dianggap sebagai teman dekat.
Lalu teringat ucapan Young Ho kalau mereka adalah teman dekat yang bisa berciuman. Kepalanya mengeleng ingin melupakan kalimat itu, meminta Hyun Hoo tak perlu mengkhawatirkan karena mungkin akan segera diusir. Hyun Hoo merasa terjadi sesuatu antara Joo Eun dengan pria seksi itu.
"Apa gunanya menjadi seksi? Dia memiliki temperamen yang buruk dan sangat kasar dan punya banyak kamar
kosong di rumahnya. Didalamnya seperti asrama saja, dan ada pria lain yang tinggal di sana juga." Cerita Joo Eun
"Apa??? Pria lain lagi? Ya, ampun! Kau hidup dengan dikeliling oleh pria, dan lihat aku? Aku hanya bisa berkata, "Hallelujah" karena mantanku hanya tahu tunjangan saja." Keluh Hyun Hoo
"Oh Yah... Apa kinerja PD Go telah naik?" tanya Joo Eun menyelidik
"Dia pergi ke Amerika dan sudah tahu di mana John Kim tinggal." Cerita Hyun Hoo
Joo Eun tak percaya, apakah mantan suami Hyun Hoo itu yakin melihat John Kim masuk ke rumahnya. Hyun Hoo meminta untuk menunggu saja sampai beritanya keluar dan memberi bocoran bahwa Ayah Min Joon itu hanya bisa melakukan wawancara kecil dan hanya 30% fakta saja.
Joo Eun pulang naik taksi sambil mencari berita Jhon Kim dan mengeluh pria itu sangat terkenal sekali, setelah itu menelp Ji Woong dan meminta untuk memakai speaker pada ponselnya.
"Berhenti, semuanya!!! Letakkan makanan hijau organic dan daging tak berbumbu itu sekarang!!! Hidup seperti Kang Joo Eun. Misi makanan!!! Kita akan makan di luar. Hanya itu saja." Ucap Joo Eun lalu menutup ponselnya.
Young Ho dan Joon Sung pun tak jadi makan dengan menu mereka biasanya. Joon Sung terlihat binggung karena mereka akan makan direstoran. Ji Woong menduga Joo Eun ingin menjadi seorang Putri jadi mereka akan mengunakan setelan jas.
Ketiga siap dengan setelan jas yang rapih dan berdiri didepan restoran tapi saat mendonga ke atas tertulis nama restoran [Makanan Cepat Saji yang Enak ] dan didalamnya banyak orang yang berpakaian biasa.
Young Ho merasa mereka salah gaya dan memilih untuk pergi saja. Ji Woong dan Joon Sung langsung menahanya, Young Ho memeritahkan untuk melepaskannya, Keduanya meminta agar Young Ho menurut hanya untuk hari ini saja. Joon Sung menyakinkan selama ini Joo Eun sudah menderita jadi mereka lebih baik melakukanya.
"Memangnya dia boss kita? Itu kan demi kepentingannya." Ucap Young Ho ketus
"Young Ho-hyung, dia wanita yang bijaksana." Kata Ji Woong membuju.
"Aku tak bisa makan karbohidrat." Ucap Young Ho ingin kabur, keduanya langsung menarik Young Ho agar cepat masuk.
Ketiganya sudah memakai celemek dan siap makan. Joo Eun makan semua makanan dengan wajah bahagia dan menegur ketiga yang hanya diam bukan makan. Ji Woong melihat semua makan didepanya sangat enak dan mulai mencoba udang goreng.
"Aku hanya akan makan sedikit, karena
harus menjaga berat badanku." Ucap Joon Sung
"Jika aku sekurus kau, aku tak perlu pusing memilih makanan." Komentar Joo Eun sangat menikmati makan malamnya.
Joo Eun menusuk kentang dan menyuapi Young Ho agar mau membuka mulutnya. Young Ho memerintahkan Joo Eun untuk menurunkan tanganya, Joo Eun meminta agar Young Ho mencobanya karena rasanya sangat enak. Young Ho menolak karena sudah tahu rasanya.
"Tapi, kau masih belum menikmatinya." Kata Joo Eun lalu memberikan kode pada dua pria disamping Young Ho. Ji Woong dan Joon Sung meminta maaf karena harus memegang tanganya kembali, karena hari ini adalah Kang Joo Eun's Day.
Young Ho mengancam akan membalas besok, Joo Eun kembali menyodorkan makanan agar Young Ho membuka mulutnya. Young Ho tetap diam walaupun Joo Eun sudah berdiri untuk menyuapinya, tapi akhirnya mulutnya terbuka saat makan ada didepan bibirnya. Joo Eun pun berteriak gembira. Young Ho mengomel karena selama ini tak memakan karbohidrat dan mengeluh dengan rasa asin.
"Ayolah.... Hanya hari ini saja, Memangnya kalian mau hidup seperti apa tanpa karbohidrat?" ungkap Joo Eun
"Kau bukanlah Putri, tapi Peri Pemakan Segalanya, iyakan?" ejek Young Ho sambil mengunyah makanan.
Joo Eun malah bahagia karena Young Ho memanggilnya peri, lalu mengajak untuk foto selfie. Young Ho kembali mengeluh karena Joo Eun sudah mempersiapkan semuanya, Ji Woong meminta Young Ho untuk memiringkan sedikit wajahnya dan tersenyum. Young Ho tetap saja memperlihatkan wajah dinginnya, tapi setelah diambil gambarnya terlihat senyuman Young Ho yang lebar.
Direktur Choi berjalan bersama dengan Woo Shik menanyaka apakah ia masih bermain golf. Woo Shik mengaku masih pemula dalam olahraga itu. Direktur Choi mengajak Woo Shik untuk main golf hanya sebagai tujuan bisnis.
Woo Shik setuju lalu mengeluarkan ponsel karena ada yang menelp dan kembali menaruhnya dikantor. Direktur Cho meminta agar Woo Shik Tak usah sungkan untuk mengangkat telepon di dekatnya. Akhirnya Woo Shik dengan sopan meminta izin untuk mengangkat telp.
Terdengar suara polisi dari daerah Gangnam, Woo Shik kaget mendengar polisi menelpnya lalu bertanya Ada masalah apa dan akhirnya dengan wajah tegang mengakhiri telpnya.
"Ada apa? Apa kau terlibat DUI (Menyetir dalam Keadaan Mabuk)?" tanya Direktur Choi ikut khawatir, Woo Sik mengelengkan kepalanya.
"Kau tak boleh melakukan kesalahan
apapun yang bisa merusak rencana kita." Pesan Direktur Choi, Woo Shik mengerti lalu Direktur Choi pun pergi lebih dulu.
Soo Jin menunggu diparkiran saat melihat Woo Shik keluar ingin menghampirinya tapi Woo Shik seperti tak melihatnya dan masuk ke dalam mobil. Akhirnya Soo Jin menelp karena Woo Shik sempat terdiam didalam mobil.
Woo Shik melihat Soo Jin yang menelp mengangkatnya, Soo Ji sengaja bertanya keberadaan pacarnya. Woo Shik berbohong mengaku sedang ada diruangan. Soo Jin lalu bertanya kapan akan pulang. Woo Shik mengatakan kemungkian akan lembur karena masih banyak yang harus dikerjakan.
Soo Jin berpura-pura percaya dan memberikan semangat, padahal didepan matanya Woo Shik sedang ada didalam mobilnya. Woo Shik berjanji akan menelpnya nanti lalu keluar dari parkiran.
Di kantor polisi
Woo Shik langsung ditemui oleh seorang
pengacara yang bernama Yang Kyung Joon. Woo Shik memperkenalkan diri dan melihat ada si pria pengutit duduk disamping Pengacara Yang, tak percaya dengan tuduhan Kekerasan. Pengacara Yang merasa Woo Sik menyangkalnya. Woo Shik merasa bukan seperti itu maksudnya.
"Pada sore hari tanggal 17 November 2014.Klienku dirawat di rumah sakit dengan luka serius selama 3 minggu Dan juga, dia mendapat ancaman." Jelas pengacara Yang, Woo Shik kaget mengetahui ada ancaman darinya.
Pengacara Yang memutar rekaman suara Woo Shik "Jika kau menemui Kang Joo Eun lagi, aku akan membunuhmu.
Sepertinya, banyak yang kau tahu, jadi kau pasti tahu apa hakku? Jangan mengganggu Kang Joo Eun.Ini bukan peringatan. Tapi, perintah." Si pria penguntit terlihat tersenyum.
"Klienku merekamnya di ponselnya. Anda mengancamnya akan membunuhnya dan memintanya menjauh dan mengatakan itu bukan peringatan, tapi perintah. Itu
jelas adalah sebuah ancaman. Kasus ini tak bias dibiarkan begitu saja." Jelas pengacara Yang
"Apa anda akan menyewa pengacara?" tanya polisi, Woo Shik terlihat kebinggungan
"Aku adalah Pengacara Oh Soo Jin, yang akan mewakili Im Woo Shik." Ucap Soo Jin masuk ke dalam kantor polisi dengan memberikan kartu namanya.
Woo Shik terlihat kaget melihat Soo Jin yang ada dikantor dan menjadi pengacaranya. Soo Jin sempat melirik sinis karena ternyata Woo Shik berbohong padanya sedang ada didalam kantor.
Joo Eun bahagia sambil menyanyi, dengan memperlihatkan lesum pipi yang kembali terlihat lalu mengosok giginya karena kali ini banyak sisa makan disela-sela giginya, lalu melihat ponselnya kalau Wakil Presdir menelpnya pada larut malam, berpikir ingin membuatnya kesal. Akhirnya jari memilih untuk menolaknya.
Lalu ia melihat perutnya yang kembali gemuk, merasa sudah makan banyak hari ini jadi mulai besok akan kembali olahraga secara rutin. Soo Ji kembali menelpnya dan Joo Eun pun mengangkatnya dengan nada ketus menanyakan apa lagi yang diinginkanya, matanya langsung melotot kaget mengetahui sedang dikantor polisi.
Semua sudah pindah di meja bundar, Pengacara Yang dan si pria penguntit terlihat berbicara untuk membawa kasus tuntutannya. Soo Jin melirik sinis pada keduanya, sementara Woo Shik terlihat tak enak hati.
Soo Jin memberitahu saksi mereka sudah datang, Woo Shik kaget melihat Joo Eun yang datang menjadi saksinya. Joo Eun melihat Woo Shik dan Soo Jin secara bergantian dengan mulut melonggo, Woo Shik hanya bisa tertunduk diam karena semua kelakuan bisa diketahui oleh Joo Eun.
Polisi mulai menanyakan keduanya yang punya hubungan selama 15 tahun. Joo Eun mau tak mau mengakuinya. Soo Jin menceritakan Keduanya dulunya pacara
selama 15 tahun.
"Hanya karena sudah putus, mereka tak mungkin tak saling peduli, 'kan?" kata Soo Jin membela, Joo Eun mengumpat kalau Woo Shik sudah gila.
"Dia melihat pria aneh ini menguntit dan mengancam mantan pacarnya, jadi tindakan itu sudah cukup menjadi alasan membela mantanya. Dan juga pembelaannya itu tidak bisa dianggap sebagai tindak pidana. Selain itu, tolong selidiki laporan medis yang dia serahkan." Kata Soo Jin membela, si pria yang duduk dibelakang terlihat panik.
"Tapi... kalian tak punya bukti yang cukup
untuk mengklaimnya sebagai pengunti.
Jadi, aku ingin meminta saksi lain dalam kasus ini. Mengenai rekaman CCTV yang
diminta walimu yang kemarin itu, Kau bersama dia saat kejadian itu, 'kan?" kata polisi
"Dia tak ada hubungannya dengan masalah ini, Anda tak meneleponnya, 'kan?" kata Joo Eun panik tak ingin Young Ho ikut dalam masalahnya lagi.
Tiba-tiba Young Ho sudah datang dan mengaku sebagai saksi. Joo Eun hanya bisa menghela nafas dan merasa tak enak hati karena membuat Young Ho kembali datang membantunya.
Di depan kantor polisi
Woo Shik memanggil Soo Jin, sebelum pergi ke parkiran. Soo Jin membalikan badanya dengan senyuman merasa keduanya ingin membiacarakan banyak hal jadi akan pulang duluan. Woo Shik pun membiarakan Soo Jin untuk pulang tanpa diantar karena memang ingin berbicara dengan Joo Eun.
"Kau terlihat sehat, Wajahku telah menjadi lebih kurus." Komentar Woo Shik yang melihat perubahan Joo Eun.
"Apa kau pikir aku sehat dan banyak makan? Kenapa kau melakukan itu?" keluh Joo Eun
"Maaf... Aku bereaksi berlebihan. Aku hanya khawatir tak akan ada yang bisa melindungimu dan hanya kasihan." Jelas Woo Shik
"Kaulah alasan kenapa tak ada seorangpun disisiku sekarang. Dan kenapa kau harus kasihan?"kata Joo Eun kesal
"Hanya karena kita sudah putus, aku tak
boleh kasihan padamu?Jika hal ini terjadi pada orang lain, aku juga akan menolongnya. Kau tak perlu terlalu percaya diri." Komentar Woo Shik dengan nada tinggi.
Joo Eun mengucapkan terimakasih agar Woo Shik puas dan memilih untuk pergi. Woo Shik menanyakan apakah Joo Eun mengenal orang yang menjadi walinya. Joo Eun terlihat binggung. Woo Shik menjelaskan dugaan kalau Young Ho itu bukan pria seperti yang ada di pikiran mantan pacarnya.
"Apa kau cemburu sekarang, atau Kau sedang merayuku? Apa kau kesal karena
dia lebih keren darimu?" komentar Joo Eun ketus
"Dia mungkin hanya mempermainkanmu.
Aku khawatir, kau akan jatuh cinta padanya, Karena dia tak akan serius padamu." Ungkap Woo Shik
"Sepertinya kau menjadi lebih cerewet sekarang. Apa kau tak punya kesibukan lain? Sini, biar kutendang pantatmu." Kata Joo Eun siap menendangya.
Woo Shik kesal Joo Eun itu menjadi sangat kasar sekarang, lalu menanyakan alasan Joo Eung sebagai cewek yang menderita. Joo Eun menegaskan dirinya
bukan lagi "cewek"dan meraka sudah
lebih tua 15 tahun sekarang, jadi yang dulunya masih mahasiswa hukum,
sekarang sudah menjadi pengacara dan yang dulu Seorang juara perenang tingkat nasional, sekarang sudah menjadi seorang eksekutif di sebuah perusahaan besar.
"Dan kau bertanya kenapa aku jadi seperti ini? Apakah menjadi kurus itu kau anggap sebuah penderitaan? Aku tetaplah, Kang Joo Eun. Pikirkan hal lain yang telah berubah dariku sejak 15 tahun yang lalu. Soo Jin adalah pengacara
yang lebih handal daripada aku. Jadi, kau pasti akan baik-baik saja." Tegas Joo Eun lalu pamit pulang, Woo Shik hanya bisa diam saja melihat Joo Eun yang pergi.
Young Ho baru saja menyelasaikan kesaksian dan Polisi pun mengucapkan terimakasih dan mempersilahkanya pulang. Sebelumnya ternyata ia mendengar saat Soo Jin mengatakan kalau Joo Eun dan Woo Shik berpacaran selama 15 tahun jadi tak mungkin Hanya karena sudah putus dengan saling tak saling peduli, lalu melihat Joo Eun yang mengumpat gila. Sebelum keluar ia menelp Kepala Min karena ingin meminta bantuan dengan masalah pribadi.
Ketika keluar Woo Shik ternyata masih menunggu dan memanggil Young Ho, menurutnya mereka mungkin sudah tahu dan akan sering bertemu lagi nanti, lalu memperkenalkan namanya sebagai
General Manager di Gahong.
"Aku masih belum memutuskannya, Apa
Kau mau membahas tentang Kang Joo Eun?" ucap Young Ho
"Tidak... Jika dipikirkan lagi, aku sudah tak punya hak tentang dia. Terima kasih sudah datang sebagai saksi." Kata Woo Shik
"Tidak masalah....Aku permisi dulu, karena Kang Joo Eun tak kuat dicuaca yang dingin dan Aku senang bisa membantu." Ucap Young Ho sengaja meninggikan suaranya dan pergi. Woo Shik hanya bisa diam merelakan Joo Eun dengan cucu dari pemilik Gahong.
Young Ho melihat Joo Eun yang menunggu disamping mobilnya, lalu mengejek kalau Joo Eun sudah naik taksi untuk pulang dan berkomentar sikapnya terlihat lebih terbuka. Joo Eun menatapnya memberikan alasan bahwa
Tujuan mereka sama jadi untuk apa
harus buang-buang uang. Young Ho tersenyum dan membuka kunci mobilnya, Joo Eun mengeluh kedingingan dan langsung masuk ke dalam mobil.
Soo Jin masuk ke dalam rumah dan memilih untuk bersandar di dindingnya, teringat sebelumnya pertemuan dengan Woo Shik yang menyapanya dan memberikan hadiah coklat Hand-made
oleh-oleh dari jerman dan memberikan selamat atas ujianya.
Lalu dipertemukan dengan seorang pria yang menghinanya dan menyuruhnya untuk tingga dirumah karena bentuk tubuhnya. Tiba-tiba Woo Shik datang langsung memberikan tinjuan pada pria itu.
"Apa kau bisa lebih sopan sedikit?
Beraninya kau berbicara seperti itu padanya?" teriak Woo Shik, Si pria mengenal Woo Shik sebagai atlet nasional
"Benar. Aku Im Woo Shik.. Apa Kau Mau menuntutku? Tuntut aku saja! Temanku, Oh Soo Jin, juga sudah lulus ujiannya dan Pacarku, Kang Joo Eun juga akan segera lulus. Dasar brengsek!!" teriak Woo Shik lalu mengajak Soo Jin pergi.
Soo Jin yang ketakutan melihat tangan Woo Shik berdarah setelah memukul pria itu. Woo Shik membantu mengatakan baik-baik saja malah masih menanyakan keadaan Soo Jin.
Flash Back
Soo Jin sudah ada didepan kantor polisi mendengar rekaman suara Woo Shik
"Jika kau menemui Kang Joo Eun lagi, aku akan membunuhmu. Sepertinya, banyak yang kau tahu, jadi kau pasti tahu apa hakku? Jangan mengganggu Kang Joo Eun.Ini bukan peringatan. Tapi, perintah."
Akhirnya Soo Jin berjongkok didepan pintunya dan melihat ke arah kaca seperti melihat bayangan dirinya yang dulu gemuk dan tertunduk malu.
Joo Eun meminta Young Ho untuk berhenti di pinggir jalan karena masih
masih punya waktu 30 menit sebelum Kang Joo Eun's Day berakhir jadi ingin minum kopi. Young Ho mengingatkan pola tidurnya yang sangat tak teratur jadi dimalam hari...., Joo Eun langsung menyela
"Bahkan jika aku tak minum kopi...aku tetap tak akan bisa tidur malam ini.
Hanya secangkir kopi saja, oke?" kata Joo Eun lalu turun dari mobil. Young Ho sedikit tersenyum melihat Joo Eun yang tersenyum melambaikan tanganya.
Di depan kasir, Joo Eun binggung memilih kopi rasa coklat putih atau mint yang paling manis, akhirnya memesan dua-dua saja dan teringat tak membawa uang.Dengan kartu kredit dari ponselnya membayar kopi karena pasti Young Ho tak akan meminjamkan uangnya padanya.
Kepala Min masuk ke dalam kantor polisi dengan beberapa pengawal karena telp dari Young Ho untuk meminta bantuan dan masalah pribadi. Polisi terlihat binggung dengan banyak pria berjas masuk ke dalam kantor.
"Gugatan terhadapa Im Woo Shik
dimasukkan di kantor ini, 'kan?" kata kepala Min
"Benar. Masalahnya sudah terselesaikan tadi." Kata si polisi
"Aku takut pembicaraan kita akan menjadi buah bibir,apa kita bisa bicara
lebih pribadi lagi?" ucap Kepala Min
Setelah selesai Kepala Min menelp Young Ho untuk melapor semuanya sudah beres dan meminta untuk lebih berhati-hati karena Masalah pribadi bisa saja menjadi konsumsi umum. Young Ho meminta Kepala Min untuk mengurusnya saja dan tak perlu mengomel. Lalu seseorang mengetuk jendela mobilnya dan Young Ho keluar dari mobilnya.
Joo Eun sedang menunggu pesananya melihat ada mobil derek didepan mobil Young Ho menduga kalau mobilnya itu rusak. Young Ho pun kembali ke dalam mobil dan melihat ke kaca bagian depan yang tiba-tiba turun hujan. Joo Eun keluar dari cafe sambil tersenyum membawa kopi dan melambaikan tangan dengan hujan yang cukup deras ingin masuk ke dalam mobil.
Young Ho sejenak seperti terpana dengan kecantikanya, Joo Eun masuk mobil bertanya apakah mobilnya rusak. Young Ho terlihat gugup mengatakan tak tahu juga masalah itu.
"Kita masih punya waktu 10 menit
sampai Kang Joo Eun's Day berakhir.
Jangan protes dan minum ini. Kau terlalu banyak melewatkan saat-saat yang menyenangkan. Orang mungkin akan memuji tubuhmu yang bagus itu.Tapi, di satu sisi, kau sangat menyedihkan." Ungkap Joo Eun memberikan gelas kopi pada Young Ho
"Apa kau senang bisa menjadi "Kang Joo Eun" hari ini? Apa kau bahagia tidak
menuruti apa yang aku katakan?" tanya Young Ho
"Sebenarnya, ini adalah hadiah. Aku hanya ingin hidupmu lebih manis lagi.
Dalam HAM, terdapat hak untuk menjadi bahagia. Kita memiliki hak dan kewajiban
untuk mengejar kebahagiaan. Siapa pun
itu .Aku tahu, ini tak baik untuk kesehatan.Tapi bagiku, ini seperti hak untuk mengejar kebahagiaan." Jelas Joo Eun
"Jadi, kau memberiku hadiah yang melambangkan hakmu untuk mengejar kebahagiaan?" kata Young Ho yang mendengar penjelasan Joo Eun dengan wajah serius
"Hanya untuk satu hari...Aku ingin bernapas bebas saat tanda "Kuning" itu.
Dan bukannya tanda untuk berhenti ataupun terus berjalan. Aku mungkin terdengar tak sopan...Tapi, terkadang kau terlihat sangat tertekan. Karena itulah..." ucap Joo Eun lalu terdiam saat Young Ho menatapnya.
Joo Eun berpikir mobilnya akan lama diperbaiki jadi lebih baik keluar saja karen didalam terasa pengap. Young Ho melihat Joo Eun yang berlari dengan hujan yang semakin deras. Joo Eun ingin masuk ke dalam cafe tapi ternyata sudah tutup dan akhirnya berteduh dibawah payung besar didepan cafe.
Young Ho terus menatap Joo Eun yang berteduh dibawah payung dengan sesekali terlihat lesum pipi yang membuatnya semakin manis. Teringat perkataan dengan ayahnya sebelumnya,
"Seperti yang kau tahu... Aku tak sepenuhnya dimanjakan." Dan perkatan Joo Eun kembali "Sebenarnya, ini adalah hadiah.Aku hanya ingin hidupmu lebih manis lagi. Aku mungkin terdengar tak sopan...Tapi, terkadang kau terlihat sangat tertekan."
Tiba-tiba Young Ho sudah membawa payung berkomentar kalau kopinya terlalu manis lalu ikut berteduh dengan menutup payungnya dan mengambil kopi dari tangan Joo Eun sambil mengeluh karena terlalu manis. Joo Eun heran karena Young Ho meminum kopi miliknya.
"Sekali lagi, kau mengalami hari terburuk dalam hidup, 'kan?" komentar Young Ho
"Jangan tutup payungmu, karena Payung itu bisa saja menjadi senjata." Kata Joo Eun. Young Ho malah menatap Joo Eun yang berdiri disampingnya.
"Berhenti menatapku. Lesum pipi ku ini
asli" kata Joo Eun memegang pipinya.
Young Ho tetap saja memandanginya, Joo Eun teringat peringatan Woo Shik kalau Young Ho mungkin hanya mempermainkannya dan khawatir kalau ia sampai jatuh cinta pada pria itu karena Young Ho tak akan serius padanya.
Akhirnya Joo Eun meminta Young Ho tak mengodanya lagi sambil bertanya kapan mobilnya selesai diperbaiki. Young Ho malah bertanya balik apa yang yang harus diperbaiki, karena mobilnya tak rusak. Joo Eun terlihat binggung karena untuk apa mereka harus berteduh dibawah payung.
Young Ho mengaku menyukai hal itu karena hidpnya bisa bisa merasakanrasa yang manis. Joo Eun kembali memperlihatkan lesum pipinya dan Young Hoo berani memegang pipinya memuji kalau itu sangat menakjubkan sekali. Joo Eun gugup meminta Young Ho tak mengodanya lagi.
"Kau tidak tahu, ya?" ucap Young Ho membuka payungnya. Joo Eun melotot kaget.
"Pria biasanya ingin sesuatu yang lain saat dia menggoda seorang wanita.
Karena... tubuhmu itu adalah milikku...
Jadi, kau tak bisa menolak." Kata Young Ho melepaskan kacamata Joo Eun lalu menciumnya dibalik payung dengan hujan yang turun deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Venus
RomanceKisah ini bercerita tentang seorang perempuan yg dulunya cantik ketika sudah bekerja menjadi gemuk karena dia stress menjadi pengacara, ketika dia gemuk dia di putuskan oleh pacarnya, bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana bertemunya sang perempuan...