14 part 2

94 6 0
                                    

Young Ho terus mengikuti tarikan tangan Joo Eun dilorong rumahnya, sesekali Joo Eun menoleh seperti meyakinkan Young Ho tak akan pergi. Young Ho tersenyu menatap Joo Eun terlihat sangat terburu-buru berjalan didepanya. Tiba-tiba Joo Eun hampir saja jatuh, Young Ho dengan sigap menahanya dan meminta agar Joo Eun tak terburu-buru karena mereka masih memiliki banyak waktu.
"Aku tak punya banyak waktu, karena aku harus mengirim dokumen itu." Kata Joo Eun lalu masuk lebih dulu kerumahnya. Young Ho menatap Joo Eun sedang membuka pintu lalu melambaikan tangan untuk segera masuk, tanpa ragu Young Ho pun mengikuti Joo Eun masuk ke dalam rumah.
Joo Eun sudah berganti pakaian sambil mengetik menatap Young Ho yang bersandar pada boneka besarnya, Young Ho menatapnya dan Joo Eun kembali mengetik dengan cepat. Young Ho sedikit mengerakan tubuhnya, Joo Eun berjanji akan segera menyelesaikan jadi meminta agar Young Ho beristirahat. Beberapa kali keduanya saling menatap bersamaan.
"Berhenti menatapku, kalau tika Bola matamu bisa keluar." Kata Young Ho, Joo Eun menatap laptop tapi kembali menatap pacarnya.
"Semakin cepat kau selesai, maka
semakin cepat pula kita bisa berciuman." Goda Young Ho, Joo Eun pun tersenyum mendengarnya lalu kembali mengetik, Young Ho menatap Joo Eun sambil berguman.
"Kau mungkin tidak tahu, tapi proses dan waktu yang kugunakan untuk bisa bertemu denganmu, orang-orang menyebutnya
sebuah keajaiban Tapi bagiku, kau, yang ada di depanku, kau.... yang menatapku lah
yang sebuah keajaiban." Gumam Young Ho melihat Joo Eun kembali menatapnya sambil mengetik berkas
Joo Eun kembali mengetik, tiba-tiba air matanya mengalir begitu saja dan buru-buru dihapus tapi akhirnya tak bisa lagi menahan tangisnya. Young Ho melihat berjalan mendekatinya, lalu memeluk Joo Eun agar bersandar dipundaknya, Joo Eun pun menangis didada Young Ho.
"Aku tak tahu harus meminta maaf seperti apa. Karena telah membuatmu menunggu begitu lama, aku yang salah.
Kau yang terus menangis berhari-hari,
tapi, kaulah yang memberikanku kekuatan. Kau adalah obat terbaik, alasanku untuk sembuh,dan juga keajaibanku.Apa kau tahu itu? " gumam Young Ho
"Terima kasih. Kau tak tahu betapa
bersyukurnya aku. Aku sudah bisa mendesah napas lega sekarang." Kata Joo Eun terisak.
Terdengar bunyi bel rumah, Joo Eun berhenti menangis merasa yang datang pasti kepala Min. Young Ho mengeluh Kepala Min selalu saja mengganggu
malam erotis mereka. Joo Eun menghapus air mataya meminta Young Ho menemui keluarganya lebih dulu lalu berdiri bersama-sama.
Young Ho meraba pipi Joo Eun berkomentar wanita didepanya sekarang ini berubah menjadi lembut. Joo Eun menyuruh Young Ho segera pergi dan akan bertemu kembali esok. Young Ho memeluknya, menurutnya bukan hanya esok tapi mereka akan bertemu tiap hari. Joo Eun memeluk erat Young Ho menghabiskan rasa rindunya sebelum pergi.
Young Ho keluar rumah bersandar didepan pintu, matanya berkaca-kaca menahan rasa sedihnya, lalu meninggalkan rumah Joo Eun sambil menghapus air matanya. Joo Eun membuka pintu melihat kepergiaan Young Ho, sepertinya mengetahui pria yang dicintainya sejak tadi menahan tangis.
Joo Eun masuk ke dalam rumah lalu menelp Hyun Woo menanyakan apa yang harus dilakukanya sekarang. Hyun Woo panik mendengar Joo Eun kembali menangis lalu mengajaknya ke rumah sakit, karena bisa mati apabila menangis terus. Joo Eun mengatakan "dia", Hyun Woo mengerti nama yang akan disebut saat akan mati, menanyakan apa sebenarnya yang terjadi.
"Dia sudah kembali." Kata Joo Eun menangis, Hyun Woo tak percaya mendengarnya, merasakan haru karena selama ini Joo Eun sudah menunggunya.
"Aku melihat wajahnya dan aku menyentuhnya. Dia sungguh kembali." Kata Joo Eun
"Joo Eun, syukurlah!.... Santa Claus memang tahu cara menyenangkan orang. Kau tiap hari menangis dan akhirnya mendapat hadiah besar.
Berhentilah menangis. Kau harus kuat lagi. Ini adalah perayaan besar
dibandingkan dengan Natal." Ucap Hyun Woo lalu menutup telpnya.
Terdengar teriakan Min Joon memanggil ibunya, Hyun Woo menyambut anaknya yang baru pulang lalu bertanya kemana saja dengan ayahnya. Min Joon menceritakan pergi ke taman hiburan. Hyun Woo menanyakan apakah anaknya itu senang, Min Joon mengangguk kalau sangat senang dan menceritakan tadi digendong oleh ayahnya juga.
Hyun Woo tertawa mendengarnya, melirik mantan suaminya. PD Go mengeluh lehernya hampir saja patah karena ternyata anaknya tambah besar saja, lalu tersenyum sambil mencubit pipi anaknya yang gemas. Hyun Woo pikir memang hanya PD Go sebagai ayah yang bisa mengendong anaknya sendiri lalu menyuruh anaknya masuk kamar.
Min Joon melambaikan tangan lebih dulu pada ayahnya. PD Go berjanji akan mengajak anaknya pergi ke akurium hiu nanti. Min Joon tak lupa mengucapkan selamat natal pada ayahnya dan masuk kamar.
Hyun Woo melipat tangan dada, menyindir suaminya tak mau pulang. PD Go menghela nafas memberikan amplop sebagai uang tunjangan untuk anak. Hyun Woo menolak karena tak ingin memberikan anaknya makan dari uang
hasil perbuatan jeleknya itu.
"Meskipun kau bukan suami yang baik,
aku ingin kau jadi ayah yang baik." Tegas Hyun Woo
"Apa kau pikir aku suka dengan pekerjaanku ini? Ini semua demi Min Joon, agar dia bisa kuliah dan menikah." Kata PD Go
Hyun Woo mengejek mantan suaminya selalu bercanda, PD Go tetap memberikan uang tunjangan dan mengucapkan selamat natal pada mantan istrinya. Hyun Woo pun mengambilnya dan mengucapkan yang sama lalu berpesan agar hati-hati dijalan ketika meninggalkan rumah.
Woo Shik sudah menyiapkan makan malam, terdengar suara password pintu, wajah Woo Shik sumringah karena Soo Jin sudah datang. Soo Jin tersenyum melihat Woo Shik sudah menyiapkan makan malam, belum sampai meja kepalanya terasa sangat sakit dan sempat memegang dinding untuk bertahan.
Dengan Senyuman Woo Shik yakin Soo Jin pasti sangat lapar, Soo Jin bisa menahan rasa sakitnya dan berjalan ke meja makan dengan senyuman. Woo Shik mengajak Soo Jin untuk segera makan, Soo Jin meminta Woo Shik menunggu sebentar karena ingin menganti pakaian lebih dulu. Soo Jin meminum obatnya lebih dulu sebelum keluar.
Woo Shik sengaja hanya menyalakan lilin dan menuangkan wine, lalu mengajaknya bersulang. Soo Jin menanyakan mereka minum untuk merayakan apa, apakah untuk malam natal. Woo Shik pikir selain itu lalu mengeluarkan kotak cincin sebagai perayaan masa depan mereka
yang cerah.Soo Jin kaget melihat Woo Shik menyiapkan cincin untuknya. Woo Shik meminta Soo Jin mengulurkan tanganya dan memasangkan di jari manisnya. Soo Jin berkaca-kaca melihat cincin dijarinya, dengan senyuman merasakan sesuatu yang aneh.
"Aku mungkin terlambat, tapi mulai sekarang, aku ingin menemani Oh Soo Jin." Kata Woo Shik, keduanya pun cheers dengan senyuman sumringah.
Nyonya Lee benar-benar tak percaya melihat Young Ho datang dengan berjalan dan bisa berdiri tegak, Tuan Kim pun tak percaya anaknya bisa mendapatkan keajaiban, memujinya
sudah berusaha dengan keras. Young Ho berlutut didepan nenek dan ayahnya menyapanya karena sudah kembali.
Dengan mata berkaca-kaca, Nyonya Lee langsung memeluk cucu yang paling disayangnya. Young Ho memeluk neneknya yang menangis harus, Tuan Kim tersenyum mengatakan makan malam mereka sudah siap. Nenek Lee pun mengajak cucunya untuk segera makan.
Young Ho makan dengan lahap tapi neneknya terus saja menatapnya, lalu menyuruh agar makan saja. Nenek Lee pun dengan senyuman makan menu yang disiapkan pelayan, Tuan Kim terlihat memberikan senyuman melihat anaknya bisa berjalan kembali.
"Halibutnya tak seenak yang sebelumnya." Komentar Nyonya Lee
"Maaf, aku tak bias memasak seenak Nyonya." Kata Pelayan
Tuan Kim terdiam wajahnya terlihat sendu, Young Ho tersadar ibu tirinya tak makan bersama. Nyonya Lee tak ingin memperpanjang dengan menaruh lauk di piring cucunya agar makan yang banyak. Young Ho juga memberikan lauk pada neneknya.
Young Ho dan ayahnya duduk dengan punggung tegak dikamarnya, Tuan Kim dengan wajah dingin menanyakan perasaan anaknya sekarang. Young Ho mengungkapkan sudah merasa baikan. Tuan Kim mengatakan maksud dari pertanyaan adalah masalah psikologis itu.
"Sepertinya ayah sudah tahu." Kata Young Ho tak percaya
"Tentu saja, aku adalah ayahmu, tapi
Ketua tidak mengetahuinya." Ucap Ayahnya
"Aku mengerti.... Tapi, sampai sekarang aku belum pernah mengalami masalah psikologis itu." Jelas Young Ho, Tuan Kim mengucap syukur anaknya sudah berusaha keras.
"Dan juga Direktur RS. Yang sementara ini menggantikanmu. Kau harus segera
kembali ke perusahaan." Kata Tuan Kim, Young Ho mengerti. Tuan Kim juga meminta agar anaknya menginap dirumah sekarang. Young Ho pun menyetujuinya.
Young Ho memanggil neneknya apakah sudah tidur, tak terdengar suara dari dalam. Akhirnya Young Ho mengeser pintu kamarnya, terlihat sang nenek sudah tertidur pulas dikamarnya, perlahan mendekati neneknya dan menarik selimutnya agar tak kedinginan.
Pagi hari
Joo Eun sudah memakai dress pink dan memoles bibirnya dengan lipstik senada. Beberapa pesan masuk ke dalam ponselnya terus menerus.
"Bagaimana aku bisa membalas SMS yang banyaknya 192 itu?" tulis Young Ho dalam pesanya. Young Ho menuliskan "Oh! My venus, Kang Joo Eun" membuat Joo Eun tersenyum membacanya. Lalu Young Ho kembali menuliskan pesan untuk membalasnya.
"Kang...."
"Joo Eun...."
"Kang Joo Eun."
"Kang Joo Eun, pacarku."
Joo Eun mengusap air matanya terharu, merasa tak memikirkan balasan pesannya selama ini dan mengungkapkan kalau pacarnya itu memang membuatnya gila, lalu mensugesti dirinya agar tak menangis tapi air matanya malah terus mengalir dan membalas pesan Young Ho kalau menunggunya dan tak boleh terlambat.
Ji Woong menghias pohon natal dengan teman berbeda, mengantung pernak pernik kaos kaki dan juga boneka salju yang sudah dihias. Terdengar bunyi bel rumah, Ji Woong bersemangat melihat dari interkom dan berteriak memanggi "Ma'am" karena Joo Eun sudah datang. Joo Eun dengan senyuman sumringah meminta Ji Woong membuka pintu, Ji Woong pun menekan agar interkom.
Ji Woong menarik Joo Eun untuk masuk kamar, Joo Eun juga bahagia karena lama tak berjumpa. Ji Woong memberikan pelukan karena sangat merindukannya. Joo Eun merasa mereka sering telp dan juga chatting di KakaoTalk. Ji Woong pikir sudah lama mereka tidak bertemu langsung seperti sekarang ini. Joo Eun mengangguk setuju lalu sumringah melihat rumah yang tak lama didatanginya.
"Tapi Joon Sung di mana?" tanya Joo Eun tak melihat Joo Eun
"Dia pergi mencari kado untuk "mamanya". Bukan, tapi untuk "ibunya"." Kata Ji Woong
"Sepertinya kau sudah belajar bahasa Korea." Komentar Joo Eun mendengar Ji Woong bisa membedakan panggilan ibu dalam bahasa korea
"Aku adalah lulusan Harvard. Otakku pintar" kata Ji Woong bangga
Joo Eun mengejek Ji Woong itu tak pintar karena sudah gagal masuk ke marinir 6 kali. Ji Woong menegaskan walaupun seperti itu tak pernah menyerah dan akan mencobanya lagi. Joo Eun menepuk bahu Ji Woong lalu mengajak mereka menyiapkan semuanya karena sudah tak punya banyak waktu lagi.
Joon Sung menemui ibunya, Sang ibu melihat luka diwajah anaknya menghilang dan mulai sembuh. Joon Sung tersenyum memegang pipinya, Ibunya mengaku tak ingin datang saat melihat anaknya bertanding, Joon Sung menceritakan kemarin lawanya memang cukup tangguh lalu memberikan jaket untuk ibunya.
Sang Ibu masih mengunakan mantel yang diberikan anaknya tahu lalu, jadi tak enak kalau menerima kembali. Joon Sung menaruh tas ditanga ibunya karena dengan mantel it bisa mengunakan secara bergantian, ibunya tersenyum karena pasti akan mengunakan mantel hadiah dari anaknya.
Joon Sung memanggil ibunya beberapa kali terlihat sangat bahagia, lalu memberitahu mungkin akan terlambat datang, lalu bertanya apakah ibunya ingin menonton denganya. Ibu Joon Sung mengerti karena Young Ho sudah kembali ke Korea.Joon Sung menganguk, Ibu Joo Sung percaya dengan ucapanya kalau Tuhan itu pasti membantu orang-orang yang baik lalu mengucap syukur karena Young Ho bisa kembali.
Terdengar teriakan memanggil "Ibu mertua!" Yi Jin berlari langsung merangkul ibu Joon Sung dengan wajah sumringah. Joon Sung melihat wajah Yi Jin berlepotan, Yi Jin mengadu pada Ibu Joon Sung kalau anaknya yang suka
sekali jadi relawan, jadi tadi ia juga jadi relawan di pabrik, tapi sekarang malah berpura-pura tak tahu apa yang terjadi dengan wajahnya.
Ibu Joon Sung hanya tertawa mendengarnya, Joon Sung menahan kesalnya karena Yi Jin mengadu pada ibunya. Yi Jin lalu mengajak Ibu Joon Sung untuk makan bersama dengan naik mobilnya, Joon Sung terlihat binggung tapi bisa memberikan senyuma ketika melihat ibunya sudah naik mobil bersama Yi Jin.
Young Ho masuk ke dalam rumah terlihat gelap, Joon Sung dan Ji Woong keluar dengan membawa spanduk berteriak mengucapakan selamat ulang tahun. Ketua Min keluar dengarn jas mengkilat, Hyun Woo dan Min Joon ikut keluar dari kamar berteriak memberikan selamat. Joo Eun menuruni tangga membawa kue ulang tahun sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun, semua pun ikut menyanyikan lagu untuk Young Ho bersamaan.
Joo Eun menyebut Young Ho, " Untuk Pelatih yang tercinta", sementara Hyun Woo memanggilnya "Pria terseksi" dan Min Joon pun memanggil Young Ho dengan panggilan "Paman" Joon Sung menyebut "Hyung" Ji Woong memangilnya "My Hero" Ketua Min binggung memanggil Young Ho, akhirnya memanggil "Untuk Young Ho"
Young Ho tersenyum mendengar semuanya menyanyikan selamat ulang tahun untuknya. Joo Eun menyuruh Young Ho untuk memejamkan mata dan membuat keinginan. Young Ho menatap Joo Eun lalu memejamkan mata membuat keinginanya lalu membuka mata dengan senyuman.
"Selamat ulang tahun, Kim Young Ho....Young Ho-hyung dan Pelatih." Kata Joo Eun lalu meminta untuk meniupnya. Young Ho meniup kue dalam bentuk makanan sehat dengan brokoli dan dada ayam tersusun rapi. Semua memberikan tepuk tangan bahagia.
"Paman, aku sudah bias buang air besar sendiri sekarang." Kata Min Joon, Young Ho merasa Min Joon sudah besar sekarang.
"Kita sudah lama tak bertemu, tapi kau makin seksi saja, sih. Dan Kau sangat beruntung, karena kau lahir bersamaan dengan Yesus." Komentar Hyun Woo, Young Ho pun mengucapkan terimakasih,
Ji Woong mengucapkan untuk kakak kesayanganya, Young Ho melihat jas yang dipakai Ketua Min mengkilat berkomentar itu pasti Kang Joo Eun yang memilihkan bajunya. Ketua Min membenarkan, Joo Eun menceritakan ia memilih baju itu dengan sedikit paksaan. Hyun Woo melihat semuanya sudah berkumpul jadi mempersilahkan tamu VIP mereka untuk duduk.
Min Joon memberikan penampilan dengan menyanyikan lagu "tiga beruang" tapi mengubah liriknya "Tiga beruang tinggal di sebuah rumah, Paman, Bibi dan Ibu Beruang" menunjuk ke arah Young Ho, Joo Eun dan Hyun Woo.
"Paman beruang sangat gemuk... Bibi beruang sangat pintar... Ibu beruang sangat menakutkan...Shrug, Shrug, mereka sangat hebat"
Semua memberikan tepuk tangan melihat penampilan Min Joon yang mengemaskan. Ketua Min menyanyi dimulai dengan menuruni tangga, suara bassnya terdengar berat, menyanyikan lagu "my way" semua tak bisa menahan tawa ketika Ketua Min berusaha menyanyi dengan nada tinggi, setelah selesai semua berteriak "Encore. Encore. Encore." Ketua Min kembali memulai menyanyi lagu korea, semua kembali menahan tawanya.
Joo Eun memutar musik dari ponselnya, Ji Woong dan Joon Sung mulai menari dengan sangat kompak kekanan dan kiri, Hyun Woo dibagian belakang masih membalikan badan. Ketua Min hanya melonggo melihat ketiganya. Ji Woong dan Joon Sung mulai ngerap saling bersahut-sahutan
"Wanita itu sangat menarik~ Wanita itu membuatku nyaman, aku sangat menyukainya~"
Hyun Woo membalikan badan menyanyi sambil memutar pinggulnya seperti anak remaja. "Tidak apa-apa, jangan khawatir~ Aku tak punya pacar~ Tapi, kenapa kau diam saja?~" Ketua Min yang melihat Hyun Woo langsung menutup Min Joon agar tak melihat ibunya.
Joo Eun ikut menyanyi sambil mengoyangkan pundaknya seperti mengoda Young Ho. "Apa kau tak menginginkanku?" Young Ho tak percaya Joo Eun menyukai lagu itu, Joo Eun menceritakan Saat masih remaja dulu,
lagu itu sangat populer di Daegu dan menyanyikan saat ada didalam bus.
Ketiganya mulai terlihat sangat suka cita, Joon Sung yang terlihat kaku pun ikut memperlihatkan tarian solonya didepan semuanya. Young Ho melihat Joo Eun sangat bahagia, Ketua Min pun biasa dengan wajah tegang terlihat menikmati pesta walaupun melonggo melihat tingkah Hyun Woo.
Ji Woong memperlihatka permainan biolanya, didepan Joon Sung dan Hyun Woo. Ketua Min menelp seperti melapor keadaan. Joo Eun masuk keruang latihan tersenyum melihat semuanya, Young Ho pun membiarkan Min Joon tertidur di pangkuanya.
Setelah itu menelp ibunya kalau tak bisa pulang ditahun ini, tapi terdengar suara yang berbeda dan menanyakan dimana ibunya sekarang. Ibunya sedang sibuk mengendong cucunya dan menantunya sedang masak, lalu memberitahu ia juga memiliki kesibukan dirumah dengan merawat cucu kesayanganya. Joo Eun mengeluh ibuny malah yang repot merawat cucunya padahal masih ada orang tuanya.
Nyonya Kwon memberitahu keduanya sedang memasak makanan untuknya, lalu berusaha menenangkan cucunya yang mulai menangis. Joo Eun memuji ibunya memang seorang nenek yang baik lalu mengucapakan selamat natal. Sang ibu juga mengucapkan selamat tahun baru untuk anaknya.
"Tahun lalu, wanita itu berpura-pura kuat walaupun dia sangat kesepian, dan setahun kemudian, dengan adanya orang lain, kesepian itu hilang" gumam Young Ho
Nyonya Kwon seperti sangat bahagia dengan kedatangan cucunya dengan memberikan susunya, tak ada lagi raut wajah kesepian.
Sementara Yi Jin sengaja menyembunyikan wajahnya dibalik badan ibu Joon Sung, keduanya sudah menunggu di depan pintu bioskop. Joon Sung berlari karena sudah terlambat, Yi Jin mengeluh Joon Sung sudah telat, Joon Sung seperti tak peduli memeluk ibunya untuk pergi. Yi Jin tak mau kalah, masuk ditengah-tengah karena ingin dipeluk Joon Sung, akhirnya Joon Sung berdiri ditengah-tegah bisa memeluk Yi Jin dan ibunya.
"Dan juga pria itu, akhirnya bertemu dengan orang yang sangat dirindukannya."
Soo Jin menonton bioskop di VVIP room, Woo Shik memasukan jari-jari kesela-sela jari tangan Soo Jin. Wajah Soo Jin terlihat gugup, keduanya saling menatap dan tersenyum bahagia. Soo Jin pun merangkul Woo Shik lalu menyandarkan kepalanya dipundak Woo Shik.
"Wanita itu juga bersama dengan seseorang yang selalu dinantikannya."
Joo Eun teringat sebelumnya bertabrakan dengan Young Ho dimalam natal, pertemuan pertama mereka setelah terpisah sangat lama.
"Mungkin ini hanyalah malam natal yang biasa,tapi keajaiban natal yang sesungguhnya, Itu saat kau berada di sampingku, bukannya begitu?"
Joo Eun menatap ruangan sudah kosong, Young Ho sudah berdiri dibelakang mengatakan tak bias
mengijinkan Kang Joo Eun pulang hari ini. Joo Eun tersenyum merasa kalau ia tak ingin pulang juga. Young Ho memeluk pacarnya yang selama ini dirindukanya, Joo Eun pun menyandarka tubuhnya membiarkan Young Ho memeluknya dan menghabiskan hari natal bersama.
Keduanya berbaring dengan saling memandangan, Joo Eun tersenyum melihat Young Ho sudah ada didepanya. Young Ho plester yang ditinggakan Joo Eun ditempel ditanganya. Joo Eun tersenyum karena Young Ho ternyata bisa melihatnya, Young Ho merasa semua itu karena plester pemberian Joo Eun membuatnya bertahan.
"Maaf karena membuatmu menunggu, Kang Joo Eun." Gumam Young Ho
"Terima kasih sudah kembali, Pelatih." Balas Joo Eun bergumam
"Apa keinginanmu tadi? Apa kau ingin tidak jatuh sakit lagi?" tanya Joo Eun
"Bukan tentang diriku. Tapi Kang Joo Eun, jangan jatuh sakit." Kata Young Ho memegang pipinya.
Joo Eun mendekat memeluk Young Ho dan bersandar didadanya, Young Ho mengungkapkan keinginan agar malam ini jadi hangat. Joo Eun setuju, Young Ho memberikan kecupan dikening pacarnya, Joo Eun membalas dengan mengecup bibir Young Ho. Dan Young Ho kembali memberikan kecupan dikening sambil memeluk erat Joo Eun.
Perlahan Joo Eun melepaskan pelukan memberikan kecupan di dahi pacarnya lalu menatap pacarnya dengan senyuman. Young Ho mengungkapkan ingin malam yang hangat, Joo Eun mendekat seperti ingin memberikan serangan ciuman lebih dulu.

Oh My VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang