Hye Ran membawakan nampan ke dalam kamar ibu mertua, lalu menuangkan ke dalam gelas memberitahu sudah membuatkan halibut yang disukainya dan akan membuat kesehatannya bisa membaik, lalu apabila ibu mertuanya
mengalami masalah pencernaan lagi,
maka bisa meminta jus plum lagi. Nyonya Lee melirik Hye Ran dengan sinis.
"Terima kasih untuk beberapa tahun ini.
Jika aku sudah dapat rumah, aku akan pindah dari sini, Karena aku tak akan
menghalangi Direktur Kim." Kata Hye Ran
"Kau dan aku... terjerat dalam takdir yang malang ini." ucap Nyonya Lee
"Ibu memang belum pernah betul-betul menyayangiku, tapi... aku tahu ibu telah mengurus orang tua dan kakakku setiap liburan. Terima kasih untuk beberapa tahun ini." ungkap Hye Ran
"Jika saja kakakmu tak serakah, aku akan menyukainya."kata Nyonya Lee
Hye Ran meminta maaf, Nyonya Lee mengingat anaknya yang sudah meninggal tapi dirinya sampai sekarang masih hidup dan untuk menjamin masa depan cucunya, malah membuat Hye Ran menderita, jadi berpikir Hye Ran bisa mengerti alasanya, lalu mengeluarkan amplop coklat sebagai balasan untuk
bantuannya. selama ini. Hye Ran menolak karena selama ini tulus.
Nyonya Lee memohon agar menerimanya, walaupun sikapnya kasar
tapi Hye Ran tetap merawatnya selama 20 tahun ini. Hye Ran menahan tangisnya, Nyonya Lee merasaka apabila Hye Ran tak menerimanya maka menganggap dirinya ibu yang tak tahu diri.
Hyun Woo mengantar Joo Eun masuk ke dalam rumah memberitahu anaknya ke rumah Yoo Na dan pengasuhnya sedang ada didapur. Joo Eun mengkhawatirkan restoran temanya. Hyun Woo mengeluh kalau sekarang bukan yang penting menurutnya ia harus memberitahukan kebenarannya. Joo Eun pun meminta agar Hyun Woo menunggunya sementara akan mendatangi pengasuhnya.
Joo Eun menemui Ibu Joon Sung dengan memberikan kantung belanja yang dulu ditinggalkan didepan rumah. Ibu Joon Sung melihat jaket yang didalamnya, Joo Eun mengaku sangat terkejut mengetahui kalau ia dan Joon Sung itu sudah sangat dekat. Ibu Joon Sung terlihat bergetar menahan tangisnya.
"Sekarang Hyun Woo sudah tahu dengan masalah ini, jadi Tak perlu khawatir." Kata Joo Eun
"Seseorang yang tak akan pernah bisa lari dari kesalahannya. Beberapa tahun yang lalu...anak muda yang tampan
datang ke rumahku. Dia... seperti anakku.
Aku sangat bersyukur Tapi, aku tak punya hak sekarang. Dia tak akan bisa hidup enak dengan ibu sepertiku ini. Selain Aku bukannya tak ingin menemuinya. Tapi, aku tak bisa menemuinya. Jadi... berpura-pura anda tak tahu apa-apa." Kata Ibu Joon Sung terbata-bata
"Joon Sung tumbuh menjadi seorang juara, pria terkuat di dunia. Aku tahu kau pasti menyesal,...tapi, bagaimana jika
kau menjadi ibunya sekarang? Tak perlu buru-buru Dan juga... Ini bukanlah sepenuhnya kesalahanmu. Kita semua pasti berbuat hal yang sama jika berada dalam situasi itu." Ucap Joo Eun, Ibu Joon Sung menangis memegang jaket dari anaknya.
Joo Eun sudah didalam tas mengingat ucapan Ibu Joon Sung "Beberapa tahun yang lalu...Anak muda tampan datang ke rumahku. Dia seperti anakku." Setelah itu mengirimkan pesan pada Young Ho "Aku sudah bertemu ibu Joon Sung sesuai permintaannya. Dia sudah mau mempertimbangakan saranku. Aku bahagia, karena kau adalah pria yang ada di sampingku."
Young Ho tiba-tiba menelp, Joo Eun pikir Young Ho sedang sibuk jadi bisa bicara nanti saja. Young Ho mengatakan kalau ia memang sibuk jadi meminta agar cepat jawab pertanyaan.
"Seberapa bahagianya kau bersamaku?" ucap Young Ho, Joo Eun tersenyum mendengarnya
"Lanjutkan kerjamu.... Nanti kuberitahu jika kita sudah bertemu nanti." Kata Joo Eun lalu menutup telpnya dengan senyuman, lalu membuka jendela taksi melihat suasana natal mulai terasa disepanjang jalan.
Young Ho tersenyum lalu melirik ke arah tempat duduk ayahnya yang belum datang, teringat kembali terakhir masuk bertemu ayahnya.
"Kau bisa menyuruh Kepala Min untuk menyampaikan pesanmu." Kata ayahnya dingin
"Jika nanti ada yang ingin kusampaikan lagi, aku akan membuat janji lebih dulu." Ucap Young Ho
Tuan Kim masuk ke dalam ruangan menanyakan alasan anaknya menemuinya. Young Ho berdiri mengatakan tak bisa menandatangani dokumen untuk Pusat Kesehatan VVIP karena Sepertinya masih adalah masalah pada pemilihan lokasi dan subkontraktor. Tuan Kim sedikit tersenyum dengan wajah tertunduk.
"Aku juga mau menunggu hasilnya tapi, pasti kita akan mengalami kerugian yang cukup besar nantinya."jelas Young Ho
"Ini adalag tugasmu dan Aku tak perlu tahu." Ucap Tuan Kim dingin, Young Ho mengerti lalu pamit pergi.
Tuan Kim membahas ulang tahun anaknya lusa, Young Ho menatap ayahnya yang berbicara tanpa memandangnya. Tuan Kim memberitahu neneknya ingin makan malam dengan cucunya jadi meminta untuk pulang ke rumah lusa, Young Ho mengerti dengan mata berkaca-kaca.
Suasana natal terasa diseluruh penjuru Seoul, Ji Woong dan Joon Sung menghias pohon natal dan juga menyusun kado-kado. Setelah itu Ji Woong membanting tubuhnya ke sofa mengirimkan pesan pada grup.
"Kami akan merayakan ulang Young Ho-hyung dan Natal. Jadi Kami mengundang
kalian ke pesta kami." Tulis Ji Woong
"Young Ho-hyung dan Yesus lahir pada hari yang sama. Sampai jumpa besok." Balas Joo Eun, Joon Sung ikutan setuju.
"Wahh....Aku juga? Terima kasih. Terima kasih." Tulis Hyun Woo
"Aku mau ikut, tapi sayangnya aku sedang sibuk. Itu adalah hari yang paling sibuk bagi arti sepertiku. Aku punya jadwal syuting besok." Balas Ji Yin
"Kalian di mana?" balas Ji Woong
Joon Sung mengantungkan kantung berbentuk kaos kaki, seperti mengharapkan sesuatu yang terbaik terjadi. Ji Woong menuruni tangga menyiapkan wine dan juga gelas, meja makan sudah siap dengan beberapa jenis makanan lalu menanyaka dimana
Ma'am berada.Joo Eun memakain make upnya, Hyun Woo menelp merasa seharusnya tak pergi tapi merasa terhormat bisa diundang, lalu bertanya-tanya apa yang akan dilakukan pada malam natal, berpiki membeli kartu dan main Yut saja. Joo Eun melirik ponselnya yang di load speaker dengan usul temanya.
Hyun Woo memanggil Min Joon untuk cepat memilih kuenya, lalu berbicara kembali pada Joo Eun untuk main Yut saja karena menurutnya itu sangat menyenangkan. Joo Eun mengeluh kalau bukan tahun baru tapi malam natal. Hyun Woo yakin pasti akan asik jadi akan membeli kue dulu dan langsung pergi ke tempat acara.
Min Joon memanggil ibunya menunjuk salah satu kue dengan bentuk beruang dan juga balon berbentuk coklat. Hyun Woo meminta dibungkus pada pegawai, Min Joon mendekati ibunya menunjuk salah satu boneka yang dipajang, Hyun Woo melirik akan mengabulkanya kalau harganya tak mahal. Ketika keluar Hyun Woo mengeluh anaknya suka membeli boneka, lalu memberitahu itu sebagai hadiah natalnya. Min Joon sudah membawa dua boneka yang tadi dipajang dengan senyuman.
Ji Woong dan Joon Sung menyambut keduanya sambil berteriak "Selamat Natal" Hyun Woo melihat rumah Young Ho berkomentar "berapa lama lagi aku harus kerja hingga bisa punya rumah begini" Joo Eun hanya menepuk temanya agar tak berlebihan. Hyun Woo melirik meja makan yang penuh makanan.
"Hei anakku, kita akan makan sepuasnya malam ini." kata Hyun Woo pada Min Joon melihat makanan yang enak-enak dan banyak.
Joo Eun mencari Young Ho yang tak datang menyambut, Young Ho tiba-tiba datang memeluk pacarnya dari belakang yang tahu sedang mencarinya. Joo Eun kaget melihat Young Ho datang dari belakang. Young Ho menyapa Hyun Woo dan mengedipkan matanya pada Min Joon. Ji Woong melihat yang dibawa Hyun Woo.
Hyun Woo tahu diri kalau datang tanpa tangan kosong, jadi membawakan kue. Ji Woong senang karena lupa menyiapkan kue dan mengajak segera masuk. Joo Eun sebelumnya menanyakan keberadaan Ketua Min sekarang. Young Ho memberitahu ketua Min itu orang misterius dan juga nanti harus menemui neneknya juga.
Bel rumah terdengar, Ji Woong melihat dari interkom, Ketua Min terlihat ada didepan rumah memberitahu Para media pers sedang sibuk dengan malam natal
juga jadi mempersilahkan semuanya untuk menikmati pestanya. Joo Eun berteriak meminta menunggu sebentar dan menyuruh semuanya mendekat ke interkom,
"Merry Christmas...." teriak semuanya sambil melambaikan tangan.
"Selamat Natal untuk anda semuanya juga." Kata Ketua Min tersenyum lalu mematikan interkom.
Ji Woong pun berteriak mereka harus memulai pesta sekarang, Young Ho, Min Joo dan Joon Sung minum orange jus. Sementara Joo Eun, Ji Woong dan Hyun Woo minum wine dan cheers bersama. Ji Woong pun memperlihatkan kalkun versi korea yaitu ayam gingseng. Hyun Woo bertanya siapa yang memasak semuanya, Ji Woong menunjuk dirinya dan juga Joon Sung dengan bangga.
Hyun Woo memuji para pria berotot yang memasak itu memang pacar idaman. Ji Woong memecahkan balon coklat diatas kue yang berisi butiran coklat juga, Joo Eun siap makan tulang rusuk, Young Ho menahanya tapi akhirnya memperbolehkan karena hari natal. Ji Woong membuat lelucon yang membuat semua tertawa, Joo Eun pun tak lupa mengambil foto mereka sebagai kenang-kenangan. Semua terlihat sangat bahagia.
Hyun Woo mulai permianan seperti saat berkemah, tiga pria berotot mulai bisa mengikutinya dengan mengoyangkan bahu mereka bersama-sama dan tersenyum. Joo Eun dan Min Joon juga ikut senang mengikuti permaian yang dibuat Hyun Woo.
Selanjutnya mereka memainkan Yut, beberpa batang kayu dilempar bersama-sama. Hyun Woo dan Joo Eun menjerit karena mereka bisa menang, bergantingan dengan Joon Sung yang juga bisa menang tapi selanjutnya Joo Eun dan Hyun Woo berpelukan karena menang dan memberikan hukuman dengan menyentil dahi para pria.
Joo Eun menelp ibunya dari tempat fitness, menanyakan apa yang dilakukan ibunya. Nyonya Kwon memberitahu sedang membuat japchae, Joo Eun menanyakan kemana yang lain. Nyonya Kwon memberitahu sedang menjaga restoran, karena malam natal pasti ramai, lalu menanykan apakah terjadi sesuatu pada anaknya.
"Apa memang harus terjadi sesuatu jika aku menelepon ibu? Dan jika memang ada masalah, apa ibu akan menyelesaikan masalahku? Apa ibu ini pengacara?" ejek Joo Eun
"Dasar anak kurang ajar.... Aku ini ibu dari seorang pengacara!" kata Nyonya Kwon bangga
"Aku akan pulang saat tahun baru. Maaf karena ibu harus malam natal sendirian."ucap Joo Eun
"Aigoo... aku bahkan lebih sibuk daripada kau saat malam Natal. Kau masih muda,
jadi nikmatilah hidupmu." Pesan ibunya lalu menutup telpnya. Nyonya Kwon memasukan mie japchae yang sudah dibumbu kedalam kotak lalu duduk denga lemas dikursi makannya, lalu menatap foto suaminya dengan berkaca-kaca.
Joo Eun juga terlihat berkaca-kaca setelah menelp ibunya, lalu melihat Ji Woong, Hyun Woo dan Joon Sung sedang mengobrol di meja makan, wajahnya tersenyum melihat Young Ho duduk disofa dengan membiarkan Min Joon tertidur dipahanya.
"Pada hari yang seharunya membuat kita semua bahagia, tapi kenyataannya, masih ada yang tidak bahagia. Karena saat melihat orang lain bahagia kita pasti akan merasa lebih kesepian."
Young Ho melamun lalu menatap kearah Joo Eun dengan memberika senyumanya, lalu memberitahu Min Joon sudah tertidur pulas. Joo Eun juga memberikan senyumanya. Ibu Joo Eun berbaring sambil memukul lengannya lalu membalikan ke arah lain tak ingin menatap foto suaminya, terlihat menahan air matanya.
"Bahkan jika kita kesepian, kita akan berpura-pura ikut bahagia."
Ibu Joon Sung melihat ponselnya membaca pesan dari Joo Eun "Ini adalah nomor Joon Sung. Kita kau ingin meneleponnya. Selamat natal." Ibu Joon Sung hanya diam dengan mata berkaca-kaca memikirkan keputusanya.
"Karena sebuah alasan kita tak bisa menemui seseorang Dan juga tak bisa bertemu karena alasan yang lain lagi."
Young Joon dibawa masuk kerumah sakit dengan alat bantu oksigen, Hye Ran memasak didapur menelp anaknya tapi ponselnya terus sibuk.
"Dan juga ada diantara kita yang terus menunggu. Kita semua berpura-pura
bahagia dan baik-baik saja. Pada Hari Natal, kita akan lebih merindukan seseorang."
Joo Eun menyandarkan kepalanya dibahu Young Ho dengan duduk disofa, mengutarakan akan pulang sekarang. Young Ho memberitahu esok adalah hari ulang tahunya, lalu menyindir terlalu sering menolong Joo Eun hingga jadi lupa berterima kasih,mengejek pacarnya itu tak peka.
"Jika makan malam dengan nenekmu lancar nantinya, datanglah ke rumahku." Bisik Joo Eun
"Ah, malam erotis kita yang tertunda itu?" kata Young Ho
"Aku akan menunggumu dan
memberikan malam yang menyenangkan." Ucap Joo Eun mengoda
"Aku harus bagaimana di depan wanita ini?" balas Young Ho, Joo Eun tersipu malu sambil memukul bahu pacarnya.
Joon Sung tiba-tiba keluar dari kemar dengan berlari, Joo Eun dan Young Ho langsung berdiri dengan wajah tegang, Joon Sung memberitahu tentang ibunya, Joo Eun terlihat tegang takut sesuatu pada ibu temanya. Joon Sung memberitahu dengan senyum kalau ibunya ingin menemuinya. Young Ho dan Joo Eun saling menatap tak percaya.
Young Ho menyuruh Joon Sung mengunakan pakaian dan memberikan dompetnya agar mengajak ibunya untuk makan direstoran yang enak. Joon Sung menerima dengan mata berkaca-kaca, lalu mengucapkan terimakasih pada Joo Eun yang membantunya juga. Joo Eun menyuruh Joon Sung cepat pergi sekarang menemui ibunya.
Hye Ran sedang membereskan barang-barangnya, ponselnya berdering langsung menanyakan anaknya yang sedari tadi telpnya sibuk. Terdengar suara yang bertanya apakah Hye Ran wali dari Young Joon dan memberitahu kalau mereka dari rumah sakit. Mata Hye Ran langsung melotot.
Beberapa saat kemudian Hye Ran sudah masuk ke ruang IGD melihat Young Joon sudah terbaring tak sadarkan diri. Seorang dokter menanyakan apakah Hye Ran wali dari pasien, sambil menangis Hye Ran mengangguk menanyakan apa yang terjadi. Tuan Kim juga datang melihat Young Joon.
Dokter memberitahu pasien dirawat karena overdosis dan Kondisinya sedang kritis dan mereka juga memeriksanya lalu hasilnya akan keluar sebentar lagi. Direktur Choi mendengar ucapan dokter tentang keponakanya. Hye Ran mendekati anaknya sambil menangis.
"Kenapa kau melakukan ini? Apa yang harus ibu lakukan? Young Joon...."ucap Hye Ran sambil menangis, Tuan Kim yang melihatnya memilih untuk pergi.
Tuan Kim melihat Direktur Choi berdiri didepan pintu dengan mata melotot, tapi tak dihiraukan memilih untuk pergi saja. Direktur Choi berlari mengejar dan menarik adik ipar dengan mata melotot, Tuan Kim menyuruh pengawalnya untuk pergi menjauh.
"Kenapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?" kata Direktur Choi seperti ingin meminta tanggung jawab.
"Aku akan menemui dokter dan menanyakan keadaannya." Ucap Tuan Kim
"Adikku menikah dan ikut denganmu di keluarga Gahong. Dan Dia tinggal di sana seperti pembantu yang menyedihkan lalu
Dia melahirkan seorang anak dan membesarkannya. Tapi... Lihat apa yang terjadi sekarang?" kata Direktur Choi menahan amarahnya.
"Kita bisa bicara saat Young Joon sudah sadar." Ucap Tuan Kim lalu meninggalkan rumah sakit.
Hye Ran berjalan dengan lemas memanggil kakaknya, Direktur Choi mendekati adiknya menanyakan alasan sebenarnya Tuan Kim menikahinya,
"Jika dia tak menikah denganmu... Dia hanya bisa mendapat sebagian dari Gahong. Dia menikah denganmu agar dia
bisa memberi semuanya pada Kim Young Ho. Jika hidup Kim Young Ho
baik-baik saja... maka hidup Young Joon lah yang akan hancur." Tegas Direktur Choi lalu meninggalkan rumah sakit
Hye Ran berjongkok memikirkan keadaanya sekarang, Direktur Choi menelp anak buahnya untuk menemukan keberadaan Young Ho sekarang. Ternyata Ketua Min duduk dibangku ruang tunggu mendengarkan semuanya, lalu menelp Young Ho dengan wajah tegang menanyakan keberadaanya.
Young Ho sedang memilih-milih kemeja memberitahu sedang ada dirumah, lalu mata melotot mengetahui rencana Direktur Choi dari Ketua Min. Teringat sebelumnya Joon Sung memberitahu akan menemui ibunya dan ia memberikan kunci mobilnya. Dengan mata melotot keluar dari rumah membawa jaketnya.
Joon Sung tersenyum mengendarai mobil Young Ho dan tak sabar menemui ibunya, ponselnya yang bergetar tak didengarnya. Young Ho mengendarai mobil dengan wajah panik takut terjadi sesuatu dan kembali mencoba menelp Joon Sung. Direktur Choi mengendarai mobilnya mendapatkan berita tentang keberadaan Young Ho.
Dirumah, Joo Eun siap dengan pitanya menyambut Young Ho datang setelah makan malam dengan neneknya, lalu menatap ponselnya sudah hampir jam 12 malam tapi tak ada kabar dari Young Ho. Direktur Choi menyalip mobil saat ada dilampu merah.
Young Ho melihat dari sisi kiri langsung memutar balik, Direktur Choi sudah siap dengan mobilnya akan membalas dendam pada Young Ho, Joon Sung tetap tenang mengendari mobil Young Ho. Direktur Choi menginjak gas dalam-dalam, dari sisi Kanan Young Ho membanting stir, mobil Direktur Choi berputar-putar lalu berhenti setelah menabrak mobil didepanya.
Young Ho kaget melihat ada bunyi klakson truk didepanya, akhirnya membanting stir tapi akhirnya menabrak mobil yang sedang berhenti didepanya. Kaca dirumah Joo Eun tiba-tiba jauh dan pecah berserakan dilantai. Joo Eun kaget melihat kaca dikamarnya jatuh. Mobil yang dikendarai Young Ho melayang diudara lalu berputar setelah menabrak mobil, beberapa kali berguling dan akhirnya semua bagian depanya rusak.
Beberapa saat kemudian, Joon Sung turun dari mobil melihat ada mobil yang kecelakaan, karena tak ada yang mendekat akhirnya pelahan mendekati mobil yang mengeluarka asap. Ketika melihat sosok di dalam Young Ho, jeritan histerisnya terdengar.
Young Ho sudah penuh dengan darah dibagian wajahnya, Joon Sung berusaha membuka pintu mobil, dengan jeritan histeris mencoba memanggil Young Ho dengan mengangkat bagian stir yang menjepit bagian kaki kakaknya. Young Ho tak sadarkan diri hampir semuan wajahnya tertutup darah. Joo Eun melotot seperti merasakan pertanda buruk dengan cermin yang jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Venus
RomanceKisah ini bercerita tentang seorang perempuan yg dulunya cantik ketika sudah bekerja menjadi gemuk karena dia stress menjadi pengacara, ketika dia gemuk dia di putuskan oleh pacarnya, bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana bertemunya sang perempuan...