Joo Eun menatap ruangan sudah kosong, Young Ho sudah berdiri dibelakang mengatakan tak bias
mengijinkan Kang Joo Eun pulang hari ini. Joo Eun tersenyum merasa kalau ia tak ingin pulang juga. Young Ho memeluk pacarnya yang selama ini dirindukanya, Joo Eun pun menyandarka tubuhnya membiarkan Young Ho memeluknya dan menghabiskan hari natal bersama.
Keduanya berbaring dengan saling memandangan, Joo Eun tersenyum melihat Young Ho sudah ada didepanya. Young Ho plester yang ditinggakan Joo Eun ditempel ditanganya. Joo Eun tersenyum karena Young Ho ternyata bisa melihatnya, Young Ho merasa semua itu karena plester pemberian Joo Eun membuatnya bertahan.
"Maaf karena membuatmu menunggu, Kang Joo Eun." Gumam Young Ho
"Terima kasih sudah kembali, Pelatih." Balas Joo Eun bergumam
"Apa keinginanmu tadi? Apa kau ingin tidak jatuh sakit lagi?" tanya Joo Eun
"Bukan tentang diriku. Tapi Kang Joo Eun, jangan jatuh sakit." Kata Young Ho memegang pipinya.
Joo Eun mendekat memeluk Young Ho dan bersandar didadanya, Young Ho mengungkapkan keinginan agar malam ini jadi hangat. Joo Eun setuju, Young Ho memberikan kecupan dikening pacarnya, Joo Eun membalas dengan mengecup bibir Young Ho. Dan Young Ho kembali memberikan kecupan dikening sambil memeluk erat Joo Eun.
Perlahan Joo Eun melepaskan pelukan memberikan kecupan di dahi pacarnya lalu menatap pacarnya dengan senyuman. Young Ho mengungkapkan ingin malam yang hangat, Joo Eun mendekat seperti ingin memberikan serangan ciuman lebih dulu, Young Ho sudah menutup matanya.
Joo Eun menjatuhkan badanya dengan memeluk Young Ho mengungkapkan kalau ia tak protes dan merasakan dengan posisi seperti itu sangat hangat. Young Ho menghela nafas merasa pacarnyaitu sedikit keterlaluan hingga menyebutnya "malam yang hangat" Joo Eun mengelus dada Young Ho, merasa
terbiasa memeluk pacarnya si pria besar saat tidur.
Young Ho mengelu pacarnya itu memang tipe wanita yang mengoda saja. Joo Eun kembali mengoda, mengelus bagian dada dengan ujung jari, mengatakan seharusnya Young Ho tak kembali dan menemui wanita sexy seperti dirinya ini. Young Ho mengatur nafasnya mengaku sudah menyerah
dengan malam yang hangat dengan
Malam yang menyenangkan saja, Joo Eun setuju dengan itu.
Young Ho langsung memutar badannya dan berada diatas Joo Eun, mengatakan kalau pacarnya duluan yang mengundangnya, lalu mulai menciumnya. Joo Eun mendorong Young Ho mengatakan kalau tak ingin ciuman yang ringan lalu mengalungkan tangan dan kembali berciuman, Young Ho menarik selimut untuk menutupinya.
Joo Eun membukanya karena mau melihat wajah pacarnya. Young Ho mengaku tak bisa konsentrasi jika ada cahaya lalu kembali mencium Joo Eun, satu persatu helai pakaian pun keluar dari balik selimut.
Pagi hari
Young Ho memeluk erat Joo Eun dan tangan Joo Eun berada diatas dada Young Ho, dengan mata masih terpejam mengatakan harus bangun karena mungkin sebentar lagi Joon Sung dan Ji Woong akan pulang. Young Ho menyuruh Joo Eun tidur lagi karena keduanya akan makan dulu di rumah ibu Joon Sung sebelum pulang lalu memberikan kecupan dikening.
Joo Eun membuka matanya dan memegang pipi Young Ho dengan ujung jari telunjuknya. Young Ho bertanya apa yang dinginkan pacarnya lagi. Joo Eun tersenyum kembali memejamkan matanya karena hanya ingin memastikan bukan mimpi, Young Ho bertanya-tanya memang mimpi apa pacarnya itu.
"Selain pergi kerja, kau tak boleh jauh-jauh dariku. Awas saja kalau tidak." Kata Joo Eun, Young Ho setuju lalu mengeratkan kembali pelukanya dan melanjutkan tidur.
Joo Eun terbangun dari tidurnya dan langsung membalikan badanya dengan wajah panik, Young Ho sudah menopang kepala dengan jubah mandi berada disampingnya, mengejek pacarnya yang selalu ingin melihatnya tapi malah membelakanginya. Joo Eun bisa tersenyum melihat Young Ho ternyata ada didepanya, lalu merayu dengan memanggil "oppa" kalau sudah lapar.
Young Ho menghela nafas lalu menunjuk pacarnya kalau memang mau makan dan melihat ke balik selimut, menyuruhnya agar memakai pakaianya dulu karena kalau tidak maka "malam" mereka akan berlanjut. Joo Eun tersenyum melihat ke dalam selimutnya lalu Young Ho turun dari tempat tidur.
Young Ho menyiapkan sepiring sarapan sehat diatas meja, Joo Eun melihat pakain yang dipakainya lalu bertanya kapan pacarnya menyiapkan pakaian itu. Young Ho meyindirnya kalau nanti Joo Eun mendapat masalah lagi dan ia harus merobek bajunya jadi untuk berjaga-jaga.
Joo Eun teringat sesuatu lalu membawa panci masakan yang dibuatnya tadi malam dan pasti Young Ho akan menolak untuk makan di malam hari. Young Ho melihat sup rumput laut dan mengingatkan dengan obat hypothyroidism. Joo Eun menegaskan selalu ingat dengan semua peringatan makanan yang diberitahu Young Ho, selain itu juga . tak makan makanan berlemak.
Young Ho menatap pacarnya menuangkan sup rumput laut ke mangkuk, Joo Eun memberitahu tak perlu mengkomsumsinya sejak sebulan lalu dan Kadar kolesterol dan tiroidnya sudah normal sekarang. Young Ho tersenyu mendengarnya memuji pacarnya jadi lebih seksi dan cantik sekarang.Joo Eun menarik tangan Young Ho untuk mengelus kepalanya.
"Bukannya sudah kubilang? Jika aku mau, aku pasti bisa melakukan apapun itu. Apa aku bisa memberikan sambutan sekarang?" kata Joo Eun dengan menganggap tangan pacarnya sebagai mic, Young Ho mengangguk setuju.
"Orang bilang, rasa rindu akan
membuatmu merasa tertekan. Saat merasakan tekanan itu, dan menghilangkan hipotiroidisme, bersama dengan Daegu Venus serta Kim Young Ho Venus, Kang Joo Eun, sungguh
berterima kasih atas perubahan ini." ucap Joo Eun berakting menangis haru
"Baiklah, aku terima sambutannya." Kata Young Ho ikut menganggap tanganya seperti mic.
"Bagaimana dengan Venus-nya?
Perasaanku yang meluap-luap ini." ucap Joo Eun mengoda dengan jari telunjuk turun ke dari pundak ke lenganya.
"Ya, perasaanku juga merasakan hal yang sama." Akui Young Ho dengan mic tanganya. Joo Eun bahagia karena Young Ho bisa merasakan.
"Aku sudah meraciknya, hingga kalorimu tak akan meningkat, jadi kau bisa memakannya dengan tenang sekarang." Ucap Joo Eun menaruh sup disamping piring pacarnya
Keduanya pun mulai makan, Young Ho menanyakan rencana Joo Eun hari ini. Joo Eun memberitahu ada rapat malam nanti, sambil mengigit sendok dan lirikan mata mengoda mengatakan sebelum rapat itu mereka harus tetap bersama,
Young Ho mengerutkan dahinya, Joo Eun menegaskan mereka harus tetap
bersama-sama. Young Ho merasa kalau Joo Eun itu bisa menjadi wanita yang agresif sekali. Joo Eun malu-malu sambil memukul lengan pacarnya. Young Ho pun setuju dengan permintaan pacarnya.
Young Ho berbaring diatas pada Joo Eun sambil menonton acara Komedi, Joo Eun tak henti-hentinya tertawa sambil memakan es krim, Young Ho merasakan es krim yang jatuh di wajahnya, Joo Eun menyingkirkan tangan Young Ho ingin menghapusnya lalu mencium agar es krimnya hilang.
"Apa artinya tadi itu?" tanya Young Ho
"Tanganku semua penuh." Ucap Joo Eun bahagia.
Young Ho terbangun karena mengingat
harus memeriksa sesuatu, melihat ke arah dada dan terus mendekat. Joo Eun memundurkan badanya bertanya memeriksa apa lagi, Young Ho terus mendekat dan Joo Eun terlihat pasrah berbaring di sofa.
Young Ho menghitung sampai 60, Joo Eun berusaha menahan tubuhnya dengan lengan tapi akhirnya menyerah dengan duduk dilantai dan Young Ho masih tetap bertahan. Joo Eun mengeluh Young Ho tak percaya bahwa ia sudah bisa melakukan plank. Young Ho melihat pacarnya memang bilang sudah bisa,
tapi nyatanya masih tak kuat dan menyuruh tetap melakukanya lagi.
"Berapa lama lagi kau mau latihan? Aku sudah melakukannya sebanyak 5 kali." Teriak Joo Eun kesal
"5 kali? Oke sudah cukup, kita lanjut
berlari selama 30 menit." Kata Young Ho lalu berjalan keluar ruangan
"Latihan macam apa ini? Kita kan harusnya bermesaraan. Apa dia sudah pergi?" keluh Joo Eun melihat Young Ho sudah keluar
"Kau mau tetap bersamaku, 'kan?" kata Young Ho melonggo didepan pintu dan mengajak Joo Eun untuk cepat mendekat
Young Ho memasang beban untuk latihan kakinya, Joo Eun yang melihatnya khawatir melihat cara Young Ho latihan terlalu memaksakan diri dan bisa terjadi masalah. Young Ho mendorong beban dengan kakinya, memberitahu Tulang akan menjadi lebih kuat setelah mengalami proses patahan bahkan
tulangnya sudah sembuh. Joo Eun bisa bernafas lega kalau Young Ho sudah sembuh total.
"Seperti Kang Joo Eun, tulangku sudah kembali normal." Kata Young Ho bangga menepuk pahanya lalu menyuruh Joo Eun kembali berlari.
Selesai olahraga, Young Ho meminum vitamin, Joo Eun menatap leher pacarnya dengan jakut yang bergerak dan membuat gairahnya kembali meningkat, jarinya pun mencolek pinggang Young Ho dengan wajah mengoda.
Young Ho bertanya alasan Joo Eun mencoleknya, Joo Eun hanya memperlihatkan wajah mengoda. Young Ho mengambil gelas yang dipegang Joo Eun lalu mendorongnya ke meja makan. Joo Eun pun menaikan badanya keatas meja dengan tatapan tanpa berkedip. Young Ho siap menciumnya tapi ponsel Joo Eun berdering.
Joo Eun kaget melihat ibunya yang menelp, Young Ho merasa tak enak hati langsung meminta maaf pada ibu mertuanya. Joo Eun mengangkat telp dan terkaget karena ibunya ada di Seoul dan mengaku sedang ada didekat rumah jadi akan segera datang.
Young Ho terlihat gelisah, Joo Eun pun menutup telp dengan wajah sedih mengatakan mereka harus berpisah hari ini. Young Ho pikir ibu Joo Eun itu
"penyelamat" hari ini dan mereka masih bisa bertemu besok.
Joo Eun mengatakan ibunya mau bermalam semalam di rumahnya, Young Ho rasa ibu mertuanya itu pasti sedang
merindukan anaknya yang bernama Kang Joo Eun. Joo Eun tersenyum lalu memberikan kecupan dan pergi untuk ganti baju. Young Ho pikir belum memberitahu dimana tempat bajunya, Joo Eun mengatakan sudah mengetahuinya lalu masuk ke kamar.
Young Ho mengantar Joo Eun mengatakan akan membayar semua kencan yang mereka selama setahun ini,
Joo Eun mengangguk setuju, menurutnya sekarang Tanpa perasaan gelisah, akan menjadi lebih bahagia. Young Ho ingin membahas tentang ibu Joo Eun.
Joo Eun menyela mengatakan itu nanti saja, karena Young Ho bisa menemuinya kapan-kapan dan tak perlu buru-buru. Young Ho mengangguk setuju lalu menyuruh pacarnya untuk segera masuk. Joo Eun mengenggam tangan Young Ho, berjanji akan menelpnya nanti.
Young Ho merasa ada sesuatu yang dilupakan pacarnya, Joo Eun memberikan ledakan dari lesum pipinya, Young Ho menangkapnya seperti membuat hatinya luluh. Joo Eun pun turun dari mobilnya, Young Ho menatapnya melihat Joo Eun menyuruhnya agar menyetir dengan hati-hati.
Joo Eun masuk rumah melihat ibunya sedang memasukan makanan ke kulkas, lalu mengeluh ibunya membawa banyak makanan lagi. Nyonya Kwon pikir karena datang naik bis dan anaknya juga harus makan, lalu melihat pakaian anaknya itu
dari acara nikahan. Joo Eun menyadari pakaian dress yang digunakan memang rapih lalu binggung ingin memberitahu yang sebenarnya.
"Kau memang putriku yang sangat luar biasa." Ungkap Nyonya Kwon, Joo Eun binggung ibunya berkata seperti itu.
"Apa kau tak malu dengan pernikahan mereka itu, coba lihat dirimu?
Bagaimana dengan pria yang sering kau bicarakan itu? Musim makin berganti,hari demi hari terus berganti juga, anakku." Kata Nyonya Kwon, Joo Eun memilih untuk menghindar akan menganti baju karena akan keluar. Nyonya Kwon berteriak anaknya akan pergi dan menyuruhnya untuk sarapan.
Joo Eun mengancing blazernya didepan cermin, ibunya masuk menceritakan Ibu Young Gi sudah punya 3 cucu dan
Hidupnya sekarang sudah bisa tenang,
setelah kedua putra-putrinya menikah. Joo Eun melihat ibunya sudah punya cucu bahkan punya menantu berusia 22 tahun.
"Benar sekali, umurnya masih 22 tahun,
dan umurmu sendiri berapa? Apa kau tidak khawatir?" kata Nyonya Kwon duduk diatas tempat tidur
"Ibu tak perlu mengkhawatirkanku." Ucap Joo Eun tak mau menatap ibunya.
"Katakan pada ibu. Pria itu... kenapa kau
belum memperkenalkannya padaku?" kata ibunya sudah tak tahan lagi
Joo Eun pikir nanti saja, Nyonya Kwon mengeluh anaknya terus saja menundanya lalu menduga pacar anaknya itu seorang buronan atau kriminal, Joo Eun menegaskan bukan seperti itu, meminta ibunya tenang saja. Nyonya Kwon pikir kalau pria itu baik lebih baik mereka menikah dan mengingatkan umur Joo Eun sudah sangat siap untuk menikah. Joo Eun mengerti lalu pamit pergi karena akan terlambat. Ibunya kembali mengeluh anaknya masih kerja saat weekends maka membuatnya tak segera menikah.
Joo Eun keluar dari lift tertawa mengingat ibunya yang menduga pacarnya itu buronan, menurutnya sang ibu memang sering mengada-ngada saja. Soo Jin menelpnya, Joo Eun memberitahu kalau sudah sampai dikantor.
"Kau sudah menghubungi korban? Apa yang dia bersaksi?" kata Soo Jin dari seberang telp. Joo Eun pikir Soo Jin sudah tahu dirinya jadi tunggu saja dengan senyuman sumringah.
Didalam ruangan Soo Ji, sudah ada pengacara lain dan klienya serta wanita di sebelah Soo Jin yang hanya tertunduk
"Ini adalah Gugatan kekerasan, dan fakta yang dia ungkapkan hanya spekulasi semata saja. Meskipun klienku adalah
seorang pejabat pemerintah, tapi dia tetap rendah hati, dan ingin
menyelesaikannya secara kekeluargaan." Kata si pengacara
"Ya. Tentang kekerasan itu, masih tak ada bukti yang bisa diterima oleh pengadilan, dan tak ada catatan kesehatan sebelum insiden itu. Serta
lukanya tidak parah. Jadi, aku setuju dengan maksud anda. Tapi ..." kata Soo Jin lalu melirik pada Joo Eun
Joo Eun memperlihatkan video dari laptopnya, dengan gambar blur terdengar suara pria yang memuji si wanita sangat cantik. Lalu wanita terdengar menolak dan si pria tetap memaksa karena hanya sebentar, si wanita terus saja menolaknya.
Nyonya Lee berbicara dengan seseorang, Anak buahnya menceritakan Young Joon akan mendaftar wamil saat lulus nanti dan ibunya akan menjadi relawan. Nyonya Lee merasa Hye Ran itu masih belum bias terbiasa hidup di luar rumah
lalu teringats sesuatu.
Anak buahnya memberikan sebuah kartu nama dari jaketnya, memberitahu itu adalah kartu nama Pengacara Kang Joo Eun dengan menceritakan kalau Joo Eun
bekerja di Geondoo, sebuah firma hukum kelas menengah dan Ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan serta adiknya sudah menikah.
Nyonya Lee menyela ketika Anak buahnya ingin memberitahu Status keuangan Joo Eun karena sudah mengerti lalu menyuruh anak buahnya kembali berkerja, lalu melihat kartu nama perusahan Geondoo.
Joo Eun pikir si pria tahu tentang video
yang diputar tadi, Pengacara pria merasa Joo Eun tidak sopan. Joo Eun menegaskan klien dari pengacara itulah
yang telah melakukan perbuatan tidak sopan. Si pria meminta Joo Eun meminta buktinya, lalu melirik pengacara agar berbicara membelanya.
"Anda tak punya bukti bahwa wanita di dalam video ini adalah klien anda, Dan juga tak ada bukti bahwa klienku yang meng-upload video ini." kata Pengacara
"Memang bagaimana kalian bisa mengenal siapa dalam video ini?
Videonya kan sudah disensor." Kata si pria membela diri
"Tapi, anda dan klien kami pasti bisa mengenalnya. Klien kami bahkan telah menjalani perawatan psikologis atas insiden ini."ucap Joo Eun
"Saat melihat video ini, kami bisa menemukan bukti bahwa mereka dalam video ini adalah anda dan klien kami." Kata Soo Jin
Pengacara ingin membahas penyelesainnnya, Joo Eun menegaskan mereka tak setuju. Soo Jin juga tahu si pria pernah melakukan hal yang sama pada mantan nya dengan merekamnya, Joo Eun memberitahu mantan pacarnya itu akan menjadi saksi saat sidang, keduanya terlihat kebingungan.
"Menurut ayat 307 hukum pidana, atas pencemaran nama baik," kata Joo Eun
"dan atas pelanggaran privasi serta
mengambil keuntungan atas itu" ucap Soo Jin
"Dan juga menurut UU pasal 14
mengenai kekerasan seksual Hidup anda sebagai pejabat pemerintah akan sedikit terguncang. Ditambah karena ini bukanlah kasus yang pertama, akan ada hukuman tambahan. Jadi, anda tak akan bisa mengelak." Kata Joo Eun, Si wanita terlihat hanya bisa menangis bisa melawan pria yang menuntutnya.
Joo Eun ingin keluar ruangan memuji cincin yang dipakai Soo Jin sangat cantik, Soo Jin mencoba tersenyum walaupun merasakan kepalanya sedikit sakit. Joo Eun melihat temanya itu sedang sakit, Soo Ji mengaku hanya sakit perut saja, lalu memberikan selamat pada Joo Eun karena kembali pada Young Ho. Joo Eun tersipu malu karena Soo Jin sudah melihatnya.
"Kau pasti tidak suka mendengar hal
yang begini, tapi aku sungguh tak tahan.
Makanlah sesuatu! Kau sudah seperti zombie sekarang! Kau sudah langsing
dan juga cantik." Kata Joo Eun
"Iya, aku tahu. Memangnya siapa yang kelaparan?" ucap Soo Jin lalu pamit pergi lebih dulu
"Kau harus pergi ke Rumah Sakit
sebelum aku yang menyeretmu ke sana." Tegas Joo Eun sebelum Soo Ji keluar ruangan.
"Aku mengerti!.... Happy New Year!" ucap Soo Jin dengan senyuman keluar ruangan.
"Dengan wajah pucat begitu, dia sempat-sempatnya tersenyum." Kata Joo Eun sudah tahu sifat temanya.
Soo Jin keluar kantor merasakan perutnya sakit dan melihat Woo Shik menelp lalu sengaja tak diangkat. Woo Shik heran karena Soo Jin tak mengangkat telpnya, akhirnya mengirimkan pesan "Aku akan membelikanmu makan malam. Kau mau makan malam apa?Ayam dan ginseng rebus? Bubur ayam?" tapi tak dibalasnya, dalam pikiranya Soo Jin sedang sibuk.
Ternyata Soo Jin sedang ada didalam mobil baru selesai meminum obatnya, sambil memegang perutnya membaca pesan Woo Shik yang memberikan pilihan untuk membawakan bubur abalone, perutnya kembali terasa sakit tak bisa membalas pesan Woo Shik. Lalu menelp seseorang mengatakan sudah melakukan tes dan ingin mengetahui hasilnya lalu bertanya apakah ia bisa datang sekarang.
Joo Eun baru keluar dari kantor membaca pesan Young Ho masuk ke dalam ponselnya " Maaf mengganggu rapatmu. Kau di kantor? Di tempat parkir?
Atau sedang berkendara? Baiklah, hati-hatilah." Joo Eun menekan tombol satu yang menyimpan nomor telp Young Ho.
Young Ho ada dikursi pijat tersenyum bahagia melihat Joo Eun menelp, lalu bertanya apakah ia sudah selesai berkerja. Joo Eun menekan tombol lift memberitahu kalau akan pulang dan menyuruh Young Ho istirahat karena mungkin masih lelah karena jetleg.
"Sepertinya aku lelah bukan karena masih jet lag." Kata Young Ho mengoda
"Omo, Joon Sung dan Ji Woong belum pulang?" ucap Joo Eun panik
"Joon Sung dan Ji Woong sedang di rumahmu sekarang. Karena mereka tidak sibuk, aku meminta mereka memberikanmu buah dan Ibumu mungkin akan kesepian. Ji Woong bahkan mengirimkan sms nya." Cerita Young Ho
"Masalahnya, ibu menganggap Ji Woong sangatlah imut Dan dia juga menyukai Joon Sung." Jelas Joo Eun lalu melihat liftnya sudah datang dan berjanji akan menelpnya nanti. Young Ho berpesan agar pacarnya berhati-hati dengan memberikan kecupanya, Joo Eun tersenyum bahagia lalu masuk ke dalam lift.
Joo Eun masuk ke dalam rumah berteriak memanggil ibunya kalau sudah pulang. Ibunya terdengar bahagia karena Ji Woong kalah lagi dan berhasil menang bermain kartu Go Stop. Joon Sung tertawa melihat Ji Woong yang kalah dari Nyonya Kwon. Joo Eun tersenyum melihat ketiganya, memberitahu akan menganti pakaianya lebih dulu.
Soo Jin turun dari mobil, dengan wajah tersenyum mengangkat telp dari Woo Shik yang panik menanyakan pacarnya tak mengangkat telp, berpikir sedang sibuk atau sakit. Soo Jin mengaku sedang rapat dan mengatakan kalau ia baik-baik saja.
Woo Shik bertanya apakah Soo Jin akan pulang terlambat. Soo Jin berbohong
masih ada rapat. Woo Shik pikir Soo Jin sudah makan, Soo Jin mengatakan suda makan. Woo Shik tahu Soo Jin suda makan tapi hanya sesendok saja lalu menyuruh pacarnya menunggu dirumah karena ia akan membelika bubur.
Tiba-tiba matanya melihat Soo Jin yang akan masuk gedung, Woo Shik menanyakan keberadaaan pacarnya. Soo Jin mengaku sedang ada dikantor. Woo Shik menanyakan apakah pekerjaanya
lancar-lancar saja. Soo Jin tak ingin membahasnya memilih untuk menutup telp dan akan bertemu dirumah nanti.
Woo Shik memilih untuk turun dari mobil mengikuti pacarnya, terlihat Soo Jin pergi ke Bagian Ginekologi dan Kandungan dan direcptionist memberitahu ingin melihat hasil tes atas nama Oh Soo Jin. Perawat pun menyuruh Soo Jin untuk datang ke ruang konsultasi 5. Woo Shik tersenyum melihat Soo Jin pergi sendirian dan tak memberitahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Venus
RomanceKisah ini bercerita tentang seorang perempuan yg dulunya cantik ketika sudah bekerja menjadi gemuk karena dia stress menjadi pengacara, ketika dia gemuk dia di putuskan oleh pacarnya, bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana bertemunya sang perempuan...