Diparkiran, Joo Eun terus menatap jarinya yang dipasang cincin. Young Hoo mengejek menyuruh pacarnya agar berhenti melihatnya karena nanti cincinya akan malu. Joo Eun ingat Young Ho selalu memanggilnya wanita yang jahat padahal Young Ho sendirilah yang lebih jahat.
"Bagaimana kau bisa berpikir menaruh cincin ini dalam syal?" keluh Joo Eun
"Bukannya itu cara yang bagus?" pikir Young Ho
"Salah. Yang utama adalah syal ini.
Cincin ini bisa dibeli di mana saja dengan uang, tapi syal ini, kau sendiri yang merajutnya. Cincin hanyalah bumbu pemanis saja." Jelas Joo Eun bangga mengunakan syal hasil rajutan pacarnya.
Lalu menyuruh Young Ho tak usah turun dari mobil, Tapi Young Ho tetap turun membuka bagasi dan mengeluarkan koper yang tadi pagi dibawa pacarnya. Young Ho mengaku melakukan itu
Karena pacarnya itu adalah orang yang teliti. Joo Eun teringat dengan koper yang sudah dipersiapkan
"Kau bisa memakai baju seksi dan imut ini nanti saja, jangan lupa telepon aku.
Tapi, untuk apa kau ke rumah Hyun Woo?" ucap Young Ho sambil merapihkan syal yang dipakai Joo Eun
"Aku akan memamerkan cincinku ini." kata Joo Eun memainkan jarinya didepan Young Ho
"Kau bisa langsung tidur saja nanti dan
Mengenai ayah dan nenekku, aku akan..." ucap Young Ho langsung di sela oleh Joo Eun
"Kau terlalu khawatiran, lebih baik
Langkah demi langkah. Kita tak perlu terlalu terburu-buru. Tak peduli apa kata orang lain, aku akan tetap bersamamu selamanya. Jadi, kita jalani hubungan kita tanpa melukai siapapun diantara kita." Jelas Joo Eun yakin
"Pria yang bisa mendapatkan Kang Joo Eun memang sangat beruntung." Puji Young Ho sambil memegang tangan Joo Eun
"Pria itu romantis, tiap kali dia hadir
dalam mimpiku, dia memanggilku, "Cantik". Dan juga matanya sangat berbinar-binar." Ungkap Joo Eun bangga lalu pamit masuk lebih dulu. Young Ho mencoba melepaskan tanganya walaupun sepertinya enggan untuk berpisah.
Joo Eun masuk ke dalam rumah sambil berpura-pura memegang kepalanya yang sakit. Hyun Woo menjerit melihat cincin yang melingkar di jari manis temanya. Joo Eun memberitahu Hyun Woo kalau pria sexy itu telah memberikan cincin padanya. Hyun Woo tertawa bahagia, mengerti temanya sengaja datang untuk memamerkan cincin padanya.
"Tapi, Ketua Gahong ingin menemuiku, dia itu Neneknya." Ucap Joo Eun khawatir
"Bagaimana ini? Apa dia akan membunuhmu?" kata Hyun Woo ikut tegang
"Hei.....Kau!" teriak Joo Eun karena temanya malah membuatnya semakin panik
Joo Eun baru saja selesai minum, Hyun Woo berteriak "Jangan dekati cucuku
lagi, dasar jalang kau!" dengan mata melotot. Joo Eun kaget mendengarnya menyuruh temanya agar tak berlebihan. Hyun Woo tertawa karena hanya bercanda dengan temanya.
"Anggap saja kau adalah ibu mertuamu dan aku adalah kau." Ucap Joo Eun ingin mulai berakting
"Kau pikir aku mau bercerai dengannya
jika ibunya adalah Ketua Gahong? Kau ini bercanda saja." komentar Hyun Woo
"Aku sungguh khawatir sekarang." Kata Joo Eun menghela nafas dan mengelus dadanya. Hyun Woo akhirnya setuju akan berpura-pura sebagai ibu mertua Joo Eun.
"Berapa umurmu?" tanya Hyun Woo dengan wajah serius. Joo Eun menyebutkan umurnya 33 tahun.
"Lalu Pekerjaanmu? Dan ayahmu?" ucap Hyun Woo. Joo Eun menjawab perkerjaan sebagai pengacara dan ayahnya sudah meninggal.
"Aku tak mau main lagi. Hatiku jadi sakit sekarang." Ucap Hyun Woo menyerah
Joo Eun makin panik apa yang akan dilakukan ketika bertemu nenek Young Ho, Hyun Woo menyarankan agar memberikan saja uang, karena waktu memberikan uang belanja pada ibu mertuanya sangat bahagai. Joo Eun merasa Hyun Woo sudah gila dan mengingatkan kembali kalau Nenek Young Ho adalah Ketua Gahong dan mungkin saja semua uang yang dimilikinya tak akan cukup untuk pemilik Gahong. Hyun Woo pikir benar juga lalu mengeluh Hidup Ketua sangat enak, lalu menjerit menemukan sesuatu rencana.
Joo Eun mencoba blus didepan cermin, Hyun Woo bertepuk tangan menurutnya temanya hanya perlu menahan malu sebentar saja, Joo Eun bertanya apakah
ada perubahan jika memakai pakaian yang dipilihkan temanya
"Cara mereka melihatmu akan berbeda.
Kesan pertama sangatlah penting! Dia pasti menyukai pakaian ini. Untunglah aku masih menyimpannya." Kata Hyun Woo bangga
"Apa tidak terlalu jadul?" kata Joo Eun melihat model pakaian temanya.
"Ketua itu kan juga sudah tua. Wanita seusia dia pasti lebih suka pakaian formal begini." Kata Hyun Woo yakin,
Joo Eun setuju dengan temanya tapi mengembalikan kembali pakaian temanya menurutnya tak akan berhasil dengan pakaian itu, dan memilih untuk meminum obat penenang saja. Hyun Woo memperingatkan temanya yang
sudah minum banyak obat lalu kedapur untuk mengambil air minum
Joo Eun duduk di sofa mengatur nafasnya yang panik, lalu membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya "Kau lupa mengucapkan, "Semoga mimpi indah"." Tulis Young Hoo. Joo Eun membalas "Ah, semoga mimpi indah"
Tapi setelah itu menghela nafas sendiri karena sebenarnya tak mungkin bisa tidur nyenyak malam ini, teringat kembali besok akan bertemu dengan Nyonya Lee.
Joo Eun melamun dalam ruangannya, ketukan pintu menyadarkan. Hyun Jung memberitahu Nyonya Jae Soon Ja ingin menemuinya. Joo Eun agak kaget mendengarnya lalu menyuruhnya agar masuk.
Sepasang sarung tangan berwarna putih dipegang oleh Joo Eun, Ibu Joon Sung sengaja datang ingin mengucapkan terima kasih, tapi merasa tak tahu hadiah yang bagus untuk diberikanya. Joo Eun berkomentar kalau hadiah yang diberikan Nyonya Jae itu bagus dan mengucapkan terimakasih pada Nyonya Jae yang dianggap sebagai Nenek Min Joon lalu menganti dengan panggilan ibu Joon Sung.
"Lalu Bagaimana suami anda?" tanya Joo Eun penasaran
"Aku pergi mengunjunginya kemarin,
Kesehatannya juga baik. Dia bahkan meminta maaf padaku." Cerita Nyonya Jae
"Syukurlah. Daripada dipenjara,
perceraian, dan gugatan...rehabilitasi adalah jalan yang terbaik." Ungkap Joo Eun ikut bahagia.
"Seharusnya sejak dulu dia masuk rehabilitasi saja." Pikir Nyonya Jae. Joo Eun melihat Joon Sung semakin cerita dan membuatnya mengucap syukur juga.
"Aku punya anak dan dia juga punya pacar yang sangat baik. Mungkin aku terlalu serakah bisa menikmati keindahan ini." cerita Nyonya Jae
"Anda punya hak untuk memilikinya dan
Terima kasih untuk sarung tangan ini." kata Joo Eun meyakinkan.
Woo Shik seperti tak konsentrasi membaca berkas, melihat ponselnya belum ada pesan yang masuk. Terdengar ketukan pintu dan menyuruhnya masuk, matanya langsung melotot melihat yang datang. Young Ho mengatakan hanya lewat lalu bertanya apakah ia boleh duduk. Woo Shik mempersilahkan agar Young Ho duduk.
"Kudengar, kau akan kembali bekerja bulan depan." Kata Woo Shik terlihat sedikit tegang
"Aku ke sini untuk melihat dokumen-dokumen perusahaan dan tak ingin orang lain berpikir aku ini anak manja." Ucap Young Ho, Woo Shik terdiam karena sebelumnya menduga Young Ho itu anak manja.
"Kudengar, kau mengalami cedera saat menjadi perenang dulu." Kata Young Ho melihat ruangan Woo Shik ada beberapa medali. Woo Shik membenarkan karena alasan itu membuatnya pensiun jadi atlet renang.
Young Ho bertanya dimana tempat
rehabilitasinya. Woo Shik memberitahu ada di Amerika, Jepang dan Prancis. Young Ho mengucap syukur lalu mengeluarkan berkas, menjelaskan itu adalah proposal untuk cabang
rehabilitasi yang baru tahun depan.
Woo Shik kaget menurutnya Dewan direksi mungkin tak akan menyetujuinya. Young Ho pikir karena itu meminta bantuan Woo Shik memberikan dukungan. Woo Shik tak percaya Young Ho bisa mempercayai dirinya untuk menangani proyek itu.
Young Ho menganggap dirinya percaya pada pengalaman Woo Shik yang perna masuk rehabilitasi setelah cedera, menurutnya orang yang pernah mengalami akan tahu bagaimana proses
penyembuhan luka itu dan Seperti kanker atau penyakit kronis lainnya, mereka juga harus sembuh. Keduanya tersenyum, Young Ho lalu menanyakan kabar dari Direktur Choi.
Direktur Choi seperti sedang main baduk dengan koin dalam bentuk yang besar, pesan masuk ke dalam ponselnya
"Mungkin kau tak tahu bagaimana menggunakan kapak. Aku menunggumu di perusahaan. Kim Young Ho."
Setelah membaca pesan dari Young Ho, Direktur Choi melanjutkan lagi permainan dan harus kena Checkmate, dengan rendah hati sempat mengeluh langkahnya terhenti tapi bisa menerima kekalahanya.
Joo Eun berlari menaiki tangga dengan pakaian yang dipinjamkan Hyun Woo, sesampai didepan pintu beberapa pengawal sudah berjaga-jaga. Joo Eun langsung menghampiri Sekertaris memperkenalkan dirinya, Sekertaris ingin mengetuk pintu, Joo Eun yang tegang meminta untuk menunggu sebentar agar mengatur nafasnya, beberapa detik kemudian Pintu diketuk memberitahu Joo Eun sudah datang.
Di ruangan dengan meja untuk dua belas orang, Nyonya Lee menatap Joo Eun yang duduk tertunduk didepanya. Joo Eun melihat Nyonya Lee mengambil tasnya, buru-buru mengeluarkan amplop dari dalam tasnya dan menyerahkan pada Nyonya Lee.
"Jika anda ingin memberikanku amplop itu, mohon terima amplopku juga." Kata Joo Eun, Nyonya Lee terlihat kaget.
"Amplop itu tak berisi uang, Tapi itu adalah laporan tes darahku. Selama ini aku memang menderita hipotiroidisme.
Tapi, kadar tiroidku kembali normal sebulan yang lalu. " jelas Joo Eun, Nyonya Lee menatapnya dan kembali menaruh tas dikursi
"Aku ingin anda tahu itu. Bahkan jika anda ingin memberikanku uang yang sangat banyak, ataukah anda ingin terus merendahkanku. Tak peduli jika anda
terus menentang hubungan kami. Aku tak bisa meninggalkan Young Ho. Anda bisa terus menentang kami, tapi aku tak akan meninggalkannya. Maafkan aku." Kata Joo Eun tak bisa menatap calon nenek mertuanya. Nyonya Lee mengangguk-angguk mendengarnya.
"Sepertinya semakin kita dewasa, kita akan semakin keras kepala. Dan, saat usia terus bertambah, kita harus sering-sering melap mulut kita." Kata Nyonya Lee yang mengeluarkan sapu tangan dari tas untuk mengelap mulutnya.
Joo Eun melotot kaget, Nyonya Lee memanggil calon menantunya berkomentar selain pakain yang digunakanya tak ada yang ditentangnya. Joo Eun tak percaya, langsung berdiri dan membungkuk mengucapkan terimakasih dan meminta maaf atas pakaian yang digunakan karena hanya ingin terlihat lebih formal.
Nyonya Lee memberikan satu syarat, Joo Eun panik harus menerima syarat sebelum diterima oleh Keluarga Gahong. Nyonya Lee menginginkan untuk
menerima hadiah pernikahan yang indah. Joo Eun melonggo mendengarnya.
Nyonya Lee duduk dimobil dalam perjalanan pulang, mengingat kejadian sebelumnya. Joo Eun ada didepan pintu kamar Young Ho sambil menangis
"Tidak apa-apa jika kau belum sembuh.
Tapi, kau harus kembali.Kau masih belum mencapai batasmu. Jika kau yakin, kau pasti bisa melakukannya.
Maafkan aku....Aku tak mengatakan aku
mencintaimu sejak awal." Ucap Joo Eun menangis
Saat itu Nyonya Lee mendengar ucapan Joo Eun bersama Tuan Kim, terlihat matanya berkaca-kaca mendengar Joo Eun yang tulus mencintai cucunya.
Ji Woong berlari memanggil Joon Sung memberitahu Yi Jin menerima penghargaa sebagai Populer Star, memperlihatkan berita dalam ponselnya. Joon Sung hanya melihatnya dan seperti tak peduli. Ji Woong menceritakan Yi Jin dalam pidatonya mengatakan "Aku mencintaimu, J.J.S." menurutnya itu pasti singkatan nama Jang Joon Sung lalu mengodanya dengan mengusap dada Joon Sung.
Joon Sung hampir saja keselek karena sedang minum, Ji Woong meminta maaf, lalu dengan bangga kalau pacar Joon Sung itu seorang yang populer sekarang. Joon Sung tak ingin bercanda lagi mengajak Ji Woong untuk pergi ke gym saja. Ji Woong menahannya dengan gaya konyolnya mengikuti gaya Yi Jin dengan menjerit "Aku penggemarmu, dasar bodoh!" Joon Sung menyuruh Ji Woong untuk berhenti bercanda.
Joon Sung baru selesai mandi, Yi Jin masuk menyapa Joon Sung yang kaget melihat kedatangan Yi Jin tapi setelah itu kembali dingin. Yi Jin cemberut lalu memasang ponsel berbentuk jam tangan dengan wallpaper foto mereka berdua. Joon Sung menanyakan apa yang dipakaian Yi Jin.
Yi Jin memperlihatkan ponsel yang sama di tanganya, kalau itu dianggap sebagai borgol dan membuat mereka berdua
terpenjara bersama sambil memegang tangan Joon Sung mengelus dipipinya. Joon Sung melepaskan menyuruh tak perlu sering datang karena mungkin ada orang yang mengikutinya.
"Kau sudah dengar pidato penerimaanku?" tanya Yi Jin dengan wajah cemberut, Joon Sung mengaku kalau Ji Woong yang memberitahunya.
"Berapa lama kau membuatku menderita begini? Rasa sukaku ini lebih dari rasa sukamu padaku Dan aku terus mengejarmu selama setahun ini!
Memangnya salah aku sangat menyukaimu? Aku merasa tersakiti sekarang." Ungkap Yi Jin sempat mencengkram baju Joon Sung lalu menahan air matanya yang hampir tumpah.
"Yi Jin.... Aku jarang menggunakan banmal, dan selalu bicara formal. Saat seorang pria merusak prinsipnya itu,
alasannya karena dia mulai tertarik dan..." kata Joon Sung lalu dihentikan oleh Yi Jin dengan malu-malu mengusap wajahnya dibaju Joon Sung.
"Aku mungkin akan pingsan jika
mendengar kelanjutannya." Ungkap Yi Jin kembali tersenyum.
Joon Sung memberikan kecupan yang membuat Yi Jin melonggo, lalu menciumnya sampai bersandar di loker. Joon Sung sempat mengerang kesakitan lalu kembali berciuman dengan wajah bahagia dengan Yi Jin.
Young Ho masuk ke dalam rumah tapi melihat ruang TV yang gelap, teringat dengan pesan Joo Eun "Jika kau sudah selesai kerja, datanglah ke rumahku nanti. Tak perlu terburu-buru." Dengan wajah panik memanggil Joo Eun, terlihat Joo Eun duduk diatas tempat tidurnya dengan wajah cemberut.
Joo Eun memberitahu sudah bertemu dengan Nyonya Lee, Young Ho langsung memperlihatkan wajah sedihnya lalu duduk disamping pacarnya, mengeluh tak memberitahunya dari awal sambil memegang tanganya menanyakan keadaannya sekarang. Joo Eun ingin membahas tentang nenek, Young Ho langsung menyela, akan menemuinya.
"Tak ada yang bisa kau lakukan.
Nenekmu menginginkan hadiah pernikahan yang indah." Kata Joo Eun, Young Ho kaget mendengarnya
"Apa???? Tunggu sebentar, jadi dia tak menentang kita? Apa maksudmu hadiah pernikahan?" kata Young Ho binggung
Joo Eun membuka jubah tidurnya merapihkan rambut dan memperlihatkan wajah sexynya, setelah itu mengambil dua boneka kecil yang mirip dengan boneka besarnya dan memanggil Young Ho "Ayah" dengan mulut siap mencium Young Ho membisikan kalau neneknya ingin Cucu yang lucu. Young Ho mengerutkan dahinya, Joo Eun siap dengan bunga mawar dengan mengigitnya siap mengoda pacarnya dengan memulai membuka jaketnya.
Young Ho panik dan ingin pergi, tapi Joo Eun bisa menarik dengan membantingnya ke kasur lalu membuang bunga mawar dari mulutnya, memberitahu kalau ia pernah berlatih
Jiu-Jitsu selama 6 bulan jadi masih hapal tekniknya dan memberikan lemparan lesum pipitnya. Young Ho langsung merasa lemas dan tak bisa menolak.
Joo Eun terus menatapnya, Young Ho mengingat sebuah teknik menurutnya
masih ada teknik yang belum diketahui pacarnya dan ia ingin Joo Eun
mengetahui teknik digunakanya sekarang, lalu bisa membalikan keadaan dengan Young Ho ada diatas.
"Tapi, untuk saat ini... kita harus meluapkan rasa cinta kita dengan "indahnya."" Kata Young Ho mengelus rambut Joo Eun.
Young Ho merangkul Joo Eun dengan wajah mengoda, tapi beberapa detik kemudian memberikan teknik Jitsu memiting leher. Joo Eun berteriak kesakitan, Young Ho pun mengatakan "tap...Tap.." untuk melepaskanya. Tapi yang terjadi tangan Joo Eun ditarik dengan kaki Young Ho diatas dadanya.
Joo Eun kembali berteriak dan berjanji akan melawan apabila sudah ingat dengan teknik itu. Young Ho kembali memperlihatkan seranganya, Joo Eun berteriak menepuk kaki pacarnya agar melepaskanya. Ji Woong dan Joon Sung melihat keduanya berlatih.
"Mereka sedang apa lagi sekarang?" tanya Joon Sung melihat gaya latihan yang berbeda.
"Sepertinya mereka sedang bermesraan.
Tapi, juga terlihat seperti adegan action. Ya sudah....Terserahlah." kata Ji Woong lalu pergi meninggalkan keduanya mulai brutal latihanya dengan saling menyerang.
Joo Eun melempar anak boneka lalu mengoda dengan memperlihatkan paha dan kedipan mata, lalu lemparan lesum pipi dan juga kiss bye. Young Ho terlihat tak bisa menahan nafsunya, lalu menyadarkan dirinya dengan melempar boneka dan menyuruh Joo Eun agar mengusasi teknik yang diajarnya lebih dulu.
"Dasar nakal!!! Ayahmu di mana? Hah?" jerit Joo Eun kesal lalu keluar kamar dengan membawa anak-anak bonekanya. Young Ho memukul bantal dengan kesal karena menolaknya, lalu berusaha tetap tenang takut Joo Eun melihatnya.
Young Ho baru saja akan menganti baju dan membuka celananya, dikagetkan dengan tangan yang memegang celananya. Joo Eun tersenyum dari belakangnya, memperlihatkan sabuk Jitsu ditangan kirinya dan berbisik sudah menguasai tekniknya.
"Aku mau ganti baju dulu." Ucap Young Ho berusaha menolak
"Untuk apa? Nanti juga akan lepas." Kata Joo Eun mengoda
"Apa belt ini asli? Aku mau memeriksanya dulu." Ucap Young Ho mencari alasan
"Kita akan menemui keluargamu besok!
Aku mau buat hadiah pernikahanku!" ucap Joo Eun merengkek kesal
"Jadi, kau mau malam yang seksi dan menggairahkan, oke?" kata Young Ho lalu mengendong Joo Eun didepan, Joo Eun setuju lalu mulai menciumnya, Young Ho pun berjalan membawa Joo Eun ke kamar.
Joo Eun datang kerumah Nyonya Lee dengan mengunakan pakaian Hanbook, dengan gaya klasik menyapa calon Nenek mertua dan juga ayah mertua. Ketua Min dan Young Ho dibuat kaget dengan cara Joo Eun terlihat sangat formal.
Joo Eun dan Young Ho ingin memberikan hormat dengan bersujud tapi Nenek Lee memberitahu mereka
mengikuti adat Cina, jadi mengajak langsung makan saja. Young Ho dan Joo Eun binggung dengan tangan siap memberikan hormat. Tuan Kim menyuruh Young Ho untuk mengajak Joo Eun makan bersama.
"Apa kau sedang syuting drama sejarah?" komentar Young Ho lalu berjalan ke ruang makan.
"Kepala Min, apa aku sedikit berlebihan
tadi?" tanya Joo Eun, Ketua Min menjawab memang sedikit berlebihan lalu mempersilahkan masuk ke ruang makan. Joo Eun seperti tak enak hati lalu berjalan masuk ke ruang makan.
Joo Eun selesai makan, duduk bersama Ketua Min. Pelayan menanyakan Apa ada lagi yang ingin dimakan. Joo Eun pikir ada lagi. Ketua Min pun menyuruh pelayan istirahat saja. Young Ho datang duduk disamping pacarnya, Joo Eun berbisik merasakan pencernaan terganggu.
Young Ho menawarkan untuk meminum obat, Joo Eun merasa tak terlalu sakit. Young Ho memegang tangan Joo Eun lalu meminjitnya, Joo Eun menjerit kesakitan, Ketua Min menatapnya. Young Ho memberitahu kalau itu teknik pengobatan jadi meminta tak salah paham.
Ketua Min pikir tak berkomentar apapun lalu melihat sekeliling tak ada orang. Young Ho menanyakan keadaan Joo Eun sekarang. Joo Eun mengaku masih terasa sakit lalu bertanya apakah keadaan rumah Young Ho sunyi seperti ini. Young Ho membenarkan.
"Hari ini kami kedatangan tamu, jadi agak berisik." Kata Ketua Min yang mendengar pembicaran Joo Eun
"Apa Ini namanya berisik?" ucap Joo Eun tak percaya lalu menanyakan keberadaan Nenek Lee
Ketua Min mengatakan ada didalam kamar, Joo Eun menanyakan dimana Ayah mertuanya. Young Ho memberitahu ada dikamar. Joo Eun melepaskan tanganya merasakan suasana seperti ini tak menyenangkan dan mengingatka kalau ia sudah diterima keluarga Kim, Young Ho mengerutkan dahinya berpikir apa yang akan dilakukan Joo Eun pada keluarganya.
Joo Eun memberikan senyuman penuh arti, Young Ho mengeleng tak ingin Joo Eun melakukan hal yang aneh pada keluarganya. Joo Eun mengangguk meyakinkan kalau ia akan melakukan sesuatu.
Keluarga Kim sudah berkumpul, Nenek Lee melihat Joo Eun menyapa semua yang duduk disofa, mengucapkan harapan agar tahun baru semua tetap sehat dan aka memberikan sebuah lagu untuk merka semua. Young Ho menanyakan kembali apakah Joo Eun yakin akan melakukan. Joo Eun menyuruh Ketua Min untuk memutar musik.
~Pada umur 60 tahun, malaikat maut telah
datang untuk membawaku ke neraka...Tapi, aku tak bisa pergi, karena aku masih muda~Pada umur 70 tahun, malaikat maut telah datang untuk membawaku ke neraka~Tapi, aku tak pergi, karena masih begitu banyak yang harus kulakukan~
Joo Eun menyanyi sambil berputar-putar, sampai diusia 80 wajah Nenek Lee terlihat tegang, seperti tak menyukai lagu yang dibawakan calon menantunya. Young Ho mematikan musik dan menyuruh Joo Eun untuk duduk saja, dengan wajah panik takut ayah dan neneknya marah.
Tapi yang terjadi Nenek Lee malah tertawa terbahak-bahak mengatakan tak pergi karena masih banyak yang mengharapkannya. Tuan Kim memberikan sedikit senyumannya, Joo Eun memarahi Young Ho malah memberhentikan padahal belum selesai menyanyi. Nenek Lee mengerti lagu itu meminta agar ia hidup lebih lama lagi.
Joo Eun tersenyum, membenarkan kalau lagu itu akan berakhir pada usia 150 tahun. Young Ho melirik ayahnya yang selama ini berwajah dingin tak bisa menahan senyum diwajahnya. Joo Eun kembali menyanyi lirik akhirnya ~Kita harus hidup lama dan tetap sehat~ yang terpotong karena Young Ho. Nyonya Lee dan Tuan Kim benar-benar tak bisa menahan tawa mendengar nyanyian calon menantunya.
Young Ho menepuk punggung Joo Eun karena bisa membuat keluarganya tertawa lalu melanjutkan rencananya. Joo Eun siap denga kamera selfie mengajak semua untuk bersiap sebagai
kenangan baru di tahun 2016 dan meminta Nenek Lee terlihat cantik.
Tuan Kim memperlihatkan wajah dinginya, Joo Eun meminta agar ayah mertuanya tersenyum sedikit saja. Young Ho juga memperingatkan Ketua Min kalau mereka bukan ingin foto ID Card jadi untuk rileks. Nyonya Lee menanyakan apa yang harus dilakukanya. Joo Eun meminta agar nyonya Lee tersenyum. Dalam hitungan tiga, semua memberikan gaya tak seperti biasanya. Ketua Min bergaya gokil dan Tuan Kim terlihat bisa tersenyum dengan tangan diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Venus
RomanceKisah ini bercerita tentang seorang perempuan yg dulunya cantik ketika sudah bekerja menjadi gemuk karena dia stress menjadi pengacara, ketika dia gemuk dia di putuskan oleh pacarnya, bagaimana kisah selanjutnya? Bagaimana bertemunya sang perempuan...