9 part 2

54 3 0
                                    

Soo Jin keluar dari gedung menatap iri sepasang pria dan wanita saling berpelukan masuk ke dalam gedung, lalu mengingat ucapanya dengan dokter.
Flash Back
"Dulunya yang sangat gemar makan dan sekarang tidak...Apa anda menghadapi
sebuah masalah berat?" tanya dokter, Soo Jin mengaku tak seperti itu.
"Anda harus lebih rileks lagi dan melakukan beberapa hobi." Pesan dokter
Soo Jin melihat ponselnya, mengingat pesan Woo Shik yang mengatakan baik-baik saja lalu bertanya balik tentang keadaanya. Dengan berjalan menyusuri taman, Soo Jin melihat pesan masuk dari Woo Shik yang menanyakan keberadaanya, lalu memasukan kembali ke dalam sakunya dan berjalan, langkahnya terhenti melihat Woo Shik yang sudah menunggu didepan apartementnya. Woo Shik melihat Soo Jin yang datang memberikan sedikit senyumanya.
Di dalam mobil
Woo Shik memberikan sekotak coklat dari jerman, Soo Jin mengingat coklat itu pemberian dari Woo Shik saat lulus jadi pengacara. Woo Shik pikir Soo Jin bisa mengingat coklat yang pernah diberikannya dulu, kalau sekarang sudah dijual dikorea.
"Kau sudah pasti tahu, bahwa aku adalah pria yang seperti ini. Beginilah caraku untuk meminta maaf." Akui Woo Shk
"Apa kau tahu kesalahanmu?" tanya Soo Jin dengan lirikan sinis
"Aku bukanlah pria sejahat itu hingga
tidak tahu dengan kesalahanku sendiri.
Tentang pria yang menguntit Joo Eun..." kata Woo Shik dan diselah oleh Soo Jin
"Aku yakin, kau pasti punya alasan atas sikapmu itu. Bukan seperti itu..., tapi karena itulah aku bisa menyukaimu. Joo Eun adalah cinta pertamamu dan kalian bersama selama 15 tahun. Lalu dia sedang dalam bahaya,Kau tak mungkin diam saja bahkan jika kalian sudah putus. Tapi, sisi baikmu itu, aku tidak menyukainya." Tegas Soo Jin jujur,
Woo Shik tersenyum lalu meminta maaf karena tidak mengangkat teleponnya
dan tidak memberi kabar. Soo Jin merasa Joo Eun sudah punya pacar baru. Woo Shik sudah mengetahuinya, Soo Jin bertanya apakah Woo Shik tahu siapa orangnya. Woo Shik tahu pria itu adalah
akan menjadi Direktur Gahong.
Soo Jin menatap Woo Shik yang terlihat kecewa, lalu memilih untuk pamit masuk lebih dulu. Woo Shik memegang tangan Soo Jin, mencoba menahanya karena sudah lama tak bertemu dan mengajaknya minum kopi. Soo Jin menolak karena lelah dan punya banyak kerjaan hari ini, jadi menyuruh Woo Shik pulang saja.
Woo Shik memanggil Soo Jin kembali dan mengucapkan permintaan maafnya, Soo Jin mendengarnya menjelaskan Kata "maaf" adalh yang paling ingin didengar wanita dari pacarnya, lalu pamit masuk ke dalam. Woo Shik hanya bisa menatap Soo Jin yang pergi dengan membawa coklat yang diberikanya.
Di dalam mobil
Woo Shik kembali mengucapkan kata "maafkan aku" lalu membuka laci dasboard, masih tersimpan kotak pemberian Joo Eun, lalu membuka ada sebuah dasi dan juga Pin penjepitnya.
Flash Back
Joo Eun berlari menghampiri Woo Shik dengan setelan jasnya, dengan nafas terengah-engah tak menyangka waktunya tepat. Woo Shik malah binggung melihat Joo Eun yang datang. Joo Eun sudah tahu, pasti Woo Shik akan diterima kerja lalu melihat dasi yang dipakai pacarnya lalu menyuruh untuk melepaskanya.
Woo Shik buru-buru melepaskan dan Joo Eun mengeluarkan dasi dari tasnya, masangkan di leher sang pacar, lalu mengaku belum bisa menyimpulkan dasi sendiri. Woo Shik tinggal menariknya, merasa Joo Eun sudah seperti istrinya saja.
Joo Eun mengaku kalau nanti saat melamar Woo Shik akan membelikanya dasi, sambil merapihkan dasi dikerah kemeja pacarnya. Woo Shik binggung, kenapa wanita harus melamar pria. Joo Eun menegaskan kalau dirinya adalah "Kang Joo Eun" jadi bisa melakukan apa
saja yang diinginkan, lalu menyuruh masuk karena takut terlambat. Woo Shik memeluknya dan pamit pergi kerja dulu.
Woo Shik menatap dasi pemberian Joo Eun yang ternyata menjadi lamaran untuknya, teringat saat hari mereka merayakan 15 berpacaran dan ia mengatakan ingin putus.
"Kita sudah ribuan kali putus-nyambung,
selama kita pacaran 15 tahun. Aku adalah Kang Joo Eun, cinta pertamamu, Im Woo Shik." Tegas Joo Eun lalu melempar kadonya diatas buket bunga yang diberikan Woo Shik lalu memberikan selamat.
Woo Shik terdiam mengingat kembali ucapan Joo Eun "Aku sebenarnya mau memberimu dasi saat aku melamarmu nanti." Mobilnya masih menyala tapi tatapan kosong, mengartikan kalau ternyata dimalam saat mereka putus, Joo Eun melamar dengan memberikan dasi.
Pagi Hari
Sebelum sarapan Joo Eun meminta semua mendengarkan, kalau mereka harus mengosong jadwal hari ini, tanpa alasan apapun. Young Ho melotot karena apa lagi yang akan dilakukan anak didiknya sekarang. Joo Eun mengingatkan Salju pertama sudah turun.
"Kita memutuskan akan berkemah jika
beratku turun 5kg saat salju pertama turun." Jelas Joo Eun, Ji Woong bersemangat mereka harus pergi berkemah.
"Ya, salju pertama memang sudah turun.
Tapi, sepertinya beratmu tidak berkurang sebanyak itu. Berat badanmu naik
sebanyak 1,8 dari 62,2kg. Jadi, sekarang beratmu 64 kg. Apa pagi ini beratmu berkurang?" ejek Young Ho
Joo Eun berteriak dengan yakin sudah pasti turun, Young Ho bertanya berapa kilo. Joo Eun mulai gugup, menurutnya itu tak penting karena selama ini harus dilihat dari berapa banyak lemak yang sudah dihilangkan dan banyak otot yang dihasilkanya. Ji Woong dan Joon Sung mengangguk setuju.
Young Ho meminta bukti dengan melakukan latihan sekarang, Joo Eun merengek dengan membanting tubuhnya dikursi karena Young Ho memang tak asik, karena akan pindah esok, lalu berteriak meminta Young Ho untuk menyetujuinya saja. Ji Woong dan Joon Sung hanya bisa pura-pura sibuk makan.
"Kau memang bukan tipe wanita yang akan menyerah begitu saja. Kau bisa melakukan apa saja demi hal yang kau inginkan." Keluh Young Ho memegang kepala dan memberikan godaan dengan kedipan matanya.
Joo Eun tersenyum melihatnya, Young Ho lalu menyetujuinya. Ji Woong dan Joon Sung melonggo dengan mudah Young Ho menyetujuinya. Joo Eun memperlihatkan jeritan bahagia kalau mereka akan berkemah, lalu saling memberikan kedipan mata sebagai kode
Joo Eun memesan Americano lalu dengan nada manja memangil "Oppa". Young Ho datang dengan menyentuh pipi Joo Eun lalu pesan kopi setengah saja dan memberikan kartu kreditnya. Joo Eun hanya bisa cemberut, Young Ho berbisik menyuruh tak cemberut karena
mungkin saja bisa salah paham, menunjuk payung besar diluar cafe.
Keduanya langsung melihat keluar, Joo Eun mengingat saat Young Ho menciumnya saat hujan lalu menganguk mengerti dengan perintah pelatihnya. Young Ho tersenyum lalu menerima papan pesanan dari kasir, untuk menunggu kopi mereka dibuat.
Young Ho menarik Joo Eun kepinggir menanyakan apakah ia sudah makan dan sudah menemukan tempat baru dan juga aman. Joo Eun mengeluh Young Ho selalu saja menanyakan itu saja, lalu memberitahu sudah makan sayur tadi pagi dan mendapatka apartement di wilayah yang aman.
"Kenapa kau tak membayar sewa dan tinggal di rumahku saja? Kau bisa membayar uang sewanya." Saran Young Ho
"Uang sewa? Astaga, kenapa ada pria
kaya yang sepelit orang ini? Apa tak ada pengecualian bagi pacarmu ini," keluh Joo Eun, Young Ho malah menatapnya.
"Sebenarnya... Beban dipundakku terasa berat sekali karena identitas rahasiamu, John Kim dan sekarang kau akan menjadi Direktur di Gahong. Tak masalah bagiku jika aku digosipi semua orang. Aku sudah terbiasa sejak kecil." bisik Joo Eun
Young Ho hanya bisa diam, Joo Eun tiba-tiba membuka jaketnya lalu kembali melemparkan lesum pipinya, Young Ho seperti langsung menerima dan masuk ke dalam hatinya. Joo Eun menegaskan dirinya bukan Shu Qi tapi ia adalah Daegu Venus dengan memberikan lesum pipinya. Young Ho tersenyum dan melihat kopi mereka sudah selesai lalu berjalan ke kasir.
Joo Eun melihat ada nomor yang tak dikenal masuk ke dalam ponselnya, Young Ho mengambil dua gelas kopi lalu matanya melihat seseorang yang datang. Joo Eun menoleh melihat Woo Shik sudah ada didepan pintu sambil menelpnya. Woo Shik melihat keduanya yang sedang bersama.
Young Ho lebih dulu mendekati Joo Eun, Woo Shik perlahan mendekati keduanya dan memberikan hormat, lalu mengajak Joo Eun untuk berbicara. Joo Eun hanya menatapnya. Woo Shik meminta maaf pada Young Ho. Young Ho menatap Woo Shik lalu berisik ditelinga Joo Eun.
"Apa kau mau aku memukulnya dan Kau akan memujiku?" bisik Young Ho
"Aku mau bicara sebentar dengannya." Kata Joo Eun
"Kau tak boleh memikirkan pria lain selain aku." Pesan Young Ho lalu memberikan kopi pada pacarnya. Joo Eun meminta agar Young Ho menunggunya. Woo Shik mencoba memberikan senyuman saat Young Ho meninggalkan Joo Eun.
Joo Eun duduk dengan menyilangkan kaki dan memasukan tangan ke saku celananya, Woo Shik melihat Joo Eun semakin kurus. Joo Eun memberitahu sudah berolahraga sangat keras dan menurutnya perkataan sebelumnya memang benar.
"Tapi, kau tidak berusaha kurus karena aku dan Soo Jin, 'kan? Aku tak ingin membuatmu menderita." Kata Woo Shik
"Aku juga tak menyangka akan menjadi kurus. Dan memang benar. Aku ingin
kurus karena kalian. Tapi bukan hanya karena kalian, tapi aku lakuan untuk
diriku sendiri dan dunia ini. Latihan ini membuat pikiranku bisa lebih jernih lagi dan Aku merasa lebih baik. Sebenarnya
Latihan ini sama beratnya dengan saat ujian Tapi, usahaku sia-sia." Jelas Joo Eun,
Woo Shik hanya bisa menatapnya lalu memberikan kembali kotak yang pernah diberikan mantan pacarnya. Joo Eun menyindir Woo Shik yang tak punya tempat sampah di rumah. Woo Shik pikir hanya Joo Eun yang berhak membuangnya, karena hadiah yang
diberikan sangat berarti.
Joo Eun mengerti, mengambil kotak hadiah dan akan membuangnya, tapi menurutnya akan menyimpan kotaknya saja agar Woo Shik puas. Woo Shik hanya bisa terdiam sambil mengangguk. Young Ho melihat keduanya berbicara dengan serius, lalu memilih untuk masuk ke dalam mobilnya. Soo Jin baru saja datang, masuk dengan dua temannya ke dalam cafe.
Woo Shik menatap keluar jendela, menceritakan ibu Joo Eun yang masih mengirimnya SMS, ketika pulang dari gereja yang bertuliskan "Jaga kesehatanmu, nak" Joo Eun hanya bisa menghela nafas mendengar tingkah ibunya, padahal sudah memintanya untuk tidak mengganggumu.
"Lebih baik, Abaikan saja. Jika tidak, dia pasti akan tetap berharap." Perintah Joo Eun
"Aku merasa tidak enak. Selama 15 tahun terakhir...Dalam hubungan ini, tak hanya ada kita berdua tapi ibu dan Jae Hyuk juga ada dan Kita sudah melalui
banyak hal bersama. Saat kita putus seperti ini, aku tak tahu jika ada tata cara tersendiri saat mengucapkan, "selamat tinggal"." Jelas Woo Shik
"Apa lagi maumu sekarang?" tanya Joo Eun sinis
"Aku tak menyesal putus denganmu, sekarang kau pasti sudah bahagia telah mendapat pacar baru. Tapi, entah kenapa aku kesal jika pria yang berada disisimu itu bukan aku. Dan Aku mungkin terdengar egois." Akui Woo Shik
Joo Eun langsung menanyakan apa sebenarnya yang ingin dikatakan mantan pacarnya. Woo Shik mengaku bukan
ingin kembali dengannya tapi hanya
merasa kesal karena mereka sudah pacaran 15 tahun dan tak bisa menjelaskanya, serta mengabaikan begitu saja perasaanya dan dunia yang kecil seperti ini sudah pasti mereka akan sering bertemu.
"Jika aku tak mengenalmu, aku pasti akan mengejek sikap lemahmu yang sekarang. Tapi, aku tahu kau ini seperti apa.Jadi, aku akan menarik kata-kataku kembali. Dulu, aku tak mendoakanmu
agar bisa hidup bahagia." Kata Joo Eun, Woo Shik mengucapkan kata maaf dan terimakasih.
"Kita perlu belajar lagi bagaimana
caranya putus dengan baik-baik, Banyak hal yang kita lalui dan juga, kau adalah cinta pertamaku. Baiklah, kali ini kita bisa
putus dengan baik-baik. Kita pasti bisa terbiasa dengan masa depan, dan
melupakan masa lalu. Kita yakin pasti bisa melakukannya." Kata Joo Eun,
Soo Jin terhenti ketika baru saja akan keluar dari cafe, ada perasaan cemburu melihat Woo Shik bertemu dengan Joo Eun lalu diatas meja terlihat sebuah kotak hadiah.
Joo Eun baru saja selesai mengetik merasakan lehernya sangat sakit, lalu dengan mata kesal mengatakan Young Ho tak perlu duduk disana. Terlihat Young Ho yang datang duduk dipangkuan Joo Eun. Young Ho terlihat kebinggungan mencari Joo Eun dan akhirnya berdiri lalu duduk dimeja dengan melipat tangan didada.
"Alasan kenapa lehermu bisa sakit, itu karena kau terlalu lama main komputer dan ponselmu. Berdiri dan regangkan badanmu, lalu Tegapkan badanmu seolah ada yang mendorong dahimu." Jelas Young Ho sambil menujuk dahi pacarnya.
Joo Eun langsung berdiri tegap, mengangguk mengerti. Young Ho tersenyum memberikan pipinya agar diberi ciuman. Joo Eun sudah memoyongkan bibirnya untuk menciumnya, terdengar ketukan pintu bayangan Young Ho langsung hilang.
Joo Eun kaget melihat Soo Jin yang datang keruangan, Soo Jin menyindir juniornya telah terjadi sesuatu yang menyenangkan, karena selalu tersenyum. Joo Eun mengaku Belakangan ini, sering
merasakan hal yang manis. Soo Jin menanyakan tentang kasus hak cipta. Joo Eun pikir kasus itu tidak begitu mendesak dan hanya mengumpulkan beberapa kasus yang serupa saja.
"Jadi, untuk apa kau selama ini digaji, Pengacara Kang?" sindir Soo Jin
"Aku telah menghadapi kasus Choi Moo Sung dan 14 kasus lainnya." Jelas Joo Eun merasa sangat sibuk
"Kasus hak cipta ini sudah sangat mendesak, jadi kau harus cepat membuat laporannya. Dan juga, apa kau bias merapikan mejamu sedikit?" kata Soo Jin ketus mendorong kotak pensil dengan sengaja, lalu keluar ruangan. Joo Eun mengumpat Soo Jin si pemarah dan merusak moodnya saja, lalu kembali memanggil Young Ho.
Soo Jin ada didalam mobil melihat Woo Shik yang menelp dan sengaja direject, Woo Shik terlihat binggung karena Soo Jin tak mengangkat telpnya. Lalu telp dari PD GO masuk.
"Aku sudah punya bukti kepemilikan
rumah John Kim adalah Lee Hong Im.
Apa kau mau aku menerbitkannya?" tanya PD Go, Woo Shik terlihat tak percaya.
Direktur Choi dengan bertolak pinggang kesal adiknya itu tak percaya kalau mereka itu hanyalah orang asing di rumah itu, padahal Hye Ran sudah membantunya selama 20 tahun dan sekarang ingin menunjuk cucunya menjadi Direktur, menurutnya itu adalah kode keras agar adiknya keluar dari rumah itu. Hye Ran hanya bisa duduk diam,
"Wanita tua itu, Ketua Lee, memang masalahnya, tapi... suamimu, Direktur Kim, adalah masalah terbesar kita." Kata Direktur Choi kesal duduk didepan adiknya.
"Direktur Kim sangat perhatian." Akui Hye Ran
"Apa maksudmu Perhatian? Dia sangat perhatian hingga membuat istrinya
menangis dan mengirim anaknya ke Amerika?" keluh Direktur Choi tak terima
"Oppa... Aku tak ke sini untuk mendengar omelanmu." Ucap Hye Ran menahan rasa sedihnya.
Direktur Choi meminta adiknya untuk
harus bersabar sedikit lagi, sambil mengomel adiknya yang baik malah dikhianati seperti ini, menurutnya jika ibu mertuanya mengusir maka ia harus tetap bertahan, karena saat Nyonya Lee
kehilangan posisinya, maka semuanya akan berakhir.
Young Ho membaca berkas milik perusahaan, ponselnya berbunyi dengan wajah kesal memberitahu sedang mempelajari berkas-berkasnya sekarang. Kepala Min yang aad didalam mobil mengingatkan Hari pelantikannya sudah dekat jadi harus sepenuhnya siap. Young Ho mengeluh Kepala Mi kembali mengomel.
"Bahkan tanpa diberitahupun, anda harus tetap berhati-hati dalam bersikap Orang terdekat andalah yang mungkin akan terluka. Silahkan lanjutkan." Tegas Kepala Min
Kepala Min sengaja memarkir mobil disamping restoran, melihat Direktur Choi keluar seperti baru saja melobby agar bisa mendapatkan posisi untuk mengantikan Young Ho, sambil mengajak main golf di lain waktu.
Joo Eun menghembuskan nafasnya setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, lalu menelp Hyun Woo untuk meminta datang sekarang. Hyun Woo mengeluh sangat berat membawa semua barang dan merasa temanya sedang mengerjainya. Joo Eun mengingatkan siapa yang yang menemani Min Joon saat pertemuan orang tua kemarin.
Hyun Woo tahu kalau itu temanya dan pria seksi. Joo Eun langsung menyuruh Hyun Woo berkerja kalau memang sudah sadar. Hyun Woo mengomel karena seharusnya pria yang mendirikan tenda. Joo Eun memberitahu mereka akan datang, si pria sexy, pria berotot dan juga pria imut. Hyun Woo tak percaya karena diawal sudah merasa ditipu.
Joo Eun membawa Hyun Woo ke depan tiga pria dengan mengenal temanya sejak 16 tahun lalu, Lalu mengenalak Young Ho yang berdiri ditengah. Hyun Woo menjerit mengetahui Young Ho adalah pria sexy, setelah itu Joo Eun memperkenalkan Jang Joon Sung,
Korean Snake dan juara RFC.
Hyun Woo kembali menjerit melihat Joon Sung adalah si pria berotot itu, Joo Eun meminta maaf karena temanya suka blak-blakan. Ji Woong sudah tak sabar ingin dikenalkan, Joo Eun mengenalkan Ji Woong sebagai pelatih dan mahasiswa Harvard. Ji Woong memanggil Hyun Woo sebagai Ma'am-ku yang kedua, lalu memberikan pelukan. Young Ho menatap Joo Eun mengajaknya untuk bicara sebentar.
Joo Eun mengikuti Young Ho yang sedikit menjauh untuk berbicara. Young Ho pikir mereka berdua saja akan kemah. Joo Eun membenarkan, dan Di Korea,
diartikan seperti liburan di lapangan luas
Atau darmawisata sekolah Atau
Daeseong-ri . Young Ho binggung dengan kata Daeseong-ri
"Kalian tak pernah melakukan hal seperti ini, 'kan? Apa gunanya kita tinggal di dalam rumah saja terus? Kau tak bisa membuat kenangan indah dengan itu." Jelas Joo Eun
"Jadi, kau ingin kami semua di sini untuk merasakan manisnya hidup itu?" ucap Young Ho, Joo Eun mengangguk.
"Memang tidak seberapa, tapi...
bukannya menyenangkan mencoba hal
yang sering dilakukan orang lain? Aku akan menunggu partisipasimu dalam perkemahan ini dan satu lagi Kita tak boleh ketahuan dulu." Pesan Joo Eun, Young Ho mengaku tak ingin ketahuan. Joo Eun berteriak agar mereka memulai membuat api unggun.
Joo Eun memberikan jaket pada kaki Young Ho, dengan lirikan sinis Young Ho mengejek Joo Eun yang tiba-tiba baik padanya, Joo Eun merasa nanti Young Ho akan merengek karena kedinginan lalu memberikan semua lembaran kertas. Ji Woong membaca judulnya "Membawa Tasnya".
"Ini adalah lagu klasik yang terkenal.
Bernyanyi adalah puncak acara dalam darmawisata sekolah." Jelas Joo Eun menunjuk Hyun Woo sebagai guru.
"Aku yang akan memimpin, namaku Lee Hyun Woo.Pertama, tepuk tanganlah
dengan ketukan yang tepat." Perintah Hyun Woo, semua mengikuti walaupun terlihat binggung.
Hyun Woo mulai menyanyi sambil bertepuk tangan bahagia "Bahumu terlihat keren saat membawa tas itu." Bersama Joo Eun mengoyangkan bahunya dengan wajah bahagi, Ketiga pria hanya diam dan terlihat binggung. Hyun Woo melihat ketiganya tak tahu sama sekali. Joo Eun mengejek pacarnya yang punya bahu lebar tapi tak digunakan dan juga Joon Sung.
Akhirnya mereka mengulang lagi, Ji Woong mainkan biola untuk mengiringi nyanyian mereka. Joon Sung dan Young Ho mulai mengoyangkan pundak sambil menyanyi, lama kelamaan mereka larut dengan bahagai memutar api unggun sambil berpelukan.
Hyun Woo mulai menyalakan lilin dan meminta mereka tak perlu bersikap konyol sekarang. Joo Eun saling mengoper untuk menyalakan lilin, setelah semua menyalakan lilin, Hyun Woo meminta agar menutup mata. Young Ho dengan wajah kesal, berbisik akan melakukan apa lagi sekarang. Joo Eun memberitahu ini adalah puncak acara jadi meminta menutup matanya.
"Kalian tak perlu menahan air mata kalian. Biarkan air mata itu terjatuh.
Sekarang adalah waktunya pengakuan. Aku yang akan memulai, Saat mantan suamiku, PD Go Terlalu sibuk mengejar
gosip artis lain... Aku telah meminta tunjangan anak sebanyak 2 kali dalam sebulan." Akui Hyun Woo lalu menujuk Pria Sexy, Young Ho untuk mengaku sesuatu.
Young Ho melirik kearah Joo Eun yang membuka matanya, Joo Eun berbisik meminta Young Ho agar berpartisipasi. Young Ho menutup matanya kembali lalu berpikir apa yang harus diakuinya.
"Aku... pacaran dengan Kang Joo Eun." Kata Young Ho
Semua langsung membuka mata, Hyun Woo yang pertama kali menjerit, Ji Woong dan Joon Sung terlihat sangat kaget. Young Ho pikir apakah ia tak bisa berpacaran sekarang. Joo Eun terlihat binggung melihat semuanya melongo, lalu mengaku kalau pacaran dengan si pria seksi yang duduk disampingnya. Hyun Woo kembali menjerit, Joon Sung dan Ji Woong terlihat tak bisa berkata apa-apa.
Perjalanan pulang, Joo Eun menceritakan
Hyun Woo itu mirip dengan sikapnya
seperti iblis bersaudara. Young Ho mengingat Joo eun mendapat lampu hijau sekarang Kemarin lampu kuning, lalu bertanya-tanya Apa nanti akan berubah jadi lampu merah, Seperti sesuatu yang erotis.
Joo Eun menghela nafas merasa dirinya
lampu lalu lintas. Young Ho tersenyum mengingat kalau hari ini adalah malam terakhirnya, menyarankan mereka
menyalakan lampu merah. Joo Eun kesal dengan sikap Young Ho lalu tertawa. Young Ho mengodanya melihat Joo Eun terlihat bahagia malam ini.
Saat akan masuk garasi, Pengawal dan kepala Min langsung menghadang didepan mobil. Joo Eun terlihat binggung, Kepala Min melihat Young Ho sedang bersama Joo Eun lalu meminta pengawal untuk kembali ke mobil. Young Ho melepaskan sabuk pengaman meminta Joo Eun menunggu sebentar.
"Direktur Choi sepertinya sudah tahu tentang John Kim. Kami belum bias
mengetahui siapa sumbernya. Tapi, sepertinya mereka memiliki sesuatu yang bisa melawan kita. Anda tak boleh berfokus pada masalah pribadi anda saja sekarang." Pesan Kepala Min melirik Joo Eun didalam mobil.
"Sepertinya sesi pengakuanku belum berakhir, ya?" kata Young Ho
Joo Eun melihat keduanya yang sangat serius memilih untuk keluar mobil dan pamit pulang. Tiba-tiba tangan Young Ho menariknya, Joo Eun ingin melepasnya tapi tarikan tangan Young Ho lebih kuat. Young Ho pikir keduanya sudah pernah bertemu sebelumnya.
"Dia adalah Kepala Min, tangan kananku yang berharga. Ini adalah masalah
pribadiku sekarang. Dia adalah Kang Joo Eun, pacarku." Kata Young Ho sambil mendekap lebih erat. Joo Eun melonggo mendengarnya, lalu keduanya saling menatap.

Oh My VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang