13 part 2

67 5 0
                                    

Ji Woong dan Joon Sung baru turun dari mobil dan akan masuk rumah, terdengar suara memanggil nama keduanya. Joo Eun datang dengan mata habis menangis, keduanya terlihat binggung melihat Joo Eun ada didepanya. Joo Eun menanyakan keberadaan Young Ho sekarang, Joon Sung tertunduk binggung. Lalu Joo Eun menanyakan pada Ji Woong, dengan mata menahan tangis hanya menatap Joo Eun saja.
"Apa dia sedang sakit?" tanya Joo Eun, keduanya tetap saja kebinggungan menjawabnya, Joo Eun pun menghela nafas panjang.
"Apa dia sakit? Dia memang sedang sakit. Di mana dia? Aku tahu, sakitnya itu terkadang akan datang. Aku bahkan sudah pernah melihat bagaimana menderitanya dia." Ucap Joo Eun, Joon Sung hanya bisa memalingkan wajahnya dan Ji Woong tetap kebingungan.
"Apa telah terjadi sesuatu?" ucap Joo Eun melihat perubahan wajah dua pria itu, keduanya memanggil Joo Eun seperti mengisyaratkan tak bisa mengatakan apapun.
"Aku bisa mencarinya di seluruh cabang RS. Gahong! Termasuk yang di Amerika, Cina, dan bahkan ujung dunia... Aku akan mencarinya, bahkan jika dunia sudah mau kiamat. Aku tak akan menyerah.
Jadi, tolong beritahu aku." pinta Joo Eun pada Joon Sung dan Ji Woong dengan memegang kedua tangannya. Keduanya tetap diam.
Joo Eun berlari masuk ke dalam rumah sakit Gahong, bersama Joon Sung dan Ji Woong. Sesampai diruang VVIP, Pengawal menghalangi Joo Eun tak boleh masuk, Joo Eun menangis memohong agar bisa masuk, Joon Sung dan Ji Woong hanya bisa berdiri menjauh. Ketua Min mendekat meminta Joo Eun untuk pulang karena Young Ho tak ingin menemuinya.
"Kau tahu kan, aku tak akan menurut padanya?" kata Joo Eun, Ketua Min meminta agar Joo Eun mengerti
"Hanya sebentar saja. Aku hanya mau melihat keadaannya. Hanya itu." Ucap Joo Eun memanggil Young Ho
Young Ho terbangun mendengar suara Joo Eun menangis meminta agar melepaskan dan memohon hanya ingin melihatnya sekali dan berjanji tidak akan lama. Joo Eun menangis memanggil Young Ho, tangan Young Ho meraih ponsel diatas buffet melihat ada 18 miss call dari Oh! My Venus, Dengan jari yang masih lemah membaca pesan yang dikirim pacarnya.
"Apa semuanya baik-baik saja? Kau ada di mana?"
"Young Ho....Pelatih...."
"Hei, idiot.... Cepat balas.Katakan sesuatu.
Apa kau... sakit lagi?"
"Aku akan datang menemuimu."
Joo Eun terus berteriak memohon agar bisa menemuinya ingin melihat wajahnya. Young Ho ikut menangis menangis mendengarnya, Joo Eun mengungkapkan hanya ingin tahu keadaan Young Ho, apakah baik-baik saja, Young Ho berusaha menuliskan pesan di ponselnya.
Didepan kamar, Joo Eun terus menangis memanggil Young Ho tapi penjaga tetap menahanya, lalu merasakan ada pesan masuk. Young Ho hanya menuliskan "Tap....Tap." Joo Eun langsung lemas membacanya, Ketua Min mengarahkan pandangannya ke kamar berpikir Young Ho sudah mengirimkan sesuatu.
Joo Eun mengingat saat pertama kali melihat Young Ho diruang rahasia mengajaknya kerumah sakit, Young Ho menyentuh lututnya mengatakan hal yang sama "tap...tap..." begitu juga saat mereka latihan Jitsu, Young Ho memberitahu "Tap...Tap...." artinya
"Lepas". Joo Eun terus menangis membaca pesan masuk dengan kalimat yang sama.
Akhirnya ia menguatkan diri dengan menghapus air mata lalu kembali berdiri, pengawal kembali menghalanginya. Ketua Min pun memerintahkan agar pengawal membiarkanya. Joo Eun berjalan perlahan kedepan pintu ruang rawat, memanggil Young Ho dengan suara terisak. Young Ho pun mendengar dengan mata berkaca-kaca.
"Ini sungguh tak adil. Jika kau bilang "tap tap", aku harus apa lagi? Menunggu itu sangat menyakitkan, aku tahu itu. Aku juga tahu, alasanmu membuatku menunggu. Tapi, kau pasti tahu aku ini keras kepala." Ucap Joo Eun sambil menghabus air mata yang terus mengalir
"Aku tak peduli, kapan dan bagaimana kau akan kembali. Aku akan menunggumu. Jadi, kau harus tetap kembali. Kau harus kembali menjadi tampan dan seksi lagi." Kata Joo Eun dengan terisak
Teringat saat dirumah ibunya, Young Ho memeluknya dan berpesan agar jangan sampai jatuh sakit karena menurutnya
kesehatan adalah kecantikan dan
Menjadi sehat adalah yang tercantik.
"Kau harus kembali.... Ingat itu.... Karena kau masih belum mencapai batasmu.Jika kau yakin, kau bisa melakukannya. Tak apa jika kau sakit...Tak apa-apa jika kau tak setampan dan seseksi dulu lagi.
Yang penting kau kembali." Ucap Joo Eun dengan menangis terus menerus
"Maaf.... Aku tak mengatakan aku
mencintaimu sejak awal." Kata Joo Eun, tangis Young Ho pecah mendengarnya lalu berusaha mengerakan tubuhnya tapi belum kuat.
Ketua Min memalingkan wajah seperti mencoba menahan tangisnya, begitu juga Joon Sung dan Ji Woong. Joo Eun menghapus air matanya, lalu mengucapkan terimakasih dan berpesan agar menjaga Young Ho, Ketua Min berjanji akan melakukan yang terbaik untuk menjaganya. Joo Eun, Joon Sung dan Ji Woong pun meninggalkan rumah sakit bersama-sama.
Nyonya Lee dituntun masuk ke dalam ruangan, Hye Ran melihat ibu mertuanya datang berusaha bangun tapi terlihat kesusahan, Nyonya Lee menyuruh Hye Ran tak perlu bangun dan mengatakan
sudah mendengar apa yang terjadi.
"Saat mengingat kelakuan Direktur Choi, dengan merobek tubuhnya berkeping-keping tak akan cukup. Dia membuat cucuku terluka seperti itu." Kata Nyonya Lee, Hye Ran hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
"Karena kau dating
menghentikannya,Young Ho bisa selamat." Ucap Nyonya Lee merasa Hye Ran sudah menyelamatkan nyawa cucunya. Hye Ran hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya sambil menangis.
"Sebaiknya mulai sekarang... anggap saja kita tak pernah bertemu. Itulah jalan yang terbaik, Jaga kesehatanmu dan Semoga kau beruntung." Kata Nyonya Lee lalu keluar dari ruangan. Hye Ran hanya bisa menangis diatas tempat tidurnya.
Tuan Kim memapah ibu mertuanya saat keluar ruangan, Nyonya Lee hanya beberapa langkah dan menghempaskan tanganya, dengan menahan tangis memberitahu mungkin tak bisa
menjenguk Young Ho hari ini, lalu menjatukan tasnya seperti semua tubuhnya lemas dan kembali berjalan. Pengawal membawakan tas milik Nyonya Lee, Tuan Kim berlari tetap menjaga ibu mertuanya agar tak jatuh.
Joo Eun pulang kerumah tak sengaja memegang bagian pintu, terlihat dua plester tertempel disana. Tubuhnya langsung merosot dengan menahan tangis, teringat pertemuan pertama kalinya di pesawata dan meminta tolong pada Young Ho agar menyelamatkanya.
Setelah itu menempelkan plester untuk menutupi bekas jarum infus ditangannya. Ketika hujan deras, Young Ho membawa plester yang tertinggal dirumahnya. Ketika pingsan di stasiun TV, Young Ho datang menempelkan plester juga. Joo Eun mengingat semua kenangan bersama Young Ho hanya bisa menangis dengan berjongkok didepan pintu rumahnya.
Pagi hari di Gahong, Direktur Choi duduk diam dalam ruanganya.
Flash Back
Direktur Choi memberitahu adiknya kalau
sudah membawa Young Joon ke San Woo jadi mereka bisa tinggal disana setelah sang adik sembuh, selain itu menceritakan sudah menyerahkan semua urusan pada Woo Shik. Hye Ran memanggil kakaknya, Direktur Choi meliri adiknya
"Direktur Kim menderita osteosarcoma,
selama hidupnya ini... dia hanya terus menjalani operasi dan rehabilitasi di rumah sakit. Dia juga kehilangan ibunya saat masih kecil, Young Ho menjalaninya semua sendiri, selain itu Dia adalah saudara tiri Young Joon dan juga dia
adalah anak suamiku. Kenapa kau harus
menjadi jahat seperti ini?" kata Hye Ran sambil menangis
"Hanya kau yang kumiliki di dunia ini.
Jika bukan aku, siapa yang akan melindungimu? Siapa yang akan melindungi anakmu, keponakanku, jika bukan aku?" ucap Direktur Choi, Hye Ran memegang tangan kakaknya.
"Sejak awal semuanya sudah salah, Kita bukanlah keluarga yang lengkap. Tapi, pada akhirnya aku bisa mempunya seorang ibu, Suamiku memang tidaklah romantic Tapi, aku bisa memiliki Young Joon. Aku sudah bersyukur tentang itu." Kata Hye Ran rendah hati. Direktur Choi hanya bisa mengumpat adiknya bodoh.
Soo Jin memberikan berkas memberitahu apabila Direktur Choi memberikan tanda tangannya maka kelalain pada Young Ho akan diselesaikan sebagai penalti. Direktur Choi melihat berkas bertuliskan
"Penyelesaian Kecelakaan Mobil" lalu memberikan tanda tangannya tanpa ragu. Setelah itu mengucapkan terimakasih pada Woo Shik yang mengurus semuanya.
Woo Shik pikir bukan masalah besar dan mereka masih bisa bermain golf besok. Direktur Choi mengucapkan terimakasih pada Soo Jin dan menjabat tangan Woo Shik kembali mengucapkan terimakasih.
Diruangan Woo Shik
Soo Jin tahu direktur Choi itu adalah atasan Woo Shik lalu bertanya apakah ia
tak marah dengan penyelesaian yang sudah dibuatnya tadi. Woo Shik menatap Soo Jin didepanya merasa mereka harus tetap professional, lalu mengajaknya agar meminum sesuatu. Soo Jin menolak dengan ramah
"Mengenai Pusat Kesehatan VVIP...Kau bekerja di bawah perintah Direktur Choi, 'kan?" ucap Soo Jin, Woo Shik membenarkan.
"Karena aku adalah tim hukum Direktur Kim, maka aku tak bias membantu proposal kalian. Maaf..." kata Soo Jin
"Lokasi dan subkontraktor masih belum pasti. Apa karena itu kau piker aku tak suka pada Direktur Kim?" ungkap Woo Shik Soo Ji membenarkan,
"Im Woo Shik yang aku tahu adalah anggota tim nasional yang tak akan melanggar aturan. Jadi, aku merasa khawatir saja." akui Soo Jin.
Woo Shik mengungkapkan harapan
semua cabang Gahong bisa selalu sukses walaupun banyak masalah mereka masih bisa menghadapinya, lalu menjelaskan tentang masalah dengan PD Go, menurutnya ia terlalu terobsesi
hingga jadi gelap mata dan merasa khawatir jika Direktur baru hanyalah anak yang cengeng.Soo Jin tersenyum mendengarnya lalu bertanya apakah kerjaanya Woo Shik sudah selesai, Woo Shik langsung mengajak Soo Jin makan bersama dan mengambil jaketnya.
"Oh yah, Joo Eun dan aku baru saja bertengkar besar." Kata Soo Jin, Woo Shik langsung melotot kaget mendengarnya.
"Dan, kami sudah baikan sekarang.
Ahhh... kenapa kaget begitu?" goda Soo Jin melihat mimik waja Woo Shik melotot kaget.
"Kau selalu saja membuatku khawatir." Kata Woo Shik menghela nafas sambil memakain jaketnya.
"Joo Eun bilang kau tulus mencintaiku dan Dia bilang, kau bukanlah pria yang akan jatuh cinta dengan mudahnya. Aku mulai tak kesal jika berbicara tentang Joo Eun." Ungkap Soo Jin sambil tersenyum
Woo Shik mendekati Soo Jin sambil mengenggam tanganya lalu bertanya apakah pacarnya itu sudah tak marah sekarang. Soo Jin tersenyum mengangguknya, Woo Shik pun mengajak pergi makan makanan yang enak. Soo Ji menganguk setuju.
Direktur Choi duduk diruangan dengan lampu sengaja di gelapkan, terlihat terus merenung, setelah itu mengeluarkan surat dari kantung jasnya, menatap surat di tanganya lalu menaruh diatas meja. Sebuah surat pengunduran diri dari Gahong, tapi wajahnya terlihat sangat terpaksa lalu keluar dari ruangan.
Proses menyalakan lonceng disiarkan TV, menyambut Tahun Domba, 2015. Joo Eun mematikan TV lalu mengeluh dengan ibuny makan berlemak dan tidak sehat ditahun baru. Ibunya pikir Joo Eun ingin makan apa ketika toko mereka tutup, melihat anaknya tak makan.
Istri Jae Hyuk sambil mengelus perutnya sedang hamil menganti panggil dari "Oppa" jadi "ayah dari bayiku" Jae Hyuk tersenyum lalu mengelus perut istrinya dan mengambil sesuatu didapur. Ibu Joo Eun yang mendengarnya mengungkapka keduanya terlihat sangat romantis. Joo Eun hanya menghela nafas mendengarnya.
Nyonya Kwon menanyakan apaka terjadi sesuatu dengan wajah khawatir, Joo Eun dengan sinis meminta ibunya tak usah banyak tanya. Nyonya Kwon menyuruh mertuanya tak perlu menghiraukan kakak iparnya karena Temperamennya tinggi, istri Jae Hyun malah memuji kakak iparnya itu sangat lembut. Nyonya Kwon mengeluh selama ini tak pernah melihat anaknya itu lembut.
"Kenapa kau tak memperkenalkan pria yang bisa membuatmu tersenyum itu?
Apa kalian tak mau menikah?" keluh Nyonya Kwon
"Siapa yang tak mau? Dia pasti akan kembali.... Bersabarlah." Kata Joo Eun mencoba memakan walaupun tak ada nafsu.
Joo Eun menatap foto ayahnya lalu melihat ada kasur dan bantal yang pernah di pakai tidur dengan Young Ho. Saat itu Young Ho ingin memeluk dari belakang karena sengaja memikirkan badanya. Lalu meninggalkan rumah dengan menaruh obat untuk Daegu Venus. Dengan mata berkaca-kaca melihat adiknya romantis dengan menyuapi istrinya, senyuman terlihat dan mengeluarkan obat dari saku celana lalu meminum obatnya.
"Aku selalu saja lupa meminum obatku.
Saat aku jadi pelupa begini..."
Joo Eun mengingat pertama kali pertemuan dengan Young Ho dipesawat yang menolongnya, dengan menarik jaketnya memohon agar menyelamatkanya.
"Sepertinya baru kemarin saat aku pertama kali bertemu dengannya."
Saat di hotel dengan tangan terkilir, Young Ho memeriksa denyut nadinya, mengetahui Joo Eun sangat kesal, jadi meminta agar lebih bersabar dan memeriksa dahinya. Ketika latihan Young Ho memeriksa denyut nadinya merasa pacarnya masih baik-baik saja jadi harus melakukan latihan kekuatan kakinya. Joo Eun terus melakukan olahraga dengan bola besar dirumahnya.
"Aku tak akan lupa untuk berolahraga secara teratur."
Young Ho melatihnya untuk mengencangkan pinggang dan punggungnya diluruskan, Joo Eun sengaja berdiri dinding seperti yang dilatih oleh Young Ho dengan mengangkat dagu seolah-olah ada yang mendorong dahinya.
"Aku tak akan lupa untuk menegapkan badanku."
Di kantor, Joo Eun duduk diruangan sambil menikmati bekal makan yang dibawanya.
"Dan makan siang dengan menu sayuran.Tiap hari, aku selalu memikirkannya.Aku sering menangis tiba-tiba."
Joo Eun mengusap wajahnya yang tiba-tiba menangis saat ada klien yang konsultasi, Sang klien terlihat simpati mendekati Joo Eun menanyakan keadaanya. Joo Eun mengelengkan kepala tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Sang Klien memeluknya, menyadari sudah hidup seperti sekarang
selama lebih 20 tahun jadi tak masalah jika harus mununggu penyelesain perceraiannya. Joo Eun meyakinkan kalau Young Ho akan baik-baik saja sambil terus menangis.
Joo Eun menaiki tangga gedung pengadilan lalu keluar menuruni tangga dengan tubuh yang berbeda dengan sebelumnya, lalu berjalan di sepanjang jalan dengan jaket pinknya.
"1 Januari 2015.... Harga rokok sudah naik 2.000 won. 26 Februari, hokum perzinahan dihapuskan. Bulan Mei, kasus pertama untuk MERS."
Joon Sung dan Ji Woong berdiri di pinggir ring dengan memegang medali berbentuk sabuk, beberapa wartawan meminta pendapat Joon Sung mengenai pertandingan tadi.
"Pada tanggal 15 Agustus, Joon Sung menjadi juara RFC."
Ji Woong tertunduk lesu melihat laptopnya dengan topi tentaranya.
"Lamaran Marinir Ji Woong sudah ditolak sebanyak 6 kali, tapi Dia masih belum menyerah."
Joo Eun terdiam menatap langit mengingat pesan Young Ho "Jadi, jangan menangis. Kita masih bisa bertahan.Begitu cara manusia agar tetap bisa hidup"
"Dengan bertahan, kami bisa melalui tahun 2015. Dan hari ini, tanggal 24 Desember 2015. Dia tetap saja terus menghantuiku."
Joo Eun berhenti melangkah, wajahnya tersenyum melihat Young Ho berdiri didepanya. Young Ho membentangkan tanganya siap menerima pelukan, tapi Joo Eun terus melangkah karena tahu kalau itu hanya bayangan Young Ho saja.
Joo Eun terus berjalan sampai disebuah depan gedung melihat Young Ho berdiri, ia tetap melangkah tapi malah menabrak dan bukan bayangan seperti sebelumnya. Kepala langsung mendonga melihat apakah itu benar-benar Young Ho, terlihat wajah Young Ho yang menatapnya lalu mengeluarka sesuatu dari jaketnya.
Ia memasangkan syal berwarn Pink dileher Joo Eun, dan menyapanya karena sudah lama tak bertemu. Joo Eun perlahan memegang wajah Young Ho untuk menyakinkan kalau itu memang pria yang selalu membuatnya tersenyum, lalu melihat kaki Young Ho berdiri dengan tegak.
Young Ho menghentakan kakinya agar Joo Eun percaya, Joo Eun menatap Young Ho berkaca-kaca tak percaya melihat pacarnya sudah bisa berdiri, Young Ho langsung memeluknya, tangis Joo Eun tumpah dipelukan Young Ho karena rasa rindu yang mendalam.

Oh My VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang