~Author POV~
Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Awin dan Dicky sudah sampai di taman belakang sekolah.
Dicky mulai merogok sakunya dan mengeluarkan sebuah pisau yang tajam. Sama halnya dengan apa yang Awin lakukan.
Awin merogok saku celananya dan mengeluarkan pisau kesayangannya itu. Dengan perlahan mereka mulai mendekati satu sama lain tanpa rasa takut sedikitpun.
Muka mereka hanya berjarak 30cm saja sekarang. Tapi, tak ada pergerakan tiba-tiba dari mereka ber2.
Dicky mundur secara perlahan, entah kenapa ia menjauhi Awin dengan tatapan aneh.
"Kau takut padaku?" tanya Awin menantang Dicky.
"Tentu saja tidak, bodoh" balas Dicky.
Dicky kembali melangkah maju, sedangkan Awin hanya diam melihat tingkah laku musuhnya ini.
"Kapan kita battle?" tanya Awin pada Dicky.
"Oke... ayo kita selesaikan disini" balas Dicky sambil berjalan mendekati Awin.
"Hiyaaa" teriak Dicky.
Awin melangkah mundur karena tusukan Dicky hampir tertusuk tepat di dadanya. Dengan cepat Awin membalas menghujamkan pisaunya tepat di kepala Dicky.
Pisau milik Awin hampir mengenai bola mata Dicky. Tetapi, Dicky menendang perut Awin hingga terpental mundur.
"Uhak..." batuk Awin sambil memegangi perutnya.
"Got you!" teriak Dicky.
Plak....
Awin menggunakan tepukan kejut dan Dicky langsung diam beberapa detik.
Awin langsung berjalan mendekati Dicky dengan senyuman yang normal.
"Apa-apaan dia? Tersenyum disaat ingin membunuh?" tanya Dicky dalam hati.
Dicky tetap melihat kearah pisau yang dipegang Awin di tangan kanannya. Tanpa pikir panjang, Awin melepas pisaunya dan menarik pisau yang berada di saku celananya dan mengacungkan pisau itu tepat di leher Dicky.
"Any last words?" tanya Awin pada Dicky yang tengah duduk di lantai itu.
"Tuh cewe lu di belakang" kata Dicky ingin mengelabui Awin.
Awin langsung menengok kebelakang.
Buk...
Suara tendangan Dicky tepat mengenai kaki Awin dan membuat Awin terjatuh.
"Now my turn's" balas Dicky.
Dengan cepat Dicky bangun dari tempat dan menduduki Awin yang sedang berbaring.
"Hyaaa!" teriak Dicky.
Awin sedang dalam keadaan mendesak. Sedangkan pisau Dicky sudah berada tepat diatas lehernya.
Awin yang sedari tadi memegangi tangan Dicky mulai meremas kedua tangan Dicky hingga kesakitan.
Tek.... tretek...
Suara tulang tangan Dicky yang mulai berbunyi. Sedangkan tatapan kesakitan terlihat dari wajah Dicky yang membuat Awin bertambah semangat memperkuat tangannya.
Treang....
Suara pisau Dicky jatuh tepat disebelah leher Awin. Dengan cepat, Awin langsung mengayunkan tangannya kebelakang yang membuat Dicky mental kebelakang.
Awin menendang pisau Dicky menjauh dari tempat tersebut.
Awin berlari ketika Dicky ingin berdiri, dan Awin berhasil Menabrak Dicky dari depan yang membuat Dicky kesakitan di bagian dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Falling In Love
HorrorLelaki muda yang masih duduk di bangku SMA mengidap kelainan jiwa. Hingga suatu ketika, muncul sesosok wanita di sekolahnya yang membuat ia setengah sadar akan dirinya. Kemunculan wanita ini membuat lelaki ini jatuh cinta pada jumpa pertama. Akankah...