~Awin POV~
Aku berada di kabin tengah hutan milik Karey sekarang. Karena kenekatanku melawan tentara dan polisi aku terluka cukup parah.
Rasanya sangat menyakitkan dan menyenangkan menurutku. Aku berusaha berdiri meskipun susah rasanya untukku berdiri seorang diri.
Terlihat Karey yang menjagaku dari pojok ruangan sambil melihat keluar dari lobang di dinding.
Ingin rasanya aku berjumpa dengan Mollie. Tapi, dengan keadaan seperti ini rasanya akan membuat ia semakin sedih.
Aku memutuskan untuk beristirahat sebentar dan melanjutkan melawan polisi dan tentara tersebut.
Sekitar 1 jam aku beristirahat, Karey mendekatiku.
"Para S.W.A.T sudah didekat dengan kita. Kita bisa lewat pintu belakang, cepatlah kau bangun!" perintah Karey padaku yang masih berbaring disofa.
"Pintu belakang? aku tidak pernah melihat pintu belakang rumah ini" balasku.
"Pintu belakangnya ada didalam kamarku. Jadi tidak ada orang yang mengetahuinya"
"Orang? memangnya ada orang yang mau kesini selain gua?" tanyaku.
"Sudahlah.. cepat bangun dan kita bergegas!"
"Hm" balasku singkat.
Aku langsung bergegas berdiri dan menuju kamar Karey. Sambil memegang perutku yang berlobang dan mengeluarkan darah segar, sambil menahan sakit pula aku berjalan.
"Jalanmu seperti siput" ejek Karey padaku.
"Bantu gua lah kalo gitu biar cepet. Gimana si lu" balasku.
Ia menaruh tanganku dibahunya dan membantuku berjalan. Sambil berjalan, aku menatapnya dengan penuh kasih sayang.
Karena paras mukanya yang sama, membuatku kangen dengan perempuan kesayanganku. Sekarang aku tinggal berdoa saja supaya TUHAN membantu Mollie kelak.
Akhirnya kami sampai di pintu belakang. Dengan tangga yang sudah mulai lapuk, kami berjalan dengan sangat berhati-hati.
Firasatku mengatakan bahwa tentara tersebut beserta polisi sudah sampai di pintu depan rumah ini.
Tok... tok... cittt
Benar seperti dugaanku. Dengan cepat aku mempercepat langkah kakiku dan mulai mencoba berlari.
"Tunggu" bisik Karey padaku.
Brak....
Suara dobrakan pintu depan sudah mulai terdengar. Pantas saja waktu aku sampai disini pintu tersebut susah dibuka. Karey selalu masuk melalui pintu belakangnya menurutku karena pintu belakang sangat mudah untuk dibuka.
Dengan cepat kami meninggalkan kabin milik Karey dan pergi menjauh.
Terlihat di pinggir jalan sudah ditutupi dengan para tentara dan polisi yang berjaga ketat.
Untung saja mereka tidak melihat kami berjalang di belakang mereka.
30 menit kami berlari, kami hampir menuju sekolah.
"Celaka kita akan melewati sekolah" kataku pada Karey.
"Tidak... lihat itu. Temanku sudah menunggu kita" balasnya.
"Teman?"
"Sudahlah... ikuti saja" balasnya.
Aku mengikuti apa yang ia katakan. Aku melihat dari semak-semak seseorang dengan mobil yang cukup besar membuka bagasi yang penuh dengan senjata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Falling In Love
HorrorLelaki muda yang masih duduk di bangku SMA mengidap kelainan jiwa. Hingga suatu ketika, muncul sesosok wanita di sekolahnya yang membuat ia setengah sadar akan dirinya. Kemunculan wanita ini membuat lelaki ini jatuh cinta pada jumpa pertama. Akankah...