Kayra duduk ditaman belakang rumah sakit. Ia memandang beberapa anak kecil yang sedang bermain. Melihat mereka bermain dengan senang dan tertawa lepas membuat Kay tersenyum. Ia merasa menjadi orang yang bodoh karna selalu mengeluh, Kay merasa ia tidak pantas mengeluh. Melihat mereka yang kurang beruntung membuat Kay merasa bersyukur.
"Hai" sapa Julian membuat Kay tersadar dari lamunannya.
"eh ga kekampus?" Tanya Kay pada Julian yang kini sudah duduk di sampingnya.
"Udah" jawab Julian singkat.
"Lo ko disini? Emang ga ada pasien?" Tanya Julian pada dokter cantik pujaan hatinya itu.
"Udah semua si" jawab Kay.
"Nih" Julian tiba-tiba memberikan Kay sekuntum bunga mawar putih.
"Buat gue?" Tanya Kay menunjuk dirinya sendiri.
"Iya lah Kay" jawab Julian sambil mengangguk sebanyak tiga kali.
"Makasi ya" Kay menerima bunga itu dan tersipu malu.
"Udah makan siang?" Tanya Julian pada Kay yang masih senyam-senyum memandang bunga mawar putih itu.
"Udah tadi" jawab Kay.
"Oh" gumam Julian.
Kay masih tersenyum memandang bunga mawar putih yang ia pegang. Merasa bingung pada laki-laki yang duduk di sampingnya itu. Julian selalu melakukan hal diluar dugaan Kay membuat Kay merasa sangat sulit untuk menebak apa yang sebenarnya ada difikiran Julian.
"Ju... kemarin gue liat lo lagi ngumpul sama kembaran lo di taman belakang. Kalian ngomongin apa si? Kayanya serius banget" Tanya Kay
"Em ngobrol biasa aja" Jawab Julian gugup bingung untuk menjawab apa.
"Gue seneng deh kalo liat adek kakak akur gitu"
"Apalagi kembaran kaya lo gini" lanjut perempuan cantik itu.
"Emangnya kenapa kalo kembar? Sama ajakan kaya kakak adek pada umumnya?" Tanya Julian sambil mengerutkan dahinya.
"Beda dong apalagi kembarnya 3 " jawab Kay antusias, bahkan kini ia membenarkan posisi duduknya menghadap ke arah Julian.
"Kembar apa engga sama aja Kay gue ngerasa sama aja antara gue sama Jordan ataupun Justin dan gue sama Jisell. Sama aja mereka sama-sama adek gue" Julian menjelaskan dengan nada yang sangat lembut.
"Iya apa? " Kay memberikan tatapan bingung pada Julian.
"Iyalah apa bedanya?" Tanya Julian.
"Kan pasti beda dong rasanya kalo kita punya kembaran apa lagi kembarannya dua"
"Haha gue malah ngerasa kita aneh"
"Aneh?"
"Iya... kan jarang banget kembar tiga gitu. Gue malah mikir mungkin nyokap gue punya kelainan atau apa gitu sampe bisa ngelahirin tiga anak dalam satu kali mengandung
"Tapi semakin kesini gue ngerasa kalo sebenernya ga ada yang aneh. Ya gue aja yang lebay" kata Julian sambil terkekeh pada akhir kalimatnya.
"Haha tapi kan emang jarang ya Ju kembar tiga. Oh ya kalo gen kembar lo itu dari siapa si?"
"Mama"
"Tante Fiona? Dia punya kembaran?"
"Iya, tapi meninggal sehari setelah lahir"
"Ko bisa?"
"Gatau, katanya si jantungnya lemah"
"Kesian banget ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Brother
Teen FictionMempunyai seorang kakak laki-laki yang cuek, usil, dan rese adalah hal yang menyebalkan. Bagai mana jika ada 3??