Sudah satu bulan Niall mencoba mencari kabar mamanya. Namun, Ia belum juga mendapatkannya. Niall sudah mendapat kabar mengenai Rio. Keadaan Rio sudah membaik dan sekarang Rio sudah berada dirumah. tapi Niall belum ingin menjenguknya.
Namun setelah melewati perdebatan yang panjang dengan Jisell, akhirnya ia pun mau menjenguk Rio lagi. Dengan satu syarat. Jisell harus ikut bersamanya. Dan Jisell pun mengiyakan.
"Sel balik aja deh, papa juga udah sehat kan" ucap Niall saat mereka sudah sampai didepan rumah Rio.
"Ish udah nyampe sini Al, masuk ayuk cepetan"
Niall pun membunyikan klakson mobilnya. Pak Bimo membukakan pagarnya dan ia sangat kaget melihat Niall.
"Mas"
Niall langsung masuk, laki-laki itu memarkirkan mobilnya depan rumah.
"Masuk" ucap Niall pada Jisell yang berdiri diam di depan pintu.
"Ya lo duluan dong Al"
"Ladies first"
"Gantel man"
"Yaampun Sel, tinggal masuk aja si" Niall membuka pintu besar itu. Ia memasuki rumah milik Rio.
"Niall" sapaan perempuan membuat Niall menghentikan langkahnya.
"Mama"
Niall sangat kaget saat ia menoleh dan melihat Mitha. Mitha berdiri mendahapnya. Wanita itu mengenakan dress biru tua yang panjangnya selutut.
Setelah berbincang cukup lama dengan Mitha, Niall pun akhirnya keluar dari kamar ibu kandungnya. Ia berjalan menuju dapur. Ia melihat sesosok perempuan cantik yang ia cari sedari tadi. Jisell, tengah asik berbincang dengan Bu Imah di dapur.
"Sel"
"Eh lo udah selesai?" Tanya Jisell ketika ia melihat Niall kini berdiri disampingnya.
"Udah, tapi pulangnya tunggu papa dateng dulu ya"
"Iya" perempuan berbaju hijau tosca itu tersenyum manis.
"Mama sekarang lagi nyari kerja Sel" Niall memecahkan keheningan diantar mereka. Lelaki itu tidak menatap lawan bicaranya sama sekali. Ia tetap fokus pada jalan dihadapannya.
"Nyari kerja?" Tanya perempuan yang duduk disamping bangku kemudi.
"Iya... dia bilang dia gak enak kalo terus menerus tinggal dirumah papa padahal menurut gue papa gak keberatan dengan kedatangan mama"
"Loh jadi mereka engga..." Jisell menggantungkan kalimatnya. Bingung untuk memilih kata yang mana yang tepat untuk ia ucapkan agar tidak menyinggung perasaan Niall.
"Rujuk?" Tanya Niall yang mengerti dengan arah pembicaraan Jisell.
"awalnya gue juga mikir gitu, tapi nyatanya engga" Suara Niall terdengar seperti seseorang yang putus asa. Mungkin memang itu yang ia rasakan.
"Gue tau papa masih sayang sama mama makanya dia gak nikahin wanita lain. Gue tau Sel walaupun dia gak pernah cerita ataupun nunjukin secara langsung. Buat gue dia itu laki-laki yang paling hebat yang pernah gue temuin.
hubungan gue sama dia emang kurang bagus semenjak perceraian. Wajarlah semua orang pasti akan ngerasain suatu perbedaan dan itu pasti. Gue bandel Sel, jarang pulang kalo pun pulang pasti malem atau bahkan pagi. Tapi dia tetep sabar ya paling cuma ngomel gitu doang.
Dia tetep sayang sama gue walaupun gue udah berubah. Bahkan perasaan dia gak pernah berubah buat nyokap gue. Dia sayang sama mama. Dia gak pernah ngelirik wanita lain. Gue tau dia nyerein mama juga pasti karna dia sayang sama mama. Dia mau liat mama bahagia makanya dia nurutin permintaan mama buat cerai. Gue tau itu makanya gue pilih ikut dia, gue gak mau liat dia kesepian. Gue sayang dia Sel"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Brother
Ficção AdolescenteMempunyai seorang kakak laki-laki yang cuek, usil, dan rese adalah hal yang menyebalkan. Bagai mana jika ada 3??