"Cieee yang abis telponan sama pacar" ledek Jordan pada Julian yang baru saya memasuki dapur.
"Apaan si?" ucap Julian dari balik pintu kulkas. Lelaki itu menggambil satu kotak besar jus Mangga dan menuangkan kedalam gelas.
"Kay apa kabar?" tanya Jordan yang masih sibuk dengan makanan dihadapannya.
"Baik, dapet salam lo dari dia" Julian ikut duduk di bangku meja makan bersama Jordan.
"Thanks" ucap Jordan sambil mengunyah nasi didalam mulutnya.
"Jisell mana?" tanya Julian.
"Jalan sama anak kunyuk" jawab Jordan dengan nada kesal.
"Eh lo harusnya bersyukur Jisell sama Niall bukan sama temen lo yang lain" Ucap Julian dengan sedikit tertawa.
"Lah emang temen gue yang lain kenapa?" tanya Jordan dengan wajah heran.
"Ya menurut lo?" Julian terlihat sedikit jengkel.
"Eh jangan gitu dong temen gue kan cerminan diri gue sendiri juga" ucap Jordan "widiih tai banget bahasa gue"
"Haha gak sumpah maksud gue tuh ya Niall kan yang paling bener diantara temen lo yang lain ya jadi mending lah"
"Iya si, temen gue yang paling lurus cuma Niall doang" ucap Jordan terlihat seperti memikir.
"Haha paling lurus"
"Ya iyalah yang Laen lo tau sendiri temen gue belok semua apalagi Romeo dia mah udah bukan belok lagi tapi puter balik"
"Tapi kan sepi kalo gak ada si Romeo"
"Iya si... Hahh untung temen"
"Mama mana?" tanya Justin tiba-tiba, lelaki itu membawa sebuah paper back berukuran besar berwarna biru tua.
"Kenapa emang?" tanya Julian.
"Nih dari temennya siapa ya tadi namanya gue lupa" Justin meletakan paper back diatas meja makan.
"Apaan tuh?" tanya Jordan.
"Biasa cewe" jawab Justin.
"Oh iya nih dari Nadine" Justin memberikan sebuah amplop yang ia ambil dari kantong celana jeans-nya.
"Apaan nih?" Julian meraba amplop.
"Surat cinta jangan-jangan wih gila Nadine cute banget" ledek Jordan.
"Ngaco aja lo" Julian menoyor kepala Jordan.
"Coba liat sini" Jordan merampas surat itu dari tangan Julian.
Jordan membuka amplop berwana coklat itu. Lelaki itu terlihat sangat serius dengan apa yang ia kerjakan saat ini.
"Astaga gila gila" Jordan menggelengkan kepalanya.
"Coba liat dong" Julian dan Justin penasaran.
"Suuuttt ntar dulu ntar dulu" ucap Jordan.
"Itukan buat gue sini balikin" Julian mencoba mengambil kembali amplop miliknya.
"Engga sumpah lo pasti seneng liat ini sumpah Nadine baik banget" Jordan menjauhkan amplop itu dari jangkauan Julian.
"Apaan si? Jangan bikin penasaran si Jo" Justin yang kali ini sudah sangat penasaran.
"TARRRRAAA " Jordan menunjukan isi dari amplop itu.
Bertapa terkejutnya Julian dan Justin ketika melihat isi amplop yang diberikan Nadine untuk Julian. Amplop itu berisi sebuah tiket pesawat ke bali beserta tiket hotel
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Brother
Teen FictionMempunyai seorang kakak laki-laki yang cuek, usil, dan rese adalah hal yang menyebalkan. Bagai mana jika ada 3??