Chapter 27

1.4K 78 0
                                    

My love is alive and not dead. I'll be the greatest fan of your life  

Pernahkah kalian merasa mencintai dan dicintai begitu dalam hingga rasanya tidak ada hal lain yang kalian butuhkan selain dia yang kalian cintai?

Pernahkah kalian merasa bahwa kalian tidak membutuhkan oksigen untuk bernafas karena satu-satunya hal yang kalian butuhkan hanya dia yang kalian cintai?

Pernahkah kalian berfikir bahwa segala hal di dunia ini hanya tentang cinta dan dia yang kalian cintai?

Mungkin sebagian dari kalian pernah merasakannya. Bagaimana rasanya? Mengagumkan bukan? Itulah yang saat ini ku rasakan. Tidak peduli sejauh mana langkahku ini akan membawaku menjauh, hanya Justin yang ku butuhkan. Selama ini aku menganggap bahwa Romeo dan Juliet adalah sebuah penggambaran cerita cinta sejati yang konyol juga tidak penting. Itu hanya sebuah telenovela yang dilebih-lebihkan. Akan tetapi, sekarang aku mengerti benar bagaimana cinta itu dapat menguasai jiwa manusia. Cinta itu memang luar biasa mengagumkan. Hanya saja, beberapa orang terlalu memujanya hingga menyabutkan bahwa cinta itu buta. Menurutku itu tidak benar.

Cinta tidaklah buta. Yang buta adalah hati dan fikiran yang tidak bisa mengontrol bagaimana cinta tumbuh pada diri mereka. Dalam cinta diperlukan pemahaman agar cinta tidak memberikan penderitaan dan juga kesengsaraan. Jadi siapa yang menyangka bahwa cinta bisa menjadi bumerang ketika seseorang terlalu menganggungkan cinta?

Aku tidak seperti mereka. Mungkin saat ini aku sedang gila akan cintaku pada Justin. Tapi aku masih menjaga logikaku agar tetap berjalan. Aku menjaganya tetap bersih sehingga aku dapat memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Keinginanku hanyalah berjalan selama mungkin bersama Justin atas nama cinta. Dan jika cinta itu berhasil menguasai diriku, maka cinta akan menghentikan langkahku saat itu juga. Mengacaukan harapan yang selama ini dengan susah ku bangun dan menjatuhkanku ke lembah yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya.

Jadi, itulah pesanku mengenai cinta.

Tidak percaya? Itu terserah pada kalian.

Yang terpenting adalah aku akan mendapatkan hari yang mengagumkan besok. Aku akan memiliki hari yang akan menjadi sebuah sejarah dalam hidupku. Ya. Sebuah pernikahan. Pernikahanku dan Justin tentu saja. Pernikahan yang sejak bersama Justin menjadi sebuah mimpi indah bagiku.

Dua bulan sudah berlalu semenjak kejadian luar biasa Justin yang melamarku di pernikahan Carla. Itu adalah momen yang tidak mungkin bisa ku lupakan sepanjang hidupku. Aku dan Justin masih sering membahasnya. Dan aku masih sulit percaya bahwa orang semacam dirinya akan mampu melakukan hal semanis itu di depan ratusan orang. Sungguh sesuatu yang sangat jarang terjadi.

Perutku memang tidak lagi ramping saat ini. Tapi itu tidak membuatku maupun Justin menunda pernikahan kami. Setelah pertunangan itu, Justin segera mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan besok. Termasuk tempatnya. The Plaza Hotel menjadi pilihannya. Ku pikir ini terlalu mewah untuk kami. Namun ketika aku mencoba mengingatkan Justin, pria itu hanya menjawab dengan logat menyebalkannya. 'Aku jutawan Annie. Untuk apa uang-uang itu kalau tidak untuk dihabiskan.' Ungkapnya kala itu. Setidaknya dia ada benarnya juga.

Ngomong-ngomong tentang Justin. Aku merindukan pria itu. Kami sudah tidak bertemu sejak pagi tadi. Terakhir aku menemuinya adalah waktu kami sarapan bersama. Itu berarti sekitar tiga belas jam yang lalu. Orang-orang melarang kami untuk bertemu meskipun saat ini kami berada di hotel yang sama. Ku pikir Justin sedang menikmati malam lajangnya bersama Van, Sam, Young, Leo dan beberapa teman prianya yang lain. Berpesta dengan cerutu serta rum maupun gin mereka. Aku juga akan melakukan hal yang sama. Para gadis akan segera tiba di kamarku sebentar lagi. Kami akan melakukan beberapa kegiatan gila bersama.

Do Not Compare (by Aulia Delova)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang