Epilog

1.9K 100 6
                                    

4 Juli. Sebuah hari terpenting untuk para warga Amerika. Sebuah hari di mana akan selalu menjadi satu hari spesial sepanjang tahunnya. Warna biru, merah dan putih akan di temukan di setiap sudut jalan di seluruh Amerika. Hari Kemerdekaan. Dan khusus untuk tahun ini, aku akan merayakan hari kemerdekaan pertama-ku bersama dengan seorang putri kecil secantik bidadari yang mengagumkan. Allona Flo Bieber. Bunga yang tangguh. Putri pertamaku dan Justin yang sangat lucu dan menggemaskan. Dia baru berumur delapan bulan. Aku suka nama yang ku temukan bersama Justin. Kami memang mengharap Ally akan tumbuh menjadi gadis yang secantik dan seindah bunga namun dia kuat seperti seorang panglima.

Aku sesekali melirik Ally yang berada di pangkuan Justin dan sedang memainkan sebuah boneka kubus beludru merah muda kesayangannya. Dia terlihat begitu menggemaskan dengan dress merah muda dan bando bunga yang ia kenakan. Meskipun rambutnya masih begitu tipis – bahkan hampir tak terlihat – namun itu tidak meninggalkan keelokan wajahnya.

Justin dan Ally terduduk di depan perapian, tepat di atas karpet ruang keluarga. Sedangkan aku berada beberapa meter di depan mereka. Bekerja di konter dapur dan menghias kue tart yang khusus ku buat untuk hari ini. Sebuah kue berbentuk kotak yang ku hias menyerupai bendera USA. Sudah dari pagi tadi aku berkutat di dapur, mempersiapkan makanan untuk hari perayaan ini. Sendiri. Satu-satunya orang yang membantu pekerjaan rumah, kami liburkan hari ini. Merepotkan sebenarnya. Tapi beruntung Justin dapat sedikit membantu dengan menjaga Ally untuk beberapa waktu cukup yang lama. Yah, meskipun tentu dia memiliki sedikit kesulitan dalam melakukannya.

Dan sekarang sudah lewat tengah hari. Kue ini adalah makanan terakhir yang telah ku siapkan setelah bacon waffle, ayam goreng, sandwich keju panggang, pai ceri, brownies cokelat dan juga mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat burger. Untuk minumannya, ada beberapa botol Daniels, mix berry shake, ice cream buah, cocktail semangka dan margarita. Banyak bukan? Itu karena aku tidak hanya akan merayakan hari ini bersama Justin dan Ally saja. Melainkan beberapa teman dan keluarga akan bergabung dengan kami. Justin merencanakan sebuah piknik keluarga di kebun belakang rumah sambil membakar beef untuk burger. Sebuah rencana yang sempurna di hari yang istimewa. Cuaca awal musim panas juga sangat mendukung.

"Dan .... selesai." Aku meletakkan cream kocok di atas meja konter setelah selesai membuat bintang-bintang putih di ujung kue.

Pandanganku tertuju pada Justin. Dia tersenyum padaku. Tangannya memegang perut Ally dengan erat. Saat ini, Ally belum bisa dibiarkan duduk sendiri. Dia masih butuh latihan untuk melakukannya.

"Itu terlihat menakjubkan." Ungkapnya. Ally mengeluarkan suara kecilnya yang lucu sambil memukul-mukulkan boneka kubusnya ke lantai. Terlihat menikmati waktu yang ia miliki sendiri. Oh. Gadisku yang manis.

"Dari mana kebohongan itu berasal? Kau bahkan tidak bisa melihatnya dari sana." Tanganku meraih bagian belakang tubuhku dan melepaskan ikatan celemek yang ku kenakan. Kemudian menaruh celemek tersebut di atas meja konter.

"Aku memprediksikannya." Justin menjawab dengan seringaiannya. Pandangan pria itu turun kepada Ally. "Benarkan my baby girl?" Dia mencubit pelan pipi tembem Ally. Gadis kecil itu kembali mengeluarkan suara kecilnya yang terdengar seperti gemericik air terjun di tengah musim panas. Sungguh menentramkan dan membuat hati begitu bahagia hanya dengan mendengarnya saja.

Aku berjalan menghampiri mereka. Menempatkan diriku di samping Justin dan bersandar pada sofa. Tanganku terjulur untuk mengambil Ally dari Justin dan mendudukkannya menghadapku. Ku kecup hidung kecilnya dan dia kembali terkekeh. Itu membuatku tersenyum.

"Mom...Mom..." Dia meracau seperti biasanya. Hanya itu yang bisa dia ucapkan untuk saat ini.

"Anak pintar." Aku menempatkannya di pangkuanku. Menghadapakan wajahnya kepadaku. Ally menjatuhkan boneka kubusnya, tangan mungil miliknya mencoba meraih wajahku.

Do Not Compare (by Aulia Delova)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang