Prolog

536 33 3
                                    

Lee Sooman menggenggam erat senapan angin di tangannya.

Sore itu, dia tengah duduk santai di depan televisi yang tidak benar-benar dia tonton sambil membaca koran dan menyeruput kopi hitamnya, saat sebuah suara gerungan mesin mobil terdengar di halaman depan rumahnya.

Itu bukan masalah kalau rumah Sooman terletak di perumahan padat penduduk dan memiliki banyak tetangga di sekelilingnya, tapi, berhubung rumah Sooman terletak di pinggiran kota dan tetangga terdekatnya berjarak 10 mil dari rumahnya, itu jelas menjadi sebuah masalah.

Terlebih karena saat ini dia tinggal sendirian.

Sekalipun usianya sudah tidak muda lagi, Sooman terhitung masih cekatan. Dia bergerak dengan cepat untuk mematikan televisi dan semua lampu di rumahnya, kemudian pergi ke gudang belakang untuk mengambil senapan anginnya yang selalu terisi penuh-untuk berjaga-jaga barangkali ada situasi genting.

Dan sekarang situasi genting itu terjadi.

Sooman mengintip lewat jendelanya yang tertutup tirai, memperhatikan sebuah mobil sedan yang cukup panjang berwarna hitam metalik tengah parkir di halaman rumahnya. Segera setelah mesin mobil itu berhenti, seorang pria paruh baya, sedikit lebih muda darinya, dengan rambut yang sudah agak memutih, jaket kulit berwarna coklat yang sudah lusuh dengan celana jeans dan sepatu bot turun dari bagian pengemudi.

Lee Sooman nyaris menghentikan napasnya saat dia melihat wajah pria itu.

"Kau?" bisiknya.

The Beginning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang