Bonus Chapter : Jimin

174 17 4
                                    

Kalau kalian mau tau siapa cewek tercantik di dunia ini—setelah ibuku, tentu saja—aku akan dengan lantang meneriakkan nama Hyunjae.

Shin Hyunjae, nama cewek itu, adalah pacarku selama kurang lebih dua tahun terakhir. Seperti yang aku bilang barusan, dia itu benar-benar cantik. Serius, begitu pertama kali melihatnya waktu aku masih dalam masa pelatihan dulu, aku nggak bisa memalingkan pandanganku darinya. Diantara cewek-cewek lain yang ada hari itu, mata dan hatiku hanya bisa melihat Hyunjae, cewek manis dengan dandanan sederhana tapi cantik luar biasa.

Pada detik itulah, aku langsung jatuh cinta sama dia.

Akhirnya, atas saran temanku, Hoseok, aku mulai memberanikan diri untuk mendekatinya. Aku sadar bahwa sikapku saat pertama kali mengajaknya berkenalan persis seperti anak TK yang malu-malu berkenalan dengan teman barunya.

Malu-maluin banget.

Untungnya Hyunjae baik, dan dia memperkenalkan dirinya sendiri dengan senyuman yang super manis—membuatku rasanya bisa-bisa kena diabetes kalau lihat senyumannya itu terus menerus. Aku nggak lebay, aku serius.

Istilah kerennya sih, aku melakukan aksi 'PDKT' kepada Hyunjae, dan aku bersyukur banget karena aksiku berjalan mulus. Aku kagum sama dia karena selain dia cantik, manis, menawan, dia juga memliki otak yang luar biasa jenius—bahkan dia lebih pintar dariku—dan yang paling membuatku takjub adalah,

Cewek itu seorang hacker.

Maksudku, ayolah, jarang-jarang kan kamu ketemu sama hacker jenius yang cantik?

Akhirnya, tepat beberapa hari sebelum aku ditugaskan untuk pertama kalinya bersama Dara noona, aku mengajak Hyunjae pacaran. Lagi, aku melakukannya dengan gaya yang menurutku culun banget, tapi aku senang karena Hyunjae nggak menertawakanku dan malah terlihat begitu senang saat aku memintanya menjadi pacarku.

Dengan hanya bermodalkan bunga mawar merah yang disarankan Hoseok plus sebuah coklat yang kubeli di mini market, aku 'menembak' Hyunjae, dan pada hari itu juga kami resmi pacaran.

Pada hari itu, aku bersumpah aku bakal terus menyayanginya apapun keadaannya.

Nggak terasa, sebentar lagi adalah hari anniversary-ku dan Hyunjae yang ketiga tahun. Aku memang sudah menyiapkan berbagai rencana kejutan romantis untuknya, tapi sayangnya saat ini momennya agak kurang pas. Aku lagi dalam sebuah misi bersama Dara noona dan Hyunjae juga ikut terlibat, dan berhubung misi ini misi yang serius, nggak mungkin kan aku sibuk pacaran sama Hyunjae sementara ada banyak bahaya menanti kami diluar sana?

Jadi, pada akhirnya, aku memutuskan untuk merayakannya nanti, saat misi ini sudah selesai dan suasananya sudah tenang. Barulah, dengan begitu aku bisa puas pacaran sama Hyunjae. Hehehe.

"Kamu nggak tidur?" tanya Hyunjae, membuyarkan lamunanku.

Aku—yang semula sibuk menatap keluar jendela tapi bayanganku melayang kemana-mana—menatapnya kemudian tersenyum. "Nggak ngantuk."

Hyunjae tersenyum kemudian ikut-ikutan duduk disampingku.

"Tidur sana, besok kan kita harus berangkat pagi-pagi banget." katanya, kemudian menyandarkan kepalanya di pundakku.

Aku tersenyum kecil kemudian menciumi rambutnya pelan. "Iya deh, bentar lagi."

"Chim?" tanya Hyunjae lagi, kali ini nadanya terdengar agak serius, membuatku langsung dihujani pikiran yang macam-macam.

Waduh, ada apa, nih?

"Kenapa?" aku balik bertanya.

Hyunjae menghela napasnya kemudian menatapku, jarak kami berdua nggak lebih dari sepuluh sentimeter sekarang.

Matanya yang indah bertatapan langsung dengan mataku, dan saat aku lagi asyik-asyiknya mengagumi keindahan matanya, Hyunjae berkata,

"Kalau kamu sakit badan gara-gara tidur di sofa terus dari kemarin, mendingan sekarang kamu tidur satu kasur sama aku, yuk."

Ya ampun. Aku kira ada apa.

Aku tertawa kemudian mengacak-acak rambutnya. "Nggak apa-apa kok."

"Ih, aku serius." kata Hyunjae lagi, dan aku nggak bisa menahan diriku sendiri untuk nggak mencubiti pipinya. Dia gemesin banget.

Kenapa ya bisa ada makhluk ciptaan tuhan seindah ini?

"Mending aku yang tidur di sofa daripada kamu. Lagian aku kan Superman, tidur di sofa doang mah kecil." balasku.

"Aku nggak mau kamu sakit." katanya pelan.

Aku tersenyum kemudian memiringkan kepalaku sedikit untuk mengecup singkat bibirnya, bibir manis yang selalu jadi kesukaanku. Hyunjae tersipu malu kemudian menutupi pipinya yang mulai bersemu merah.

Imut.

"Apaan sih main nyosor!" serunya sambil mendorongku pelan, membuatku tertawa keras-keras.

"Siapa suruh naruh muka kamu deket muka aku?"

"Ih." dengusnya, setelah itu aku mencium pipinya karena aku beneran gemes sama pacarku ini.

"I love you, Hyunjae-ku." kataku, kemudian aku merangkul tubuh pacarku yang terhitung mungil itu. Merangkulnya seperti ini membuatku merasa aku adalah orang yang paling beruntung sedunia.

Sekalipun aku nggak melihat wajahnya, aku tau, Hyunjae lagi tersenyum.

"Love you more, Chim."

"Ya ampun, ditinggal bentar malah asyik pacaran."

Tahu-tahu saja Dara noona sudah ada di belakang kami berdua, membuatku dan Hyunjae buru-buru berdiri sambil memasang senyuman garing kami sementara Dara noona melipat kedua tangannya sambil menaikkan sebelah alisnya, menatap kami berdua dengan tajam.

"Kalian nggak abis ngapa-ngapain, kan?" tanyanya dengan nada judes. Berada dalam sebuah misi dalam jangka waktu yang cukup lama bersama Dara noona membuatku sudah hapal betul sama sifatnya.

Aku menggeleng kemudian menjawab, "Ngggak kok noona."

"Hyunjae, dia nggak macem-macemin kamu kan?" tanya Dara noona, menatap tepat kearah Hyunjae sementara aku malah dicuekin sekarang.

Hyunjae menggeleng kemudian tersenyum lebar.

"Nggak kok unnie, kami berdua nggak macem-macem, serius."

Dara noona menghela napasnya kemudian berkata, "Bagus. Kalau mau macem-macem tunggu sampai kalian nikah, oke?"

Aku tertawa mendengar perkataannya kemudian membalas, "Siap noona, doakan semoga aku bisa cepat-cepat nikah sama Hyunjae ya."

Kami semua tertawa mendengar ucapanku barusan, kemudian Dara noona menghempaskan badannya di kasur miliknya, terlihat agak kecapekan. Mungkin merawat Donghae hyung yang terkena hangover itu cukup menguras tenaganya.

"Siap-siap ya, besok kita bakal sibuk banget." kata Dara noona, sementara aku dan Hyunjae memilih untuk duduk di kasur yang berada di sampingnya.

"Hyunjae, kamu yakin mau ikutan? Kamu masih ada kesempatan untuk mundur, loh." lanjutnya, membuat pacarku langsung menggelengkan kepalanya.

"Aku nggak akan mundur unnie. Lagian aku udah ada disini, buat apa aku mundur lagi? Ayolah, ini pasti bakalan seru."

Mendengar Hyunjae berkata seperti itu, aku tersenyum kemudian mengacak-acak rambutnya lagi.

Aku punya pacar terkeren di seluruh dunia.


The Beginning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang