Yuri

148 22 7
                                    


Kalau bukan untuk acara charity sialan ini, aku ogah pake gaun.

Serius, sekalipun aku ini cewek tulen, aku lebih suka pakai kaus oblong atau kemeja dengan celana jeans dan sandal jepit. Tanya saja sama Donghae, aku nyaris tidak punya sepatu heels atau apalah itu namanya. Dan lagi, aku benci make up. Sekarang saja mukaku mulai terasa gatal dan kayaknya sebentar lagi aku bakal mengambil apa saja yang ada di meja untuk menggaruk mukaku.

Sekali lagi, semuanya aku lakukan demi acara charity sialan ini.

Saat ini, aku lagi berdiri di dekat sebuah panggung dengan banner besar-besar di belakangnya yang bertuliskan;

"Charity for Humanity

By OrionCorp

2016"

Iya sih, emang tidak ada yang aneh dengan tulisan itu, tapi yang bikin aku agak eneg adalah nama Taehyung yang ditulis cukup besar di bawahnya. Iya, aku tahu, dia CEO perusahaan ini jadi wajarlah kalau namanya ditulis sebesar itu, but hell,

Apa orang-orang ini tidak tahu siapa Taehyung sebenarnya?

"Katanya acara charity, tapi yang datang semuanya pake baju mahal." desis Donghae, yang sejak tadi berdiri di sampingku dengan segelas air mineral di tangannya.

Ya, si tengik itu kapok minum bir lagi.

Percaya deh, dia kelihatan cupu banget waktu hangover kemarin. Yeah, gayanya memang masih agak sok-sokan kuat di depan Dara tapi tetep aja, dia cupu abis. Bahkan untuk sekedar pergi ke toilet saja dia harus pegangan sama tembok.

Payah banget.

"Yang diundang kan pengusaha sama orang terkenal setempat, jelas lah pakaiannya bagus-bagus." balasku, sambil menyelipkan rambutku ke belakang telinga kananku. Fyi, hairstyle dan make-up bahkan dress yang aku pakai hari ini semuanya pilihan Dara. Awalnya aku sendiri yang mau pilih, sih, tapi Donghae meminta—dengan sedikit memelas—kepada Dara supaya memilihkannya untukku, dia bilang kalau aku yang pilih sendiri dandananku bakal kayak preman.

Sialan emang.

"Yeah but it's kinda ironic, right?" dengusnya, dan aku diam-diam membenarkan pernyataannya.

Ya, ironis banget saat orang yang mengadakan acara pelelangan untuk beramal tapi mereka sendiri malah menghamburkan uang banyak hanya demi membeli pakaian mahal.

"Acaranya mulai jam berapa sih?" tanyaku, membuat Donghae langsung melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Harusnya sih sepuluh menit lagi." jawab Donghae, kemudian dia merapikan dasinya yang mulai agak bengkok. Untuk acara ini, dia memakai tuksedo berwarna hitam lengkap dengan dasi berwarna merah. Rambutnya—yang biasanya dia biarkan acak-acakan kayak bulu domba—kali ini disisir rapi dan sedikit diberi gel rambut.

Tentunya, tuksedo yang dia pakai itu bukan punya dia, dia pinjam punya paman.

Hell, harus aku akui kalau dia jadi lumayan ganteng setelah pakai tuksedo.

"Taehyung sebentar lagi datang." kata Dara, yang tahu-tahu sudah ada di sampingku. Pacar kakakku itu terlihat semakin anggun dengan balutan dress berwarna biru tua yang serasi dengan sepatu heels berwarna biru laut yang dikenakannya. Riasannya simpel, bahkan tatanan rambutnya juga cukup sederhana, tapi begitu pertama kali melihat Dara dengan dandanan seperti ini aku berani bersumpah Donghae nyaris tidak berkedip sambil membuka mulutnya lebar-lebar.

The Beginning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang