Sepertiga malam aku mendengar dari luar rumah seperti ada sahutan suara dentuman riuh,
Ternyata alunan itu berasal dari ringkihan anak-anak yang ingin membangunkan untuk sahur.Aku tersadar bulan ini bukan bulan Juni biasa,
Bulan ini adalah bulan penuh syukur dan cinta namanya Ramadhan.Setiap hembusan amal yang kita tarik dan keluarkan,
Akan menjadi hitungan pahala untuk akhir hayat nanti saat bumi telah usai masanya.Setiap desahan lelah karena menahan lapar dan dahaga,
Akan menjadi nikmat saat sabar itu terbayar dengan timbangan berat ketika dihisab di depan Allah ta'alla.Senja menyapa dengan semburat merah mega,
pertanda dengungan surau akan membahana membelah angkasa pura.
Sudah sampai pada titik di mana rasa lelah ini akan berubah menjadi suka cita,
Saat di atas meja terpampang makanan dan minuman penggugah selera.Kini senja berpamitan dan malam pun menjadi saksi keindahan bulan Ramadhan,
Karena sudah waktunya langkah kaki ini menapaki jalan menuju rumah ibadah,
Yang tak pernah lupa merapalkan dzikir pada tiap setapaknya.Dengan perut yang sudah mulai begah karena santapan di bulan Ramadhan adalah berkah,
Di atas sajadah ini aku menyerukan ampunan pada Yang Maha Kuasa,
Atas salah dan khilaf saat bertingkah pola seperti seorang khalifah yang mengangkat tinggi dagunya.
Dan berdoa agar dapat dipertemukan pada Bulan Ramadhan yang selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sejuk
PoetrySejumput aksara tergurat asa Terbendung resah Jengah [Fri, July 22nd 2016. 8:54 p.m Ranking #2 in Poetry] [Tue, July 19th 2016. 10:59 p.m Ranking #5 in Poetry]