Jika saya tahu
bahwa senja dua hari lalu adalah saat perbincangan terakhir kita, maka saya tidak akan memaksa diri untuk berhenti bicara.
Jika saya tahu
peluk hangat itu takkan lagi ada, maka saya tidak akan mengangkat diri dari dada bidangmu, hanya agar saya bisa terus menghitung degup jantungmu yang mengalun sendu.
Jika saya tahu
kamu akan pergi seperti ini, maka sejak awal seharusnya kamu jangan datang. Karena untuk apa jika datangmu membawa luka, hadirmu menyesakkan dada dan sikapmu mematahkan hati yang berongga.
Saya mencintaimu, saya ingin kamu menjadi terakhir di hidup saya; bukan malah berakhir dengan saya berusaha membencimu
Saya benci kenyataan ini, jika saja kamu mau tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sejuk
PoetrySejumput aksara tergurat asa Terbendung resah Jengah [Fri, July 22nd 2016. 8:54 p.m Ranking #2 in Poetry] [Tue, July 19th 2016. 10:59 p.m Ranking #5 in Poetry]