Sendiri

1.7K 95 30
                                    

Malam ini saya bercengkrama dengan hujan perihal tetesannya yang jatuh melukai tanah. Lukanya mungkin sebanding dengan hati saya, ketika terluka berulang kali oleh perasaan sendiri namun tidak pernah ingin berhenti.

Sebab apa-apa yang dapat menyembuhkan hanya rasa yang terbalas semata.

Saya hanya bisa merenungi mimpi-mimpi di kala senja, ada saat di mana kamu mengecup saya dengan untaian kata manis seakan saya adalah perempuan paling cantik, selain Luna Maya.

Ada saat kamu menyatakan cinta dengan saksi matahari jingga dan bulan yang malu-malu di balik sinarnya, maka saya mungkin akan menjadi perempuan paling beruntung di mata dunia.

Akan tetapi, semua hanyalah kepulan imaji kecil dalam otak saya sebab pada akhirnya semua tidak seindah harapan. Selalu. Saya yang akan selalu tersakiti oleh delusi saya sendiri.

Saya membiarkan diri terus menerus larut dalam memori silam perihal kamu yang menegaskan untuk tidak pernah ingin menodai persahabatan ini.

Bahkan ketika saya mencoba menjelaskan bahwa kita bisa bersama melebihi sahabat, sedang kamu memilih tetap kukuh pada pendirianmu.

Bukankah kamu sendiri yang melukai perasaan saya dengan cara memberikan harapan lebih, namun tidak ingin jauh dari kata 'sahabat sejati'?

Saya menyerah. Saya sudah lelah mendebat denganmu.

Maaf, silakan kamu mencari sandaran lain yang dapat kamu berikan perhatian layaknya seseorang yang tersayang.

Saya juga telah memilih sebuah keputusan: Lebih baik saya sendiri, untuk saat ini.

Dan satu yang harus kamu tahu: i'll always miss you.

Sajak SejukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang