Memelukmu Dengan Doa

2.7K 102 5
                                    

Deringan telfon dari timur menyadarkanku sesuatu; ada yang tidak benar.
Aku mendengar isak tangismu mengiris sembilu hatiku.
Aku ingin memelukmu; Sungguh.
Tapi apa yang aku lakukan?
Hanya ikut menangis bersamamu tanpa melakukan apa-apa—payah.

Aku bodoh. Aku tak berguna.
Aku sangat bodoh. Aku sangat tak berguna.

Rasanya seperti merasakan mimpi buruk dalam lamunan.
Bukan.
Ini semua lebih dari mimpi buruk si Pungguk yang merindukan Bulan.
Namun kenyataan pahit yang harus aku dengar dari temanku; Aku payah.

Semua rasa berkecamuk dalam benakku terutama Kamu—sahabatku.
Sungguh aku tak begitu paham bagaimana hancurnya Kamu saat ini; Aku bodoh, bukan?

Maaf.
Beribu maaf ingin aku lempar padamu saat ini juga.
Bukan.
Bukan kendaliku jika tak dapat mendampingimu hari ini.
Ini semua bukan mauku; sungguh.

Hanya harap yang dapat aku sampaikan padamu.
Walaupun ragaku tak dapat memeluk tubuh rapuhmu; setidaknya izinkan rapalan doaku mengiringi kepergian Ayahmu.

Sekali lagi,
Maaf atas kepayahanku.

Sajak SejukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang