Kutelisik raut wajah sang camar,
Tampak muram tak bertuan.Seperti ada kesedihan,
Yang tersirat dari sorot matanya.Terdengar kepakan camar lain,
Menyahut untuk mengajak pergi.Namun camar itu memilih sendiri.
Tak mau ikut menari dan berlari,
Bersama dengan camar lain.Aku merasakan sang camar,
Sedang dirundung gelisah.Seketika kuingat sebuah masalah,
Ternyata dia rindu pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sejuk
PoezjaSejumput aksara tergurat asa Terbendung resah Jengah [Fri, July 22nd 2016. 8:54 p.m Ranking #2 in Poetry] [Tue, July 19th 2016. 10:59 p.m Ranking #5 in Poetry]