Part 21

86 4 0
                                    

Keesokan harinya Firga bersiap untuk bertemu dengan Haikal. Dia pun tampak mondar-mandir di depan cermin. Jujur saja Firga grogi soalnya ini kedua kalinya bertemu setelah di acara pramuka itu. Kalo gitu, bisa dibilang ini pertama kali ia bertemu Haikal pas lagi jadian. Maka dari itu Firga berusaha terlihat cantik. Dia pun dandan serapi mungkin. Mereka janjian di kedai eskrim yang kebetulan deket sama sekolahan Firga.
Sesampainya di kedai eskrim..
Rupanya Firga yang datang lebih dulu. Dia pun mengabari Haikal bahwa ia sudah sampai. 10 menit berlalu belum ada tanda-tanda kedatangan Haikal. Bahkan pesan-pesan dari Firga pun tak satu pun yang Haikal balas.
Maka dari itu Firga memutuskan untuk menelpon Haikal. Namun sayang, telpon dari Firga gak diangkat.
'Mungkin lagi di jalan Fir.. tenang aja dulu' pikir Firga. 20 menit berlalu. Firga mulai cemas. Haikal kemana sih? jadi enggak sih? Firga berpikir 'Gimana kalo Haikal tiba-tiba pulang ke Bandung?'
Ia segera menepis pikirannya itu, ia pun berpikir lagi 'Ah gak ah, nggak mungkin. Kalo emang misalkan Haikal pulang lagi ke Bandung, kenapa tadi justru dia malah ngajak ketemu sekarang?' Firga membenarkan pikirannya yang satu itu.
Namun sesaat ia berpikir kembali 'Gimana kalo misalkan Haikal kenapa-napa pas mau kesini?' Firga mulai berpikir yang aneh-aneh.
25 menit berlalu. Firga jadi cemas sekaligus kesal. Haikal gimana sih gak jelas deh.
Akhirnya Firga pun memutuskan untuk pulang. Baru keluar beberapa langkah dari kedai, Firga dikejutkan oleh seseorang yang membawa sepeda motor berhenti di depannya.
   "Fir? Ngapain lo jalan kaki? Gila aja kayak anak jalanan banget sih lo" ternyata Resak. Ngapain juga Resak muncul di saat Firga lagi badmood kayak gini. Nambah mood ancur aja.
   "Terserah lo" kata Firga lemah, ia berlalu.
   "Eh tunggu Fir, lo ikut gue aja yuk. Gue anterin pulang deh" kata Resak.
   Firga memandang Resak dengan muka boring. 'Nih anak bisa gak sehari aja pergi dari kehidupan gue' Fikir Firga. Firga memikir-mikir dulu, menerima tawaran Resak atau tidak.
Saat Firga mencoba berpikir, tiba-tiba seseorang menghampirinya.
   "Firga kan?"
   "Haikal?" Firga terkejut. Ingin rasanya ia lompat.
   "Iya. Maaf ya kelamaan tadi aku abis ke toko sebelah dulu biasalah disuruh Ibu" kata Haikal.
Resak yang melihatnya langsung tancap gas. Ia mengendarai sepeda motornya dengan kencang.
   Firga bener-bener bingung. Antara masih kaget sama kedatangan Haikal, sama sikap Resak barusan, katanya mau nganter pulang. Gimana sih.
   "Fir kamu gapapa kan? Maaf ya? Beneran tadi tuh ngedadak banget disuruh nganter ibu ke toko itu" kata Haikal.
   "Hah oh.. iya iya gapapa" kata Firga.
   "Hmmm, tadi siapa Fir? Kok dia main pergi-pergi aja sih?" Tanya Haikal.
   "Oh dia Resak, temen sekelas aku. Tadi kan ceritanya aku mau pulang aja, gak sengaja Resak lewat nah dia nawarin mau bareng enggak, terus kamu kan keburu datang jadi enggak tau deh Resaknya malah pergi gitu aja" jawab Firga.
   "Kok gitu sih?" Bingung Haikal.
   "Ya Resak itu orangnya emang aneh, nyebelin. Udahlah gak usah dipikirin. Hehe" kata Firga. Haikal tersenyum.
   "Maaf ya Fir aku datang telat. Maaf banget. Huhh untung aja kamu gak keburu pulang" kata Haikal.
   "Iya gapapa kok. Maaf juga ya tadi aku udah mutusin buat pulang aja. Tapi sekarang kamu kan udah ada di sini, hehe" kata Firga.
   "Makasih ya Fir" kata Haikal tersenyum. Ia mengajak Firga untuk memasuki kedai eskrim dan memesan eskrim kesukaan mereka.

I Hate You, But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang