The Greatest Suprises

349 5 0
                                    

" Jangan takut akan perubahan. Kita mungkin kehilangan sesuatu yang baik, namun kita akan peroleh sesuatu yang lebih baik lagi"

Hai...hai..readers yang cakep dan cantik..
Dilanjut lagi ya baca ceritanya...semoga suka
Happy reading readers😁😁😁

" Kabur seperti biasanya Nada? "

Mati gue, perlahan gue membalikkan badan gue, mencoba tersenyum manis dan sial...ga berbalas.
" Keruangan saya" Bu bos masuk keruangannya dan gue hanya bisa ngekor tanpa berani menatap para bodyguard handsome ini.

" Duduk" suara bu bos begitu tegas. Gue udah mempersiapkan diri gue menerima perkataan- perkataan pedas. Ya gue pantas sih menerimanya. Dalam artian kalimat yang pantas buat gue adalah orang tak tau diri.

" Ni uang 100 juta, tolong kamu setor tunai ke Bank Bintang sekarang, setelah kita kembali baru kita bicara kamu bagusnya diapain" Kata bu bos santai

What????gue setor uang ke Bank 100 juta, gila...
" Nada bu?" tanya gue memastikan
" Emang menurut kamu siapa lagi?" Suara bu bos masih saja dingin.

" Ibu ga takut saya akan bawa kabur uang ibu? trus saya kan bukan lagi karyawan disini bu" gue menelan saliva gue sambil menunggu jawaban bu bos gue.

" Trus yang menjadi masalahnya dimana? Buruan. Jam makan siang udah selesai kok" tegas bu bos yang membuat gue langsung mengambil tas dan buku tabungan segera.

Gue berjalan keluar tanpa bertanya lagi, bisa ditelan gue ma bu bos kalau terlalu bawel. Gue kira salah satu bodyguard bu bos akan menemani gue eh ternyata ga, gue dibiarin membawa uang 100 juta tanpa pengawalan, kayak bu bos gue error deh.

Ya tentu saja gue ga akan ada niat macam- macam. Selain gue takut dengan kekuasaan bu bos yang paling utama itu dosa lah kalau gue sampe melarikan uang yang tak seberapa ini. Hahahhah, jujur gue punya uang lebih di atm gue. Gue sombong ya...😁😁

Gue memasuki kawasan Bank Bintang, ada sedikit sesak di hati gue. Ini adalah perusahaan Al si pria brengsek yang udah memporakporandakan hati gue, dan bodohnya gue masih mencintainya.
Semoga gue ga bertemu dengan dia ataupun Seruni.

" Semangat Nada" gue menyemangati diri gue sendiri sebelum mendapat sapaan ramah dari security yang membukakan pintu.

" Selamat siang bu" sapa security cakep ini ramah
" Selamat siang, saya mau setor tunai" ucap gue sesopan- sopannya.
" Ini, silahkan diisi ya bu. Ke lantai dua ya" sambil menyerahkan secarik kertas kecil.
" Terimakasih" gue tersenyum simpul sambil berjalan menuju lantai dua.

Nomer antrian 805. Wah nasabah yang kesini udah delapan ratus orang. Gila, banyak banget. Untung sekarang udah nomer antrian 800. Gue segera mengisi data.

Menurut gue simpel banget deh prosedur Bank Bintang ini cuma mengisi selembar kertas kecil, ga perlu lagi pake slip biru,atau hijau atau apalah itu.

Namun walaupun gue tadi mengatakan kalau harapan gue ga ingin bertemu Al, jauh disudut hati yang paling dalam gue mengharapkan sebuah keajaiban bisa melihat dia. Gue sangat merindukannya.

Benar kata pujangga, cinta itu bodoh.
Contohnya aja gue, udah disakiti sesakit inipun gue masih aja merindukannya malah sekarang berharap bisa melihat wajahnya. Bodoh banget.

Nomer antrian 805 di teller 1. Suara lembut dari speaker terdengar dan membuat gue buru- buru berdiri menuju teller 1.

Prang.....bagai pecahan kaca dalam otak gue. Dari sekian banyak orang mengapa mesti Seruni yang menjadi teller 1 coba. Hilang sudah senyum gue,menguap entah kemana.Perih.

" Selamat siang bu, ada yang bisa saya bantu?" Seruni berbicara lembut namun terlihat sedikit terkejut.
" Saya mau setor tunai bu"
" Berapa dan tolong ktpnya bu" Seruni menatap gue dan sesekali tersenyum.
" Saya dari Suara Hati bu, biasa kesini cuma bawa buku tabungan aja"
" Oh gitu, sebentar ya?"
Seruni memencet telpon di depannya
" Pak, tolong segera ke teller. Penting."
Segera Seruni mematikan telponnya dan tersenyum penuh arti pada gue.
Gue ga tau apa yang ada dalam pikirannya, tapi yang gue tau, gue cuma pengen ini segera berakhir. Gue tau, kalau dia tau gue adalah wanita yang di pantai kemarin, yang menatap tunangannya penuh cinta dan emosi. Gue juga tau, kalau dia tau bahwa pesannya di program suarakan hati sampai pada gue dengan sempurnanya.

Nada Untuk AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang