Reason versi Seruni

289 3 3
                                    

" Kau hadir memberi ku bahagia, tapi sekarang kau pergi meninggalkanku sehingga diriku terluka yang paling dalam"

Maaf lama😁😁
Selamat membaca readers😊😘😘

Seruni POV

Aku tak bisa kehilangan Al. Tidak. Tidak untuk yang kedua kalinya.
Telah terlalu banyak yang aku korbankan perasaannya hanya untuk seorang Al. Jadi sampai kapanpun aku tak bisa melepaskannya.

Sejak pertama kali dulu,dua tahun yang lalu, saat dia tersenyum manis setelah menolongku yang hampir terjatuh saat heels ku sedang tak bekerja sama.

Aku bagai melihat malaikat dengan senyum dan mata yang indah, wajah yang sempurna dan tubuh yang sexy.
Tangan yang kekar membuat ku betah bertahan di lengannya.

" Hai, are you okei?"
Itu adalah kalimat Al yang pertama setelah senyuman manisnya.

Kalimat yang membuat Al tidak pernah hilang dari hidupku.
Kalimat yang membuat Al menjadi pria yang aku impikan menjadi imamku.

" Ya, I am fine thanks. Are you a korean?" tanyaku melihat wajahnya yang agak kekorea-korean gitu. Soalnya aku adalah drama fever jadi wajah wajah korea gitu sangat aku kenal.

" No. I am from Indonesia, how about you? " tanyanya balik dan God dia sungguh ramah.

" Ha, serius saya juga orang indonesia loh, asli palembang. Kenalin Joshia Alen" Ucapku sambil mengulurkan tangan. Raut wajahnya langsung sumringah. Ya tentu saja bertemu satu negara di America adalah hal yang menyenangkan bukan.

" Alexander Tsui Hidayat" jawabnya sambil menjabat tangan gue hangat.

Oh my God, tangannya begitu hangat. Hangatnya sampai kehati. Dan aku tak bisa melupakan kehangatan itu sampai sekarang. Aku ingin memiliki rasa hangat itu sampai nanti sampai aku mati.

Alexander adalah pria yang manis, yang menyempatkan menanyakan kabar di sela sibuknya dia, yang akan datang ke apartmen ku saat aku chat I miss You, yang memperhatikan semua kebutuhanku.

Alexander selalu blak- blakan tentang apa yang dia rasa. Begitu juga dengan perasaannya padaku. Jadi aku dari awal pertemuan kami dia mengatakan akan menemuiku dan dia melakukannya tanpa telat sekalipun.

Aku jatuh cinta pada Alexander, pada kehangatan sikapnya, pada kelembutan lakunya, pada manisnya senyuman itu dan poin penutup adalah tubuh yang sempurna.

Malam itu, sebelum dia menghilang dari hidupku untuk pertama kali.

" Sayang, besok aku mau kembali ke Indonesia. Mamiku sakit. She need me. Ada sih adik aku disana tapi sepertinya dia menggantikan Papi di salah satu cabang Bank di Indonesia" Alexander menghelus rambutku sedang aku meletakkan kepalaku di pahanya.

" Ini ga alasan kamu kan buat cari cewek lain" jawabku posesif
" Ya ampun Sayang, hanya kamu. Ga da yang lain. Sekalian aku akan ngomong ke Papi, mami and adik aku kalau aku sekarang udah memiliki calon istri" Ucapnya sambil mengecup keningku pelan dan lembut.

" Serius?" Tanyaku lagi.
" Serius Sayang, mereka pasti gembira. Apalagi adik aku, dia ga bakalan nyangka kalau aku akan segera menikah"
" Tapi kok perasaanku bilang kamu ga bakalan balik lagi" ucapku bercanda padanya
" Aku pasti akan kembali padamu sayang" ucapnya menenagkan hatiku.

Alexander pernah cerita kalau dia memiliki adik laki- laki yang sangat dekat dengan dia. Aku juga penasaran seperti apa adiknya. Dia selalu bilang
" Dia seperti aku"

Mungkin terkesan cepat, tiga bulan saling mengenal membuat aku menyetujui keinginan Alexander untuk segera menikah.
Why not? He love me, I love Him. Tak ada alasan untuk mengatakan tidak bukan?

Nada Untuk AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang